SEBELAS
Prang!
Mata Aruni langsung terbuka disusul tubuh yang refleks bergerak duduk. Sontak saja, kepalanya berdenyut pening. Itu karena ia yang langsung melakukan gerakan frontal saat kesadaran belum terkumpul sepenuhnya.
Lampu kamar menyala terang. Aruni belum bisa tidur dengan lampu dimatikan. Sekalipun memakai lampu tidur. Napasnya akan sesak. Dan bukannya tidur, yang ada Aruni terserang insomnia.
Netranya memicing ke arah jam beker di atas nakas. Pukul satu dini hari. "Masa si Fely udah balik?"
Daripada mati penasaran, Aruni memilih keluar untuk memastikan. Meski, ia sedikit ragu.
Rungu Aruni dengan jelas mendengar suara lebih dari satu orang di ruang tengah. Yang jelas, suara itu pasti bukan suara dari Fely atau Saiful yang kadang mampir ke rumah sepulang dari kerja.
Bolehkah Aruni menyesal karena tadi mematikan lampu?
Tangan Aruni mencengkram ujung kepala sebuah kursi. Napasnya mulai sesak. Dari cahaya yang yang masuk lewat ventilasi, samar-samar Aruni bisa melihat tiga orang berdiri di depan sana yang kini tengah menatapnya. Penampilan mereka persis seorang penjahat. Perampoh, tepatnya. Tidak jauh berbeda dengan penampilan orang-orang yang dulu merenggut nyawa kedua orangtua Aruni.
Napas Aruni memburu. Tiba-tiba, kejadian masa kecilnya berputar-putar di ingatan bak kaset rusak. Matanya berkunang-kunang dengan kepala yang berdenyut kuat. Ingatan itu seolah mampu menarik nyawa Aruni. "Akh!" pekik Aruni sebelum semuanya gelap. Ia pingsan. Lagi, Aruni kalah bahkan sebelum berperang. Ia nyatanya masih selemah dulu.
^^^
"Aruni!" seru Fely yang pagi itu baru pulang dari kerja. Netranya menangkap tubuh sang sahabat yang tergolek di lantai depan kamar gadis itu.
Saiful yang kebetulan mengantar Fely pulang, menerobos masuk. Terbelalak setelahnya. "Aruni kenapa?" tanyanya kemudian.
Fely menggeleng. Wajahnya panik sekaligus cemas. "Ke rumah sakit. Bawa Aruni ke rumah sakit!" seru Fely dengan suara bergetar. Tubuh Aruni dingin. Entah apa yang terjadi sebelum ia pulang, yang jelas perasaan Fely mendadak tidak enak.
Tanpa banyak tanya, Saiful membopong tubuh tak berdaya Aruni keluar. Di depan, sebuah taksi yang sebelumnya di-stop Fely telah menunggu. Hanya Fely yang membawa Aruni menggunakan taksi. Saiful mengikuti dari belakang dengan menggunakan motor.
^^^
"What?!"
Tangan Aruni langsung menutup kedua telinganya. Bisa-bisa, ia mendadak tuli setelah mendengar pekikan Fely yang tidak bisa hanya dibilang nyaring.
"Tapi, lo nggak apa-apa, 'kan?" Saiful bertanya. Laki-laki itu terlihat khawatir.
"As you see now. Gue nggak tau apa aja yang mereka ambil, soalnya gue keduluan pingsan. Sorry, Fel …." Tatapan Aruni menyiratkan penyesalan. Padahal, ia sudah melakukan psikoterapi, namun rasa takut itu nyatanya belum sembuh total.
"Yang terpenting, lo baik-baik aja." Fely mengusap lengan Aruni. "Tapi, lo beneran nggak ngerasa gimana-gimana gitu, 'kan? Kayak semacam was-was sama kejadian semalam?" Pelan, Fely bertanya.
Meski semalam kontrol dirinya tidak sesuai ekspetasi, tapi Aruni tetap merasa bersyukur. Ia tidak merasa was-was atau semacamnya pasca tersadar dari pingsan beberapa menit yang lalu. Tidak seperti sebelum-sebelumnya.
Perlahan tapi pasti.
"Nggak. Gue baik-baik aja."
Fely mengembuskan napas lega. "Oh iya, tadi gue coba hubungi Edvard. Tapi, nggak bisa." Entah karena terlalu panik atau apa, Fely tadi menghubungi Edvard yang sayangnya tidak mendapat respon. Hal itu membuat Fely kontan menyumpah-serapahi Edvard. Kesal dalam kepanikannya yang dilingkupi rasa cemas.
"Kalian pacaran atau gimana sih, Ar?" Sifat kepo Saiful kumat. Sedetik kemudian, laki-laki itu mengaduh sakit akibat perutnya yang dihadiahi cubitan dari Fely. Gadis itu memelototkan mata ke arah Saiful. Meminta untuk laki-laki itu tutup mulut saja, daripada bertanya sesuatu yang tidak berguna.
Tidak ada tanggapan apa-apa dari Aruni selain senyuman kecut. Mungkin, dia dan Edvard dipertemukan hanya untuk sekadar saling kenal. Tidak lebih.
^^^^^
Haihaihai😄
Di daerahku belakangan hujan terus, bikin hati cenut-cenut nahan rindu😁
Nah, lhooo. Pagi-pagi aku kasih double up, neh!😉
So, jangan lupa buat vote sama komen-nyaaa yaaa😊
See you soon😘
Kalimantan Barat, Senin, 21 September 2020
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro