04
Berhubung uang bulanan menipis, gue mengiyakan ajakan kak Yixing pada akhirnya. Lumayan lah penghematan. Anak kos perlu berjuta cara untuk bertahan hidup, salah satunya dengan tidak menyia-nyiakan traktiran seperti ini.
Kak Yixing bilang tunggu di kantin jam sebelas, tapi ini udah jam setengah dua belas. Bikin keki aja. Untung gue inget dompet gue yang semakin tipis dan tanggal pengiriman uang jajan bulanan masih lama. Kesabaran dan isi dompet bisa berkorelasi ternyata.
Nggak lama gue ngeliat dia dateng sambil lari ngos-ngosan. "Sorry gue lupa bilang kalo ternyata masih ada kelas, gue lupa hehehe," ucapnya sambil nyengir.
Terserah deh yang penting gue makan..
"Mau makan di mana?" tanya kak Yixing yang bikin gue bingung. Ini dia yang nraktir tapi nggak tau tujuannya.
"Terserah Kak," jawab gue yang membuat dia menggaruk kepalanya kebingungan.
"Jangan jawab terserah kek Dek, Kakak bingung," timpal Kak Yixing.
Ya elah... gue kan nggak tau budget dia buat nraktir gue berapa. Kalo gue minta di tempat mahal ntar dia kaget lagi. Kalau gue minta yang murah kayak warteg kantin kampus juga rugi cuy, waktu yang terbuang buat ngerjain tugas itu mahallllll!
"McD aja kak yang deket," jawab gue pada akhirnya. Selain menu yang disediakan standar dan disukai hampir semua orang, yang paling penting nggak terlalu membobol dompet mahasiswa macam kakak kelas gue yg satu ini. Dia lalu nyengir lagi setelah gue jawab.
Giginya nggak kering apa ya nyengir mulu?
"Yuk, jalan!" ajaknya.
Gue akhirnya mengekori kak Yixing sampai parkiran motor. "Lo ngekost apa pulang pergi Dek?" tanya kak Yixing begitu gue udah dibonceng.
"Kost kak,"
"Di mana?"
"Belakang kampus,"
"Ntar kalo gue aus numpang minum boleh ya?"
Alis gue berkerut tanpa bisa dikontrol. "Di warung kan banyak Kak."
"Ye, pelit amat lo Dek,"
"Terserah lo deh Kak," jawab gue mengakhiri perdebatan. Setelahnya gue bingung mau ngomong apa, soalnya kak Yixing juga diem.
Di lampu merah, kami bersebelahan dengan bapak berjaket ijo khas ojek online yang sedang menjamur. Beberapa teman gue di kampus juga mengambil pekerjaan itu sebagai sambilan. Gue sempat ingin mendaftar, tapi gue lupa nggak punya motor.
"Kak lo murni kuliah apa sambil nyambi?"
"Nyambi apa?"
"Nyambi kerja lah, part time kek, ojek online kek."
"Pernah gue jadi ojek online, tapi udah keluar."
"Kenapa emangnya Kak?"
"Nyasar mulu."
Nggak heran sih gue....
"Emang penumpangnya nggak ngarahin kakak?"
"Enggak, mereka asik aja gitu dibonceng muter-muter."
Ya itu sih yang ngordernya juga modus. Ojek online bening gini sih lumayan. Ya cuma dongonya ini loh...
"Dek?"
"Iya Kak?"
"Dompet gue kayaknya ketinggalan di kampus."
JIAAAAAAH!
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro