Pagi ini gue dikejutkan dengan Iim yang merangsek masuk ke kamar gue sambil marah-marah. "Woy bangun! Cowok lo ngigo tuh di depan!" teriak Iim yang sontak membuat gue terbangun.

Gue ngeliat jam dengan sebelah mata terbuka, jam setengah tujuh pagi. Masa iya sih pacar gue ngigo sepagi ini?

"Kenapa sih emangnya?" sahut gue tak kalah kesal.

"Lo liat aja tuh di depan! Ganggu tidur cantik gue aja," dumel Iim.

Gue pun buru-buru bangun,nggak lupa cuci muka sama nyisir dulu. Seenggaknya harus mendingan lah ua penampilannya mau ketemu pacar.

"Lho? Kamu ngapain?" tanya gue heran ngeliat Yixing dengan penampilan udah siap kayak mau kuliah.

"Mau kuliah, kamu kok belum mandi?" tanya Yixing kebingunan.

"Ini hari minggu Sayang, mana ada kuliah,"

Sementara respon Yixing kayak kaget gitu.

"Ha? Masa sih?"

Gue jadi pengen nanya ke emaknya waktu hamil dia ngidam apaan sih sampe gini hasilnya. Tapi ngegemesin juga, gimana dong.

Gue menghela napas, mencoba sabar dan mengeluarkan alasan yang paling sederhana. "Iya, buktinya temen-temen kamu sama temen-temen aku masih pada tidur."

"Yah... aku nyesel jadinya bangun pagi."

"Lagian siapa suruh coba?"

"Abisnya ini kan minggu pertama aku punya pacar, bawaannya mau nyamperin pacar mulu."

Baper nggak ya.... Antara emosi sama seneng jadi satu.

"Ya udah kalo kamu mau nyamperin aku, sekarang kan udah," Kata gue mencoba menghibur.

"Udah? Masa gitu doang sih?" Yixing bete. Mukanya ditekuk kayak dompet tanggung bulan.

"Terus kamu maunya apa?" tanya gue bingung.

"Ajak aku masuk kek,"

"Temen-temen aku masih pada tidur. Mau diamuk cowok-cowoknya kamu main di saat mereka lagi pada tidur?"

"Di kamar kamu kan bisa," jawabnya lagi.

"Yeh, lebih bahaya itu. Kalo berdua kan orang ketiganya setan."

"Kita nggak lagi nonton film horror Git, nggak ada setan."

Hhhhhhh kesel.

"Kita keluar aja deh, jogging kek apa kek," putus gue pada akhirnya.

"Yes! Tunggu ya aku ganti baju dulu."

"Aku juga mau mandi dulu."

"Nggak mandi juga gapapa,"

"Kamu mau jalan sama pacar kamu yang bau belom mandi?"

Kak Yixing malah ngendusin badan gue, "nggak bau kok,"

"Ih Kakak! Kenapa sih kak!" Kata gue sambil ngedorong badan dia yang masih sibuk ngedusin gue. Nggak habis pikir sama kelakuannya.

"Kamu manggil aku kakak lagi liatin aja aku cium ntar," ancamnya. Sedikit heran kalau yang berhubungan dengan yang satu itu mengapa ia selalu ingat, nggak kayak hal lainnya.

"Mesum!" teriak gue sambil lari masuk ke dalem kostan.

Setelah gue mandi dan ganti baju akhirnya gue keluar. Dan Yixing udah ganti baju pake training sama kaos doang di atas motornya.

Aduh, emang dasar orang ganteng mau pake apa aja ganteng. Apalagi nggak pake apa-apa ya... hehehe

"Kok bawa motor?" tanya gue bingung.

"Jogging tracknya kan jauh. Ntar kamu capek duluan pas sampe sana. Sekalian juga pulangnya biar bisa cari sarapan." 

Gue akhirnya cuma manut aja dan naik motor dia.

"Pegangan jangan lupa,"

"Bilang aja mau dipeluk,"

"Itu tau," kata Yixing sambil ketawa-tawa.

Dasar modus!

Tapi tetep sih ujung ujungnya gue peluk juga. Lumayan anget pagi-pagi gini.

Akhirnya kita sampe ke jogging track. Dan kita jalan santai sambil ngobrol-ngobrol nggak jelas. Beberapakali badan gue sama Yixing ketubruk anak kecil yang pada lari-larian.

"Anak kecil lucu ya," kata Yixing kaya gemes gitu. Nggak banyak laki-laki yang suka dengan anak-anak. Gue jadi seneng sendiri ngeliatnya.

"Kamu suka anak-anak?" 

"Iya suka banget, ngegemesin. Bawaannya mau nyubit." Kata Yixing sambil nyubit pipi gue.

"Kok aku sih yang dicubit?!" Gue nggak terima sambil mengusap pipi gue yang cukup sakit.

"Pipi kamu kayak pantat bayi, ngegemesin."

Ini gue harus marah apa seneng sih...

Gue bingung ama dia beneran deh.

"Kok diem? Gak suka ya aku bilang pipi kamu kaya pantat bayi?" tanya dia dengan bingung.

Pikir aja sendiri!

"Pantat bayi kan lucu, aku suka. Sama kayak aku suka sama pipi kamu."  Yixing menjelaskan sambil ngelus pipi gue yang tadi dia cubit.

Aduh... gue ambyar diginiin di tempat umum.

"Lepasin ah," kata gue sambil ngelepas tangan Yixing dari pipi gue. Malu diliatin banyak orang. Kalo di dalem kosan gue sih betah gue dielus-elus begitu.

Akhirnya setelah ngobrol-ngobrol nggak penting kita ngelanjutin jogging lagi.

"Capek nggak?" tanya Yixing setelah empat putaran kita lewatin.

Gue pun menganggukan kepala, setelahnya dia ngegandeng gue buat duduk di kursi yang ada di taman samping jogging track itu. Gue pun duduk, sementara Kak Yixing berlutut di depan gue dan ngiket tali sepatu gue yang terlepas.

"Untung kamu nggak jatoh," ucapnya.

Aku emang nggak jatuh, tapi aku makin jatuh hati sama kamu...