Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Taehyung meet Suga or Yoongi? (chapter 14)

"Yoongi hyung.... Tae... Tae Hyung...."

Tes....

Tanpa sadar sebuah gumaman sangat... sangat lemah terucap. Membuat siapapun tak ada yang mendengarnya. Bahkan detak jantung itu semakin melemah ditambah dengan dirinya yang sekarat....

Air mata yang menetes.....

Air mata yang tersirat akan ketakutan sang pemilik....

Takut akan yang namanya....

Perpisahan....

Bisakah kau bertahan Jungkook?

.

(Author **** POV)

Percayakah kalian akan sebuah takdir yang membahagiakan? Percayakah kalian jika dimana ada kesedihan pasti akan ada kebahagiaan dan jalan yang indah? Percayakah kalian jika ikatan saudara jauh lebih kuat dari segalanya, bahkan tali tebal yang mengikat satu sama lain masih kalah kuat dengan yang namanya ikatan sebuah persaudaraan dan kuatnya darah.

Apa kalian percaya jika darah lebih kental dari yang namanya air? Adakah yang percaya disini jika rasa adalah perasaan yang paling pekat dan kuat di dunia ini.

Masihkah kalian percaya jika di dunia ini, begitu banyak perjuangan hidup. Dimana setiap manusia mempunyai cerita masing-masing, lika-liku kehidupan yang mungkin sebagian besar telah banyak mereka lalui. Berbagai kesenangan, kesedihan, keputusasaan, bangkit dan jatuh telah manusia rasakan.

Manis dan pahit getirnya kehidupan dunia, telah dilakukan. Entah itu bagi orang-orang yang beruntung atau pun tidak. Jika kalian tahu, tidak ada manusia yang belum pernah merasakan apa itu namanya tangis dan kesedihan, tak ada manusia yang sempurna di dunia ini jika kalian tahu. bahkan tanpa sadar begitu banyak manusia yang telah membuat dosa, entah itu sadar atau pun tidak. Yang pasti, di dunia ini tidak ada yang mudah.

Terlalu banyak cobaan yang diberikan Tuhan kepada hambanya, berharap dengan sebuah cobaan kecil atau pun besar, manusia mampu mempelajarinya, mampu menghadapinya dan mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan.

Namun, setidaknya kita harus percaya, bahwa keajaiban itu akan selalu ada...

Ada dan ada, tak akan pernah hilang ataupun musnah.

Karena yang kita tahu, hidup adalah sebuah anugerah....

Ya, bukankah begitu?

.

Sama seperti halnya dengan kisah tulisan ini. mungkin kalian berpikir jika dalam sebuah tulisan ini hanyalah sebuah coretan biasa, ada beberapa orang yang berpikir bahwa cerita ini hanyalah sebuah imajinasi biasa. Ataukah sebuah cerita rekaan yang dibuat secara apik dan teratur, membuat beberapa orang yang membaca tulisan ini dapat menyelami setiap jalannya cerita.

Ya, kupikir seperti itu....

Tapi, perlu kalian tahu. tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini. bisa saja setiap kisah yang tanpa sengaja tertulis disini adalah sebuah kisah nyata yang mungkin diceritakan secara tidak sengaja. Ataukah memang kisah ini terjadi di dunia nyata?

Entahlah...

Yang kutahu, tapi inilah kisah. Sebuah kisah dimana sebuah keluarga kecil yang mengalami berbagai cobaan. Rasa kehilangan dan juga berbagai tragedi yang membuat mereka terpisah, membuat yang namanya kerinduan itu terasa kala takdir memisahkan mereka.

Dengan jalan yang berbeda dan juga kisah yang beda pula...

Saat ini dimana hawa kecanggungan dan juga penasaran begitu terasa di dalam lorong rumah sakit, salah satu rumah sakit terbesar dan terkenal di Korea. Tempat dimana orang-orang sakit datang menyembuhkan dirinya, ataupun beberapa korban yang memang membutuhkan pertolongan.

Terlihat dengan jelas beberapa suster atau pun beberapa keluarga pasien berlalu lalang, melewati sekumpulan namja yang berdiri di tengah lorong. Sekumpulan namja dengan rasa canggung dan diam mereka, cukup bingung kala melihat dua namja yang saling ber-adu tatap. Terlihat dengan jelas bagaimana ekspresi mereka, apalagi Suga dia.

"Suga.."

Tak terasa tangan Jimin telah begitu saja menepuk pundak namja sipit yang terdiam dalam pemikirannya. Tak melepaskan tatapan manik netra hitam namja yang ada disana. Bisa ia lihat dengan jelas bagaimana tatapan tak percaya dan raut penuh tanya dari namja yang telah sukses mengeluarkan gumamannya, meskipun itu hanya dengan nada liriih.

Dan Jimin dia hanya bisa mengikuti arah tatapan dari namja yang telah menjadi sahabatnya itu. dan sama saja, apa yang dilihat oleh Jimin adalah hal yang dilihat Suga. Tak dapat dipungkiri jika seorang Park Jimin begitu penasaran dengan apa yang terjadi.

Melihat seorang namja muda yang masih dengan posisinya, seperti orang bodoh yang melihat sesosok hantu yang tak ia duga. Bahkan disana dekat pojok dinding di sana, dua namja yang menghentikan aksi serang menyerang layaknya anak kecil berakhir. Melihat apa yang terjadi, dan benar saja. Semua pusat tatapan bagi keempat namja itu jatuh pada si muda.

"Yoongi hyung..." bolehkah Taehyung berharap, jika apa yang ia lihat bukanlah sebuah kebohongan belaka? Bisakah Taehyung bisa memastikannya?

Entahlah, hanya saja Taehyung dia...

"Hyung?"

Oke, kini gumaman yang tak terdengar lantaran lirihan namja muda yang masih menatap harap itu hilang. Tergantikan dengan suara berat dan cukup terdengar dari bibir yang sedikit pucat itu. apalagi Taehyung dia...

Tidak buta dengan perasaannya...

"Hyung, kaukah itu?"

Oke, kini namja tampan dengan wajah polos dan penuh tanya itu mengeluarkan suaranya. Melangkah kakinya meski beberapa, mencoba mendekati namja sipit yang menatap ke arahnya dengan alis berkerut lantaran bingung.

Membuat seseorang yang dipanggil Suga itu, sontak memundurkan kedua kakinya. Meskipun hanya beberapa langkah, namun Yoongi merasa jika namja di depannya terasa begitu dekat. Meski kenyataannya hanya beberapa meter saja jarak yang membatasi mereka.

"Hyung, benar kaukah itu?"

Tap...

Tap....

Tap...

Suara ketukan tiga langkah kaki memecah keheningan. Membuat kedua namja yang masih setia berada di posisinya menatap dengan raut wajah yang tersirat rasa penasaran.

"Sebenarnya apa yang terjadi, kenapa aku merasa jika banyak kejadian aneh hari ini."

Hobi mencoba bertanya, membisikan pertanyaan di telinga namja di sampingnya yang kini meliriknya. Dengan telinga yang siap mendengar ucapannya kemudian.

"Aku juga tidak tahu, tapi aku malah penasaran dengan hari ini." Namjoon menjawab, namun kedua matanya masih berpendar ke depan. Menyaksikan kejadian bak drama Korea yang pernah ia tonton, meskipun pada kenyataannya dirinya tak begitu suka dengan sebuah yang namanya drama.

Tap...

Tap...

Tap...

Lagi dan lagi, Taehyung dia melangkahkan kakinya. Mencoba mendekati si pemilik mata sipit itu. tanpa sadar tangan kanannya terangkat hendak menggapai namja berkulit putih pucat yang kini menatapnya bingung. Dalam benaknya ia berpikir 'siapakah namja di depannya itu? kenapa dia seperti memanggil nama seseorang, tapi siapa?'

Saat kedua kaki Taehyung melangkah, maka Yoongi memundurkan langkah kakinya. Membuat Jimin yang berdiri disampingnya terdiam melihat tingkah seseorang yang membuta seorang Suga takut. Namun, jauh dari terdiamnya Jimin sedang berpikir dengan apa yang sebenarnya terjadi?

Bahkan kedua matanya tak lepas dari namja yang kini mencoba mendekati sahabatnya, yang mencoba menggapai Suga yang makin lama bergerak mundur.

Tap...

Tap...

"Yoongi hyung..."

Gumaman lirih, dan jangan lupa tangan kanan yang terangkat. Tatapan akan kerinduan tak percaya dari seorang Kim Taehyung. Membuat dirinya nampak terlihat menyedihkan, apalagi wajah polosnya susah payah menahan buliran air mata yang mencoba untuk memberontak keluar dan keluar.

Bagaimana tubuh itu mencoba mendekat, mendekat seseorang yang mencoba untuk menjauh. Meski kenyataannya ada satu perasaan dalam hati salah satunya merasakan sebuah sinyal. Sinyal dimana perasaan yang membuat mereka merasakan apa itu ikatan, hanya saja ketidaksadaran lebih mendominasi. Membuat gelombang kebimbangan diantara mereka.

Terus dan terus...

Taehyung dirinya terus melangkah maju dan maju....

Begitu juga dengan Suga yang memilih melangkahkan kakinya mundur, hingga punggungnya sedikit lagi menyentuh dinding rumah sakit. Saat jemari kurus Taehyung berhasil menyentuh wajah sang pemilik sipit itu, tiba-tiba saja pergerakannya berhenti. Kedua tangan yang terus mendekat maju itu seketika berhenti, dirasakan genggaman erat di pergelangan tangannya. Membuat Taehyung menatap seseorang yang menahan pergelangan tangan dengan remasan yang bisa dikatakan tidak main-main.

Di saat kedua bola matanya teralihkan ke depan, dimana disana ada seseorang yang kini menatap ke arahnya dengan tatapan serius dan juga tatapan yang tak mudah untuk di tebak oleh Taehyung.

"Siapa kau, ada apa urusanmu dengan temanku!"

Park Jimin, siapa lagi kalau bukan dia. Menatap namja yang lebih tinggi darinya, menatap dengan tatapan dinginnya. Jangan lupa raut penuh keseriusannya. Begitu jelas bukan, saat Jimin melakukanya. Membuat Taehyung yang susah payah menahan cairan beningnya itu diam.

Dan entahlah, ada rasa takut saat melihat orang asing yang tak ia kenal menahan pergelangannya. Dan menatap ke arahnya tajam. Ingin sekali Taehyung meminta tolong pada dokter Jung yang telah ia anggap sebagai ayahnya begitu pula dengan sebaliknya. Tapi, kenapa dia harus berharap akan kehadiran dokter baik hati itu?

Jika pada kenyataannya dirinya telah berhadapan langsung dan sempat bertatap muka dengan kakaknya, kakak yang selalu melindunginya dan selalu mengerjainya kala bocah. Bahkan sangat menyayangi dirinya yang terkadang bersifat nakal, cerewet dan ceroboh, bahkan terhadap adiknya Jungkook pun rasa sayang Yoongi tetap ada dan selamanya akan begitu.

"Kenapa kau tidak menjawab pertanyaanku, hem!"

Lagi dan lagi Jimin, dia nampak lebih serius saat ini. apalagi, Taehyung dia semakin ketakutan saat melihat wajah serius Park Jimin. Dan itu membuat dia harus menatap manik mata sang pemilik sipit yang masih dalam posisinya, berdiri dalam diam hingga akhirnya keduanya melakukan kontak mata secara langsung.

Tanpa sadar Suga melihat bagaimana wajah polos namja disana yang menyembunyikan raut ketakutan, dimana tatapan polos itu menyembunyikan perasaan aneh. Dan apa kalian percaya jika sekarang Taehyung sedang meminta tolong pada namja dengan kelopak sipitnya itu, meminta tolong dengan ucapan yang mampu ia ucapkan dalam hatinya. dan betapa bodohnya jika dia melakukan itu, jika pada akhirnya tidak ada yang mendengar apa yang ia katakan. Karena ucapan hati tak mampu di dengar atau di ucap dengan bibir.

Melainkan dirasakan bagi orang-orang yang memiliki kepekaan begitu tinggi, dan itu adalah hubungan dari seseorang yang saling menyayangi dan mempunyai hubungan erat seperti saudara mungkin.

"Yoongi hyung tolong aku..."

Apa kau mendengarnya Suga? Apa kau dapat merasakannya? Dengarkah kau jika adikmu meminta tolong padamu? Dengarkah kau jika saat ini Taehyung berharap padamu? Lihatlah manik mata yang tersirat akan permohonan pertolongan padamu.

Entah kenapa melihat tatapan Taehyung yang diarahkan untuknya, membuat sesuatu dalam Suga merasakan sebuah pemberontakan. Seperti ada sesuatu yang mencoba mendobrak keluar dan mengatakan 'cepat tolong dia!'

Tapi, Suga tak kunjung melakukannya, karena ego dan juga pemikiran yang terus saja mengatakan jika namja asing di depannya adalah salah satu namja yang mungkin lolos dari rumah sakit jiwa, ataukah namja asing yang kehilangan arah dan mencoba mengikutinya. Atau...

Memang ada kaitannya, dengan namja yang hari ini telah menolongnya.

Karena Suga melihat sekilas jika namja di depannya sangat mirip dengan 'dia'. Namja dengan gigi kelincinya. Dan kalian tahu, Suga merasakan wajah tak asing yang terlintas dalam otaknya.

Tapi apa?

.

"Apa kau tuli? Kenapa kau tidak menjawab pertanyaanku. Siapa kau dan apa hubunganmu dengan temanku, Suga!" lebih dingin dari sebelumnya dan itu membuat Taehyung semakin ketakutan.

Bahkan tangan kanannya bergetar dan Jimin dapat merasakan bagaimana tangan itu bergetar. Apalagi kedua Taehyung sedikit beregetar layaknya orang ketakutan.

"Ak... aku.. aku.. ak-" Taehyung benar-benar ketakutan saat ini apalagi, kedua matanya mencoba ia alihkan asal tak menatap langsung raut wajah serius itu. apalagi Taehyung dia berbicara dengan nada gagapnya. Membuat tatapan iba dari dua orang yang hanya diam menyaksikan kejadian itu secara langsung.

Lalu apakah si pemilik mata sipit itu juga akan merasakan iba sama halnya dengan dua temannya, Namjoon dan Hobi?

Entahlah, yang pasti Suga dia...

Mencoba mencari kewarasan dalam otaknya, mencoba mencari dengan masalah apa yang terjadi padanya hari ini.

"CEPAT KATAKAN PADAKU, KENAPA KAU DIAM!" habis sudah kesabaran Jimin, dia sudah tak tahan dengan sifat Taehyung yang aneh seperti itu apalagi bentakannya sukses membuat Taehyung sedikit tersentak. Entah kenapa namja di depannya jauh lebih menyeramkan dari sang kakak Yoongi, dan yang Taehyung ingat dulu ketika dia masih bocah kakaknya tak semengerikan namja di depannya. Dan Taehyung? Diriny tetap memilih diam sebagai jawabannya...

"KENAPA KAU DIAM!!"

"Jimin!!"

Baru saja bentakan itu terdiam, saat sebuah suara mengiterupsinya. Membuat Jimin yang langsung menoleh ke arah sumber suara. Dan disaat itulah dia melihat....

"Cukup Jim lepaskan tangannya, biarkan dia."

Ya, dia Suga...

Yang kini memberikan keputusan pada temannya, berharap jika Jimin mau mendengarkannya dan melepaskan cekalan lengan kurus namja tampan yang kini menatap senang sekaligus heran itu.

"Tapi, dia-"

"Tolong dengarkan aku Jim, apa kau bisa mendengarku." Suga, entah sejak kapan dia mengucapkannya dengan nada begitu dingin. Membuat Hobi seketika mengelus dadanya dan Namjoon yang berpura-pura bersiul, menganggap kalau dia tak terjadi apa-apa.

Bisa kalian bayangkan bagaimana wajah Jimin, saat melihat tatapan mematikan dari temannya itu. apalagi si pemilik kulit putih pucat itu menatapnya dengan begitu tajam. Membuat aura menakutkan tercium sudah.

Setelah itu...

Shhtt...

Dengan sedikit kasar Jimin melempar tangan Taehyung, membuat Taehyung sedikit meringis sakit lantaran merasakan tenaga yang cukup kuat untuk melempar tangannya. Dengan refleks Taehyung memijat pelan lengannya yang sempat merasakan cekalan maut itu.

Tanpa bicara Jimin melangkahkan kakinya, memilih pergi dan meninggalkan ketiga temannya. Masih sama dengan raut wajah kesal dan juga marah.

Suga, Namjoon, dan Hobi hanya bisa menatap punggung sahabat dengan tubuh mungilnya itu. namun, hal itu tak berlangsung lama. Saat tanpa sengaja Hobi melihat tatapan maut dari sang pemilik wajah manis dan senyum bagaikan gula.

Tatapan yang seakan menginterupsi dirinya untuk mengatakan 'cepatlah..'

Tanpa bertanya Hobi sudah tau apa maksut tatapan Yoongi. Menelan ludah yang sedikit kesusahan dan berjalan cepat menyusul Jimin yang sudah jauh, meninggalkan Namjoon yang menatap heran ke arahnya. Dan sepertinya Namjoon belum tahu sepenuhnya akan situasi seperti ini.

Tapi tetap saja, dia akan disini. menemani Suga yang mungkin saja akan membutuhkan bantuannya bukan?

Suasana canggung dan hening kembali terjadi....

Tatapan Taehyung tak pernah bosan ditujukan ke arah sang kakak yang ia kenal sebagai Yoongi.

Seulas senyum tipis muncul di wajah tampannya, saat tahu jika kakaknya yang ia yakini sebagai Kim Yoongi masih peduli dengannya. Bahkan Taehyung dia berharap jika tebakannya tidak salah.

"Yoongi hyung, ter-"

"Aku bukan Yoongi, aku Suga. Jangan panggil aku dengan nama yang aku saja tak mengenalnya. Dan kau kuharap enyahlah dari hadapanku, apakah aku mengenalmu bocah!"

Kenapa ucapan Yoongi begitu menyakitkan? Sadarkah dia jika ucapannya itu membuat Taehyung...

Tes...

Meloloskan air matanya.

Sesakit itukah rasanya? Apalagi Taehyung meremat dadanya yang terasa begitu nyeri.

"Bahkan aku tak tahu siapa dirimu, kau namja aneh!"

Setelah itu semua begitu cepat. Taehyung dia lagi-lagi menjatuhkan air matanya, entah kenapa dirinya bisa senasib dengan Jungkook adiknya. yang merasakan sakit hati dari kakaknya, meski pada kenyataannya jika ada alasan lain yang membuatnya seperti itu.

Sepertinya Taehyung benar-benar hancur....

Hingga tanpa sadar, bibirnya bergumam....

"Sakit..."

Dan sepertinya mereka melupakan tujuan awal mereka, melupakan rasa khawatir yang sempat hinggap dalam hati mereka. Melupakan jika Suga maupun Taehyung memiliki alasan berlari hingga sejauh ini. dan sepertinya kejadian tadi membuat mereka lupa.

Jika di sana ada seseorang yang menantikan keduanya...

Datang dan mencoba menyelamatkannya....

Menyelamatkannya dari malaikat yang sedang menantikan tugasnya untuk menjemputnya.

Sadarkah kalian jika Jungkook membutuhkan kalian?

................................

"Sohyun eonni..."

Sae Ron dia menatap iba wajah kakaknya, terlihat dengan jelas bagaimana wajah cantik itu begitu pucat. Apalagi bibir yang tadi paginya berwarna merah muda segar itu kini berwarna putih pucat, dirasakan bagaimana panasnya suhu tubuh gadis cantik itu.

Membuat Kim Sae Ron, ingin menangis...

"Eonni..."

Dan kini gadis manis itu hanya bisa duduk, menemani sang kakak perempuan dan berharap jika kakak kesayangannya segera sadar. Berharap gadis cantik yang ia sayangi bangun dan mengulas senyum cantiknya, dan seperti biasa menemani Sae Ron sembari berceloteh puas.

"Cepatlah sembuh..."

Hingga akhirnya air mata itu tak mampu ia bendung.

...................

(Jungkook *** POV)

Aku tidak tahu tempat apakah ini, aku merasa tempat ini begitu asing. Bahkan aku tak tahu dumanakah aku dan kenapa aku bisa berada disini?

Ah, memikirkan itu membuatku merasa pusing saja.

Cantik dan indah, dua kata yang pantas aku ucapkan untuk tempat yang kupijaki saat ini. dimana begitu banyak bunga sakura yang terbang dan aroma wanginya membuatku merasakan apa itu nyaman.

Sepertinya aku terjebak dalam dunia yang begitu cantik menurutku.

Apalagi, aku....

"Eh, ternyata aku tidak sendiri..."

.

(Author **** POV)

Tanpa sadar manik mata hitam milik Jungkook melihat, dimana disana ada seorang gadis yang berjalan kebingungan seperti mencari jalan. Terlihat dengan jelas bagaimana gadis dengan rambut yang diikat ekor kuda dengan rapi itu berjalan.

Dan saat itu Jungkook menatap heran siapakah gadis itu? barang kali dia mengenalnya...

Tapi tetap saja, Jungkook baru pertama kali melihat wajah gadis itu.

Dekat dan dekat, sepertinya gadis cantik dengan poninya itu tak sadar jika dia berjalan mendekati namja dengan gigi kelincinya yang masih menatap dan berdiri terdiam itu. apalagi keduanya berjalan di bawah pohon sakura yang bagaikan atap untuk mereka.

Hingga akhirnya....

"Eomma..."

Jungkook bergumam, memanggil sang ibu. Dan apa kalian tahu dengan gadis yang tak sengaja mendengar ejaan 'eomma' justru dia menetap heran dan sedikit terkejut.

Tak menyangka jika di tempat aneh yang baru saja ia datangi ini ada seorang namja. Dan entah kenapa gadis itu sepertinya pernah melihatnya, tapi dimana?

"Permisi apakah kau orang sini? Aku Sohyun... bolehkah aku bertanya dimanakah ini?" dengan ramah Kim Sohyun mengulas senyumnya. Sembari membungkuk sopan ke arah namja yang kelihatannya lebih tua darinya.

Dan kalian tahu apa yang terjadi?

"Eomma?"

Kim Jungkook meneteskan air matanya, melihat seseorang di depannya. yang terlihat sangat mirip dengan wajah wanita yang pernah melahirkannya. Tapi sadarkah Jungkook, dengarkah dia jika baru saja gadis di depannya, menyebut namanya. namanya yang tak lain adalah Sohyun?

Dan Sohyung justru dia semakin bingung dengan sikap aneh namja di depannya...

Sembari bertanya, 'ada apa dengan dia?'

.

.

.

Tbc....

Hai semua ada yang kangen ama author gak? Ada yang dah kangen ama ff ini? hayoo siapa, angkat tangannya dong.... dan siapa nih yang gak penasaran ama nih chap?

Semoga kalian suka ne, btw gimana menurut kalian nih ff nyambung gak? Ngena gak? Atau malah aneh ya wkwkwk....

Gomawo telah mendukung dan sabar dengan author yang terkadang sering membuat kalian kesal baik sengaja atau pun tidak lantaran author terlalu lama up. Author dah usahain terbaik buat nyicil dan up ff sebisa author, tapi terkadang mood dan ide kandas yang menjadi penghalang.

Sekarang real life semakin padat apalagi author harus membagi waktu antara menulis dan bekerja, dan jujur saat tubuh lelah habis pulang kerja menulis jadi terbengkalai. Dan kuharap kalian mengerti author, bukannya author apa atau gimana setidaknya kalian tahu akan kondisi author saat ini agar kalian tak kecewa.

Btw jangan lupa vommentnya, author gak memaksa buat kalian kasih. Dibaca ajjah udah senangnya minta ampun :"))

Gomawo buat kesabaran kalian dan waktu kalian...

Saranghaee...

#el

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro