Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

―𝙰𝙱𝙾𝚄𝚃 𝚁𝙴𝙽𝙹𝚄𝙽 𝙰𝙽𝙳 𝚄𝚂


+


+

"Yah, Huang Renjun! Pelan sedikit larinya!" Seruku sambil mengejar Renjun dengan kemampuan lariku yang sangat terbatas.

"Haha! Emang kamu yang larinya lambat." Ejeknya sambil terus berlari.

Bruk!

"Astaga, kalau jalan tuh liat-liat." Ucapku sambil memegangi pelipis kepalaku yang pening akibat terjatuh.

"Harusnya aku yang bilang begitu." Ucapnya.

Eh tunggu...

"Jaemin!?" Seruku ketika melihat orang yang ku tabrak tadi.

"Masih mau main sama Renjun, hmmm?" Tanyanya sambil menjewer telingaku hingga aku bangun dari posisi jatuhku karena jewerannya.

"Iya ampun-ampun. Itu kan hanya bermain, jangan lebay." Ujarku karena tidak suka melihat sikap Jaemin yang begitu posesif.

"Nanti pulang sekolah terima hukumannya." Jaemin pergi begitu saja.

Sementara aku hanya bisa menegguk salivaku dengan kasar dengan harapan Jaemin tidak akan berbuat kasar kepadaku hari ini.


+


Aku berusaha untuk kabur hari ini, kugendong tasku sambil berusaha berlari dari Na Jaemin, pacarku sendiri.

"Renjun, aku kerumahmu dulu hari ini. Jaemin sedang badmood." Kataku kepada Renjun yang sedang mendengarkan musik dengan airpodnya.

Renjun langsung melepas airpodnya "Yasudah, ayo." Ajaknya.

"Antarkan aku sekalian bisa kan? Aku ambil baju seragam dan buku pelajaranku buat besok. Aku nggak mau ketawan sama Jaemin."

"Iya tenang aja, boleh kok. Buat kamu apa sih yang nggak." Ucapnya sambil mencubit pipi kananku dengan seenaknya.

"Sakit tau! Udah ayo cepat, nanti Jaemin keburu kembali daru ruang OSIS." Aku menarik tangan Renjun menuju ke koridor sekolah.

"Iya iya." Pasrahnya.

Aku dan Renjun masih berjalan di koridor sekolah, karena sejujurnya ketika tidak berlari, berjalan menuju ke pintu gerbang sekolah memakan waktu yang cukup lama

Berhubung juga kelasku dan Renjun cukup jauh dari pintu gerbang

"Ekhemm..."

Aku bertanya kepada Renjun "Itu bukannya suara Jaemin ya?"

"Jaemin? Huft... Sudahlah ayo kita pulang saja." Dia dengan buru-burunya berjalan melaluiku.

Namun aku menoleh ke arah belakang dan sumpah demi apapun dia mengagetkanku untuk yang ke 100 kalinya,

Dia ternyata sudah berada di belakangku daritadi, tanpa aku dan Renjun sadari

"Mau pergi kemana?" Tanyanya dengan wajah yang sudah tidak enak.

"Hmm... Pergi ke rumah Renjun, nanti aku kerumahmu sehabis kerja kelompok kami selesai." Aku hanya membuat-buat alasan agar dia percaya.

"Tadi aku sudah tanya wali kelasmu, katanya tidak ada tugas kelompok untuk hari ini. Jadi jangan mencari alasan."

Aku melengeh malas "Ah sudahlah! Kau menang! Iya aku ingin ke rumah Renjun dan tidak ada hubungan denganmu sama sekali."

"Udah ya, gausah bandel. Nanti aku laporin mama kamu." Jaemin menarik kemeja putih milikku dan menarikku seenaknya saja.

"Y/N ayo masu-" Ucapan Renjun terpotong ketika tidak melihatku berada di dekatnya.

"Lah kemane tu anak? Hilih, serem bener." Kata Renjun seraya masuk saja ke dalam mobil dan memilih untuk tidak peduli.


+


"Jujur, apa kamu punya rasa sama Renjun?"

"Udah aku bilang berkali-kali, aku sahabatn doang sama Renjun. Aku nggak pernah suka sama dia." Bantahku untuk yang ke 1000 kalinya karena pertanyaan Jaemin yang itu-itu aja.

"Kamu tau? Aku nggak suka kalau kamu deket-deket sama dia, apalagi kalau kamu mau pergi sama dia kayak gitu aja. Kalau kamu sampe diapa-apain gimana? Aku juga yang kena masalah." Jaemin mengungkapkan kekhawatirannya.

"Iya aku tahu, tapi aku tau Renjun orang baik-baik. Nggak mungkin kalau dia mau apa-apain aku, kamu percaya aja sama dia."

"Kamu nggak tau gimana sifat dia, kamu harus jaga diri. So please, ini demi kebaikan kamu juga."

Aku hanya membalas "Iya. Makasih udah care sama aku, tapi satu hal yang harus kamu tau, sampai gimanapun aku cuman sahabatan sama dia."

"Jangan. Aku gamau kamu sahabatan sama dia." Jaemin langsung menolak perkataanku mentah-mentah.

Karena tidak terima, aku berkata "Kenapa sih aku mau sahabatan aja dilarang? Kan nggak aku jadiin pacar juga."

"Ya sekarang gini, hubungan kita juga berawal dari sahabatan kan? Kalau kamu sahabatan sama dia pasti timbul rasa, tolong... Aku gamau kamu pergi begitu aja." Jaemin memeluk tubuhku dari belakang sambil berkata begitu.

Aku memegang tangan Jaemin yang berpeluk di leherku "Iya, don't worry. Cuman Jaemin yang ada di hati aku. You know how much i love you."

Jaemin tersenyum "I trust you, i love you too." Ucapnya sambil mengecup pipi ku dari belakang.

"Ih nakal banget yaampun, aku laporin mama nih." Ancamku.

"Iya iya sayang, maaf. Kan cuman gitu doang, aku nggak pernah aneh-aneh sama kamu."

"Haha, aku cuman bercanda kok. Gapapa, aku suka kaku sweet gitu jadinya." Kekehku.

"Yaudah deh, udah dulu yuk lovey doveynya. Aku mau belajar." Jaemin melepas pelukannya dan turun dari ranjang.

"Iya, aku juga. Yang semangat ya belajarnya." Aku menyemangati Jaemin.

Jaemin hanya membalasnya dengan anggukan dan senyuman, dan dia langsung mengerjakan tugas-tugas sekolahnya

Ya beginilah kisah cinta sederhanaku bersama Na Jaemin


+

Chapter 1: finish

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro