Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Prolog

       Malam mulai berarak, namun jalan keluar belum juga ditemukan oleh seorang gadis dengan tubuh yang mulai bersimbah keringat dingin tersebut.

Sejauh mata memandang, hanya rimbunan pohon yang ditangkap netranya. Di mana dia berpijak saat ini pun, dirinya tidak tahu.

   "Bu, Yah … Uni takut," lirihnya bersamaan dengan cairan bening yang menetes dari kedua pelupuk mata.

Rapalan doa terus ia panjatkan, berharap segera terbebas dari siksa keadaan. Sepintas, ia sempat merutuki dirinya yang mempunyai rasa takut akut terhadap kegelapan. Jika saja dia bisa melawan rasa takut tersebut, tentu dirinya tidak akan sepanik seperti sekarang ini. Terlebih, tubuhnya mulai melemas.

Di bawah sebuah pohon tua, gadis itu terduduk. Dia tidak bisa lagi melanjutkan langkah mencari jalan pulang. Kedua lututnya ditekuk, lalu dipeluk. Kepalanya mendongak, menatap bulan yang sedikit bersembunyi di balik awan hitam.

Tanpa ia sadari, ada seseorang yang begitu mencemaskan dirinya. Seseorang yang kini tengah berjuang mencari keberadaannya dengan berbekal tekad dan keberanian semata. Menyusuri hutan tanpa arah. Mengikuti kata hati membawanya.

Kakinya terus melangkah, hingga ia sendiri tidak sadar, waktu sudah berlalu hampir satu jam sejak dia mulai memasuki kawasan hutan. Nyaris menyerah, saat akhirnya netra setajam elangnya menangkap siluet seseorang tidak jauh dari dirinya berdiri.

Aruni, gadis yang kesadarannya mulai menipis itu langsung tersentak saat merasakan sebuah tangan merengkuh tubuhnya. Perlahan, rasa hangat menjalar tak hanya pada fisik, tapi juga jiwanya.

   "Sstt … I'm here. Don't cry," bisik seorang laki-laki yang tadi memeluknya. Punggung Aruni diusap naik-turun. Mencoba menenangkan sang gadis yang kian terisak.

Dari suaranya, Aruni langsung mengenali si empunya tangan. "Aku takut," lirih Aruni di sela isak tangisnya.

Diam-diam, laki-laki bernama Edvard tersebut menarik napas dalam sebelum mengembuskannya perlahan. Dadanya terasa sesak. Pasokan oksigen seolah mulai berlarian keluar.  "Tolong jangan sekarang," batinnya dengan sirat permohonan.

^^^^^

Hollaaaaa readers tercintaahhhh😄

Author bawa cerita baru yang tentunya nggak kalah seru sama cerita-ceritaku yang lainnyaaaa, nih!

Hayuk ikutin kisahnya Aruni><Edvard dalam 30 hari ke depan! 😉

See you soon😘

Kalimantan Barat, 7 September 2020


Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro