26
Gue nyampe kostan dengan mood yang luar biasa jelek. Gue kesel sama gerombolan cewek tadi. Bukan, bukan karena gue takut nama gue jelek karena dipermalukan di depan umum. Karena gue yakin jika orang yang masih waras tentunya tidak akan berpikir demikian.
"Udah lah Git, toh kak Yixing juga milihnya elo." Iim mencoba menghibur. Setelah kejadian tadi ia dan Kai mengawal gue untuk sampai ke kost dengan selamat.
"Gimana bisa sih? Kalo ada gue udah gue hajar itu orang. Beneran deh!" kata Joana berapi-api.
"Bakal gue jambak balik juga rambutnya," timpal Rara.
Ya, mereka semua pulang ke kosan setelah Iim ngabarin kejadian ini. Benar-benar tipikal teman yang selalu ada saat temannya membutuhkan.
"Cowok lo udah tau belom?" tanya Joana.
Gue menggeleng. "Belom. Kayanya enggak gue kasih tau deh,"
"Bego!" umpat Joana.
"Dia nggak banyak beban pikiran aja matkulnya banyak yang ngulang Jo, apalagi ada beban pikiran. Gue gamau dengan jadiannya kita malah nambah hal yang buruk-buruk buat dia." Gue hanya mencoba untuk menjadi pacar yang pengertian untuk dia.
"Iya juga sih, Kak Yixing kan agak-agak." Rara menyetujui.
"Yang mana sih yang ngelabrak lo?! Serius gue penasaran. Pengen gue samperin rasanya." Joana masih tidak terima.
"Gue juga nggak inget-inget banget mukanya. Yang jelas sih tadi ada yang kemaren nembak Yixing. Kalo yang ngejambak gue, gue cuma inget alisnya doang yang kaya perosotan."
"Yang alisnya kaya perosotan kan banyak," kata Rara. Gue tau ada banyak jenis alis di dunia ini dan terinspirasi berbagai macam bentuk, tapi gue nggak bisa memilih benda lain untuk dideskripsikan selain perosotan saat melihat alis cewek itu.
"Ya, lo cari aja sana salah satunya. Gue ngantuk mau tidur dulu."
Gue percaya cara terbaik menghilangkan bad mood adalah dengan tidur. Daripada gue ditanya-tanyain mulu soal kejadian tadi apalagi sama sang lambe kampus, mending gue tidur.
Gue terbangun saat ngerasa elusan halus di kepala.
"Kak Yixing?" tanya gue separuh sadar.
"Kamu nggak apa-apa kan?" tanya Kak Yixing khawatir.
Kamu???
"Nggak apa-apa kok," jawab gue.
"Kai tadi udahcerita, maaf ya. Kalo tau gitu aku gak ninggalin kamu tadi."
"Gapapa kok, beneran," jawab gue sambil bangun dari kasur untuk duduk.
Yixing ngerapihin rambut gue yang berantakan gara-gara abis bangun tidur. Pasti gue jelek banget sekarang. Kalau ada cowok yang bilang kondisi tercantik cewek itu adalah saat bangun tidur, itu bullshit.
Dia nggak illfeel liat gue begini apa ya?
"Kok kakak bisa masuk sini?"
"Udah izin sama temen kamu tadi," jawab Yixing. Gue mengangguk sambil mengumamkan kata oh sebagai jawaban. "Rambut kamu katanya rontok tadi?" tanyanya kemudian.
"Sedikit sih," jawab gue.
"Obat buat numbuhin rambut beli di mana ya?" tanya Yixing kebingungan. "Oh iya ntar aku tanya kris deh. Rambut dia numbuh cepet banget abis botak waktu itu."
Manis dan ngeselin disaat yang bersamaan, as always pacar gue yang satu ini tuh. Bingung juga gimana mau ngeresponnya.
"Rambut aku masih ada, Sayang," ucap gue mencoba memberi pengertian. Tapi Kak Yixing malah blushing gara-gara gue panggil sayang.
"Kamu nggak pulang dulu ya ke kosan kamu?" tanya gue pas ngeliat tas Yixing yang ada di ujung kamar.
Dia manggutin kepalanya mengiyakan. "Pas aku baru keluar kelas Kai sama yang lain langsung nyeritain semuanya. Aku buru-buru kesini."
"Kenapa nggak pulang dulu? Kan kakak bisa mandi sama makan dulu."
"Aku takut kamu kenapa-napa, kalo sampe kamu beneran kegores dikit aja aku bakal nggak tanggung-tanggung ngasih pelajaran ke mereka."
"Kegores? Emangnya hp..." canda gue mencoba untuk mencairkan suasana.
"Aku mungkin orang yang keliatan tenang, tapi sebenernya enggak. Kalo udah berurusan dengan orang-orang yang aku sayang, aku nggak akan tenang."
Mau terbang rasanya....
"Ga usah gombal,"
"Aku serius,"
"Serem ah ngomong serius-serius, wisuda aja belom."
Yixing malah menyentil jidat gue yang cukup lebar.
"Aw, sakit!" teriak gue.
Yixing malah ketawa-tawa ngeliat gue yang meringis.
"Woy yang di dalem jangan kejauhan!" Suara Kris kedengeran dari luar kamar.
Gue baru sadar pintu kamar gue ketutup. "Kok ditutup sih Kak pintunya?"
"Aku gamau yang di luar ngeliat kamu tidur, gimana pun juga otak cowok..."
"Kakak kan cowok juga! Berarti kakak suka mikir macem-macem dong?"
"Enggak kok enggak,"
"Enggak apaan?!"
"Enggak sering maksudnya, aku masih dibawah Kai, Chanyeol sama Kris lah...
"Dasar cowok, nggak di mana-mana sama aja!" kata gue sambil melempar bantal ke muka Yixing.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro