40. (END)
Ini hari pernikahan gue yang membuat perut gue melilit karena merasa cemas, selain karena gue gak tau Yixing udah apal apa belum sama ijabnya, dua hari yang lalu gue dapet kabar dia masuk IGD karena kelelahan. Dia bahkan sampe diinfus. Makannya hari ini ada ambulance yang stand by ngeri-ngeri kalo pengantin prianya tumbang.
Gue stress sendiri ngebayangin kalau Yixing tumbang pas lagi ijab, bisa-bisa gue jadi nikah di rumah sakit ntar.
Semua tamu undangan udah hadir, tapi Yixing belum juga dateng padahal pak penghulu udah ada di dalam aula. Hal itu membuat gue semakin gelisah.
"Aduh banyak banget ya ujiannya, gue jadi takut," gue udah mau nangis sekarang. Abisnya akad seharusnya sepuluh menit lagi tapi Yixing belum dateng.
"Sabar Git mungkin macet," kata Iim mencoba menenangkan.
Tepat dua menit sebelum akad dimulai Yixing akhirnya memasuki aula yang membuat gue mendengus lega.
Setelah beberapa nasihat yang dilontarkan penghulu, akhirnya ijab kabul dimulai.
Yixing sempat terdiam yang membuat pak penghulu menghentikan prosesinya dan menanyakan apakah dia siap.
Setelah percobaan pertama gagal karena dia gak mengucapkan apapun, gue semakin gelisah.
Gue cuma bisa memilin kebaya yang gue pakai dengan perasaan kalut.
Dan gak lama kemudian, gue ngedenger suara lantang Yixing yang mengucapkan ijabnya dengan lancar dan benar di peecobaan kedua.
Air mata gue sekarang turun karena saking bahagianya.
"Jangan nangis anjir dandanan lo ntar ancur! Sia-sia perjuangan laki lo ntar kalau ngeliat dandanan istrinya kacau!" Joana histeris.
Tukang rias gue udah ribet ngeberesin muka gue sebelum gue disuruh keluar ke aula.
Gue masih sedikit terisak pelan begitu di dudukkan disamping Yixing dibantu oleh teman-teman gue. Yixing langsung panik ngeliat gue nangis.
"Kamu kenapa?" tanya Yixing spontan.
"Kelilipan," jawab gue pelan.
Yixing langsung menangkup muka gue dan meniup-niup kearah mata gue.
Dia melakukan itu di depan semua tamu undangan, orang tua kami, bahkan di depan penghulu!
"Ntar malem diterusnnya woy," gue masih bisa denger suara Jongin disela-sela suara tamu undangan lain yang takjub dengan tindakan Yixing.
"Udah selesai niup-niupnya? Tanda tangan dulu buku nikahnya," kata pak penghulu yang membuat Yixing reflek melepaskan tangkupannya di wajah gue.
Muka gue sama Yixing udah merah gak karuan sekarang, kita sama-sama salah tingkah.
Dia selalu reflek nanganin semua keluhan gue, makannya dia tadi kayak gitu.
Orangtua dia cuma geleng-geleng ngeliat kelakuan dia yang emang suka gak liat situasi.
Akhirnya semua prosesi selesai dan ditutup dengan doa.
Yixing sempet beberapa kali duduk karena ngerasa lemes saat berada di pelaminan, yang membuat gue sedikit takut.
"Yi, kamu kalau gak kuat kita selesai aja pestanya sekarang," kata gue.
"Gak enak Git, kita udah ngundang," jawab Yixing.
"Yq kalau enggak kamu istirahat aja gih sana,"
"Dimana-mana di pelaminan berdua berdirinya, gak sendirian,"
"Tapi kan kamu sakit,"
"Aku lebih sakit kalau ngeliat kamu sendiri disini atau bahkan posisi aku diganti sama orang lain. Aku gak mau,"
Dasar keras kepala..
"Terserah kamu lah," kata gue pada akhirnya.
"Aku pasti sembuh kok nanti malem," kata Yixing yang membuat gue mengerutkan alis.
Kenapa harus nanti malem?
Seakan mengerti dengan wajah gue yang penuh tanda tanya, Yixing pun ngomong, "temen-temen udah beliin kado khusus buat kita katanya,"
Gue baru inget kalau temen-temen Yixing otaknya geser semua. Pasti kado dari mereka gak jauh dari yang aneh-aneh.
"Sembuh dulu, baru mikirin itu nanti,"
"Serius nanti malem aku pasti sembuh, aku udah minta banyak tips ke Suho, Kris sama Kai."
"..."
End
Sorry for super late repost.
Silakan mampir di cerita yang lain.
Yang gemash sekaligus baper sama Yixing di sini siapa hayo? 🤭
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro