Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

◌16. Siapa Anak Baru Itu?◌

"First impression is important, but not the final ."

-Lucidna Jingga


Ini tentang pertemuan pertama mereka di kelas.

"Hari ini kita memiliki teman baru untuk belajar bersama. Mari, Lucidna, perkenalkan dirimu," kata seorang pria yang menjabat sebagai wali kelasnya.

Lucidna mengusap matanya. "Namaku Lucidna Jingga Kiranita. Biasanya dipanggil Lucidna. Salam kenal semuanya," ucapnya seformal mungkin.

"Lucidna, untuk sekarang karena kebetulan bangku di sebelah Novel kosong, kamu duduk di sebelahnya, ya. Di sini, tempat duduk tidak diatur, kamu bisa duduk dengan yang lain saat sudah punya teman. Tapi Novel anak yang baik, dia akan membantumu."

Lucidna mengangguk-angguk pada semua perkataan wali kelasnya. Setelah itu, ia menarik kursi yang kosong, meletakkan tasnya, dan bersiap mendengarkan pelajaran.

Saat ia tak sengaja melirik ke samping, anak lelaki yang tadi diberitahu bernama Novel itu sedang menatapnya seperti ingin mengatakan sesuatu.

"Halo, aku Novel," ucapnya ramah. Ia mengulurkan tangan, ingin menjabat tangan.

Lucidna menerima jabatan tangan itu, tapi melepaskannya dengan cepat.

"Lucidna," ucapnya memperkenalkan diri lagi. Setelah itu, ia kembali memperhatikan pelajaran.

Saat itu mereka sedang belajar PKN. Lucidna berusaha mendengarkan ucapan gurunya, tapi rasa kantuk berusaha menghalanginya. Ia melirik ke anak lainnya, mereka juga terlihat jenuh.

Ia pikir setidaknya dia takkan terlihat aneh jika tiba-tiba tertidur karena terlalu mengantuk. Ia memutuskan untuk memejamkan mata sejenak.

Tanpa ia ketahui, Novel memberdirikan buku yang terbuka, menutupi wajahnya.

"Ada yang tahu bagaimana keberagaman budaya di Indonesia menjadi kekuatan bagi bangsa kita? Ya, Lucidna, langsung jawab. Bukunya diturunkan dulu, Ibu tidak bisa melihat wajahmu."

Lucidna terburu-buru bangun karena merasa terpanggil. Ia merasa aneh karena tiba-tiba saja bukunya sudah berdiri. Ia mengembalikan posisi buku paket PKN, lalu menjawab sesuai yang ia tahu.

"Keberagaman budaya mencerminkan keunikan bangsa. Contohnya, Indonesia dikenal sebagai negara yang memiliki keberagaman agama. Ada 6 agama," Lucidna mengangkat 6 jari lalu melanjutkan, "Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, dan Konghucu. Keberagaman ini belum tentu ditemukan di negara lain. Selain itu, keberagaman ini menimbulkan adanya toleransi antaragama seperti tanggal merah di kalender yang menandakan hari raya besar tiap agama. Itu salah satu alasan warga negara Indonesia memiliki rasa kesatuan yang kuat. Sekian, Bu Guru."

Guru PKN itu nampak puas. "Bagus, Lucidna."

Lucidna diam sejenak sebelum bertanya, "Boleh saya tahu kenapa saya ditunjuk, Bu?"

"Bukannya tadi kamu angkat tangan?"

"Benar, Bu, tadi Lucidna angkat tangan," jawab Novel membuat Lucidna menoleh ke arahnya, melayangkan tatapan kesal. Guru PKN itu mengangguk lalu kembali menjelaskan.

"Kalau mau bilang sesuatu jangan ditahan, tidak baik, loh," kata Novel, menyengir. "Bagus juga jawabanmu, nggak sia-sia kan?"

Anak jahil. Itu kesan pertama Novel bagi Lucidna.

Lucidna menganggap itu kejahilan ringan yang tak berarti. Ia tidak terlalu memperhatikannya lagi.

Hal yang harus ia perhatikan adalah dirinya sendiri. Untuk mengejar ketertinggalan materi karena ia baru pindah sekolah di bulan kedua semester baru dimulai, ia harus menjaga banyak hal.

Ia harus menjaga fokusnya. Image sebagai anak pindahan yang tidak memiliki masalah apa pun dan bisa belajar dengan baik. Selain itu, ia harus membuat nilainya mampu sesuai dengan anak-anak lainnya.

Lucidna mengusap mata, mengingat itu saja membuatnya pusing dengan cara apa.

"Kamu pendiam, ya."

"Iya," jawab Lucidna sekenanya. Ia juga harus menjaga agar minimal ia tidak lagi tidak disukai.

"Kamu nggak cocok pendiam."

Lucidna menoleh cepat. "Sepertinya kamu harus kuberitahu sesuatu."

"Ya?" balas Novel. Ia tersenyum penuh ekspektasi.

"Kamu nggak cocok dipanggil anak baik."

Setelah mendapatkan ekspresi terkejut di wajah Novel, Lucidna kembali berusaha fokus ke pelajarannya.

28-01-2025 | 561 kata

‧༓☾𝙼𝚊𝚢 𝚌𝚕𝚘𝚟𝚎𝚛 𝚋𝚎 𝚠𝚒𝚝𝚑 𝚢𝚘𝚞☽༓

Kepak kupu-kupu di atas daun semanggi,
Peluk hangat untuk semuanya dari Yemi
┈˚୨୧⋆。⛧˚ ⋆ 🦋

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro