#3. The Annoying Guy, Hwang Jungkook
Don't forget to play multimedia
Happy reading 💜
Tahu apa yang terjadi pada Dahyun selama beberapa hari ini? Dahyun benar-benar merasa sedang didalam mimpi buruk yang tak kunjung usai. Diluar perkiraan, lelaki beraura dingin itu rupanya lebih menyebalkan dari yang ia kira. Selama ini, ia telah salah menilai Hwang Jungkook.
Lelaki berambut hitam legam dengan gigi kelinci di balik bibir pedasnya itu rupanya menyimpan banyak tingkah yang sulit ditebak hingga membuat Dahyun semakin ingin keluar dari rumah ini.
“Ya, Shin Dahyun. Kenapa kau lama sekali?”
Dahyun berdecak sebal. “Iya! iya! aku datang!” Gadis itu kembali beranjak dari ranjang yang baru saja ia duduki lalu berjalan malas menuju sang paduka raja Jungkook di ruang tengah.
“Ada apa lagi?” tanya Dahyun tanpa minat. Ia sudah benar-benar ingin tidur karena seharian ini sibuk melakukan semua perintah Jungkook. Jam tidur malamnya juga banyak yang tersita karena lelaki itu rupanya gila kerja.
Entah hal apa yang Jungkook lakukan di dalam kamarnya, lelaki itu bisa menghabiskan banyak waktu di sana hingga tengah malam namun ia juga tidak pernah lupa untuk memanfaatkan kuasanya untuk menyuruh Dahyun melakukan hal berat—seperti membersihkan seluruh rumah atau mencuci bajunya—juga hal-hal sepele seperti menyiapkan makanan dan minuman lalu menaruhnya di depan pintu kamar.
Dahyun sama sekali belum pernah melihat, apa isi kamar lelaki itu. Dan walaupun ia sangat penasaran, ia tidak akan pernah mau menginjakan kaki di dalamnya—cukup siksaan ini ia terima karena tidak sengaja melihatnya saat di kamar mandi, Dahyun tidak mau menambah hari sialnya di waktu liburan musim panasnya ini.
“Tolong pindahkan channel tvnya, aku bosan,” titah Jungkook santai. Kakinya ia selonjorkan sementara mulutnya sibuk mengunyah camilan. Dahyun memejamkan matanya seraya menarik dan menghembuskan napasnya perlahan guna meredam amarahnya. Tidur siang yang diidamkannya musnah hanya karna channel tv sialan.
Dahyun meraih remot tv lantas memindahkan channelnya sesuai keinginan Jungkook. “Nah, sudah selesai.”
Gadis itu lantas meletakan remot itu tepat di hadapan Jungkook. “Kalau kau bosan, kau tinggal memencet remotnya lagi. Jangan memanggilku.”
“Shiro.”
Dahyun menggertakan giginya kesal namun ia masih bisa menahannya. “Baiklah, kalau tidak ada hal lain lagi untukku kerjakan, aku akan kembali ke kamar.”
Gadis itu memutuskan untuk pergi namun lelaki itu kembali menyahut saat ia sudah sampai di ambang pintu kamar.
“Ya, siapa yang mengizinkanmu pergi ke kamar?”
Dahyun menghela napas pasrah. “Apa lagi?”
“Bersihkan tempat ini.” Jungkook lantas berdiri seraya beranjak dari sofa. Lelaki itu memasukan kedua lengannya pada saku, berjalan perlahan ke arahnya seraya melemparkan senyum samar sementara Dahyun sudah menatapnya penuh kekesalan. “Itu tugas terakhirmu untuk hari ini jadi … hwaiting!”
Mengusak rambut Dahyun hingga kusut, lelaki itu tertawa kecil seraya pergi menuju kamarnya. Sepertinya, mengerjai Dahyun sudah menjadi hobinya, ini sangat menyenangkan bagi orang introvert seperti Jungkook. Dahyun menghembuskan napasnya kasar lalu menatap tajam pintu kamar Jungkook yang baru saja ditutup rapat.
“Dasar lelaki menyebalkan!” Dahyun menggerutu. Gadis itu mulai memungut satu persatu sampah yang berserakan di lantai.
“Tunggu saja, aku akan segera keluar dari rumah ini.”
Pukul dua dini hari, Jungkook ke luar dari kamarnya untuk mengambil minum. Lelaki itu mengernyit saat melihat semua lampu masih menyala, bahkan pintu kamar Dahyun terbuka begitu saja.
Suara televisi yang menyala samar-samar terdengar. Jungkook berjalan menuju ruang tengah dan mendapati Dahyun yang tengah tertidur dengan kepala menyandar pada meja. Lelaki itu menghela napas panjang, meraih remot lalu mematikan televisi.
“Ck, dasar boros. Seharusnya ia memasang timer.” Jungkook memilih untuk mengabaikannya dan beralih ke dapur untuk mengambil minuman.
Lelaki itu terdiam saat melihat isi kulkas yang sangat rapi, piring-piring kotor telah dicuci bersih dan seluruh sudut rumah ini terasa lebih bersih dan wangi. Dahyun benar-benar melakukan tugasnya dengan baik.
Jungkook kembali melihat ke arah gadis itu. Entah kenapa, ia jadi merasa bersalah karena sudah memperlakukannya seperti pembantu. Dahyun pasti sangat kelelahan.
Menghela napas kasar, Jungkook pada akhirnya mendekat dan menutup layar laptop Dahyun yang telah mati, lantas menyampirkan selimut ke tubuh mungilnya.
Dahyun mengerang rendah, agak terusik dari tidurnya namun tak lama ia kembali pulas. Tanpa sadar, Jungkook tersenyum tipis. Saat tertidur, wajah Dahyun terlihat sangat damai dan—manis. Ini kali pertama baginya melihat wajah Dahyun sedekat ini.
Suara ranting pohon yang mengetuk-ngetuk jendela disertai angin yang berhembus kencang membuat Dahyun kembali mengernyit tak nyaman. Musim dingin sepertinya sebentar lagi akan tiba, udara dingin yang menusuk mulai terasa.
Pada akhirnya, lelaki itu memutuskan untuk menggendong Dahyun ala bridal lalu membawanya ke kamar. Berbanding terbalik dengan kamarnya, kamar Dahyun terlihat sangat rapih dengan beberapa pajangan yang mempercantik ruangan ini. Lelaki itu sampai sempat tak mengenali kamar ini.
Jungkook segera menidurkan tubuh Dahyun di atas ranjang dengan perlahan lalu menyelimutinya. Menghidupkan penghangat dan menyalakan lampu tidur. Dahyun sama sekali tidak terusik dalam tidurnya. Gadis itu benar-benar pulas, apalagi setelah Jungkook menyelimuti tubuhnya.
Lelaki itu sempat menoleh ke arah Dahyun seraya berujar, “Charaesso.” Dengan lirih sebelum akhirnya menutup pintu kamar itu. Jungkook tidak tahu, kenapa ia bisa melakukan semua itu. Tanpa ia sadari, Dahyun sudah cukup menarik atensinya hingga membuatnya melakukan hal-hal yang belum pernah ia lakukan sebelumya.
Translate:
Ya = hey
Shiro = tidak mau
Hwaiting = semangat
Charaesso = kerja bagus
———
Q: Sejauh ini, feelnya dapet gk?
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro