Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Tangga ke 11

Hanya ada 20 anak tangga disana, dan angka 11 adalah satu2 nya angka yg berpasangan. Menurut mitos, sepasang kekasih harus melompati anak tangga ke 11 itu bila melewatinya. Sebab bila tidak, kehidupan mereka akan diusik oleh makhluk penunggu tangga tersebut.

*

Dia adalah Adachi Yuto, seorang namja yg memiliki six sense. Dia terlihat berdiri diatas jembatan penyeberangan, dengan siku yg disandarkan diatas pembatas jalan.

"Adachi" seorang namja yg sejak tadi bersamanya, bernama Yan an memanggil namja itu.

"Ne" sahut Yuto tanpa mengarahkan pandangan padanya

Fokus namja itu terlihat mengarah pada sebuah anak tangga yg sepertinya sengaja di cat warna merah.

"Apa kau melihatnya?" Tanya Yan an yg kali ini berhasil membuat Yuto menoleh padanya.

"Melihat apa?" Yuto balas bertanya

"Melihat...." Yan an melanjutkan frasanya dengan bahasa isyarat

Namja itu nampak menggambarkan sesuatu yg enggan dia sebut dengan bahasa tubuh. Menjadikan Yuto yg melihatnya mengulum senyum tipis.

"Aku tak melihat apapun" ujar Yuto kemudian beranjak

Yan an nampak tak mempercayai itu, namun namja itu memilih tak bertanya. Dengan gerakan kaki lebar Yan an segera mengejar langkah Yuto. Dan cepat menahan lengannya saat namja itu akan menginjak anak tangga berwarna merah yg selangkah ada dihadapannya.

"Whae?" Tanya Yuto yg sudah mengarahkan pandangan pada Yan an.

"Kau dengar mitos tentang anak tangga ini bukan?" Yan an berujar setengah berbisik

"Ne" balas Yuto santai

"Jangan menginjaknya" Yan an kian memelankan suaranya

"Whae?" Kembali Yuto bertanya

"Nanti makhluk mengerikan yg menunggu tangga itu akan menghantui kita" kini hanya bibir Yan an bergerak, tanpa ada satupun kata yg terdengar

Yuto kembali menarik senyumnya kini, seraya mengarahkan tubuh pada Yan an.

"An hyung" panggilnya untuk Yan an

"Ne" bibir Yan an bergerak masih tanpa suara

"Apa kita pasangan?" Tanya Yuto pada Yan an kemudian

"Tentu saja..." Yan an belum menyelesaikan ucapanya ketika kaki Yuto menginjak anak tangga merah yg ada didekatnya

"Kajja" ujar Yuto ringan seraya melangkah

"Ya....Adachi" suara Yan an memanggil

Yuto mengabaikan itu dengan terus melangkah. Sedangkan Yan an nampak bersungut kesal.

"Aissshh....bocah itu" gerutunya seraya ikut beranjak

Kakinya nampak melangkah lebar melompati tangga dengan cat merah tersebut. Sebelum kemudian berlari kecil mengejar Yuto.

"Ya....tung..." ucapan Yan an terputus manakala dirinya menabrak tubuh Yuto yg menghentikan langkah tiba2

Yan an akan segera meluapkan emosi pada Yuto. Namun ekspresi serius namja itu yg terlihat memperhatikan sepasang kekasih melintasi mereka, membuat Yan an menahan kata2nya.

"Whae?" Segera Yan an memburu Yuto dengan pertanyaan

Tak ada balasan yg diberikan Yuto, karena namja itu terus fokus pada pasangan yg nampak mengurai tawa saat melewati mereka berdua.

"Jogiyo" panggil Yuto kemudian setelah cukup lama memperhatikan pasangan itu

Langkah pasangan yg Yuto panggil segera terhenti. Setelah saling pandang sesaat, merekapun mengarahkan pandangan pada Yuto.

"Apa kalian sepasang kekasih?" Yuto segera memastikan hal tersebut

"Apa hal itu belum jelas dimatamu, sehingga kau bertanya?" Dengan balasan yg terkesan angkuh, namja itu balas bertanya

"Ani...itu sangat jelas dimataku, hanya saja aku ingin memastikan" sambut Yuto yg membalas dengan tenang

"Untuk apa kau memastikannya?" Namja itu berkacak pinggang dihadapan Yuto

"Aku coba memastikan, agar aku bisa mengingatkanmu pada mitos yg ada di tangga itu" telunjuk Yuto mengarah pada anak tangga merah yg ada dibelakang tubuh namja itu kini

Namja tersebut menoleh pada anak tangga yg Yuto maksud, kemudian merekahkan senyum tipis.

"Hanya itu" ucap Yuto membalas senyum yg namja itu kembangkan

Yuto berbalik, dan beranjak setelah menyentuh ringan lengan Yan an dengan punggung tangannya. Mengerti isyarat itu, Yan an ikut mengayunkan langkah hendak berlalu dari sana.

"Jogiyo" baru beberapa langkah berjalan, gerakan kaki kedua namja itu dipaksa berhenti dengan suara panggilan

Tanpa aba2 keduanya berbalik, dan mendapati namja yg mendapat peringatan dari mereka sudah berada diatas anak tangga merah bersama pasangannya.

"Aku sudah melanggar mitos itu" dengan senyum yg terkesan mengejek, namja itu berujar pada Yuto

Mata Yuto membulat melihat itu, membuat senyum namja itu melebar.

"Chagiya...lihat, dia ketakutan" tunjuk namja itu melihat ekspresi yg dipasang Yuto

Tawapun segera berderai dari keduanya kini, seolah sengaja menertawai Yuto yg menatap lekat keduanya beberapa waktu.

"Celakalah kalian" bisik Yuto pelan namun masih tertangkap telinga Yan an

Yuto berbalik, dan mematung sesaat dengan wajah yg terlihat tak baik.

"Kau melihatnya sekarang?" Tebak Yan an seolah sudah bisa menerka arti ekspresi Yuto

Yuto hanya menatap Yan an dengan nafas yg dihembuskan pelan

"Hyung....kajja" ajaknya seolah ingin menghindari sesuatu

Tanpa menyahut keduanya beranjak, meninggalkan pasangan yg masih menertawai mereka.

"Dasar namja pengecut" ejek namja itu yg disambut tawa kencang sang yeoja

Yuto yg menangkap ucapan itu memejamkan matanya sesaat, sambil terus melangkah lebar dengan ekspresi yg sulit dijelaskan.

"Chagi kajja" ajak namja itu setelah puas menertawakan Yuto yg sudah berada cukup jauh dari mereka

"Kaja" sambut sang yeoja seraya mengandeng mesra lengan sang kekasih

Keduanyapun beranjak, setelah sang namja mengetuk keras tumitnya diatas anak tangga itu. Tawa kembali diperdengarkan sang yeoja, yg seolah mengerti maksud tindakan dari namja chinggunya.

"Oppa...kau sunguh lucu" ucap yeoja itu yg disambut senyum lebar sang namja

Langkah pasangan itu berayun teratur, meninggalkan anak tangga merah yg sesaat lalu mereka injak bersama. Tanpa sadar, sepasang bola mata merah mengawasi kepergian mereka dengan pandangan tajam.

*

Disebuah apartement mewah kawasan Hannam-dong. Terdengar suara musik keras bersama ayunan langkah namja diatas treatmill nya. Seolah mengikuti ritme musik yg mengalun kencang, namja itu terlihat terus berlari hingga dering ponsel mengusik kegiatannya.

"Ne...Yujin-a" sambutnya pada panggilan tersebut, seraya terus berlari diatas treatmill nya.

"Oppa....kurasa ada yg aneh dirumahku" balas Yujin, yeoja yg berbincang dengan namja itu diujung panggilan

Tak segera menjawab, namja itu membisu sesaat seraya menghentikan laju treatmil. Kemudian melangkah meninggalkan aktivitasnya diatas benda itu, setelah sebelumnya menyanbar handuk yg kini dia pakai untuk menyeka keringat.

"Memangnya apa yg aneh?" Tanya namja itu akhirnya bersama tubuh yg dihempas diatas sofa

Senyap menyapa telinga namja itu, membuatnya menjauhkan ponsel yg dia pegang untuk memastikan panggilan itu masih terhubung.

"Yujin-a...kau masih disana?" Tanya namja itu memastikan

"Oppa...aku takut" sambut Yujin dari ujung panggilan

"Apa yg membuatmu takut?" Namja itu kembali bertanya

"Semuanya terasa aneh oppa, benar2 aneh" adu Yujin dengan suara memelas

"Aneh seperti apa?" Namja itu coba mencari tahu

Belum selesai mendengar penjelasan sang pacar, tiba2 lampu dikediamannya mati. Membuat namja itu segera mengedarkan pandangan pada gelap yg mengelilinginya.

"Yujin-a....nanti oppa menelponmu lagi" ujarnya seraya memutuskan panggilan

"Gyumin oppa...." namja itu sempat mendengar ucapan sang kekasih bersamaan dengan jemarinya yg mematikan panggilan

"Sangat manja" gumamnya seraya tersenyum

Dengan sembarang namja itu melempar ponselnya. Dan bangkit menuju sakelar listrik dirumah itu.

"Apa ada pemadaman listrik? Tapi kenapa tak ada pemberitahuan?" Ucapnya seraya sesaat memainkan sakelar lampu

Hela nafas berat namja itu terdengar, bersamaan dengan tubuhnya yg mengarah kepintu keluar. Namun sebelun namja itu tiba disana, bunyi suara pintu yg dibuka menahan langkah kaki namja itu.

"Oppa....." suara Yujin tertangkap telinga Gyumin

Senyum merekah dibibir namja itu, mendengar suara sang kekasih

"Ya....neo wasseo" sambutnya seraya beranjak menuju pintu

Senyum belum memudar dibibir Gyumin, hingga beberapa detik kemudian namja itu mematung tak mendapati siapapun disana.

"Oppaaaaa...." suara mirip Yujin kembali terdengar, namun kali ini lebih seperti desisan

Gyumin mulai merasa udara disekitarnya dingin, menjadikan namja itu sedikit merasa sulit bernafas.

"Yujin-a....neo....odieya?" Sedikit terbata, Gyumin mengedarkan pandangannya mencari Yujin

Tak ada balasan yg didapatkan Gyumin. Hanya sekelebat bayangan hitam, yg tiba2 melintas membuat Gyumin jatuh terduduk.

"Igot mwoya?" Diantara rasa terkejutnya, Gyumin coba memastikan bentuk bayangan itu.

Gyumin nampak mengarahkan pandangan pada sebuah sudut yg diyakininya dituju oleh bayangan tersebut. Dan segera membulatkan mata melihat sosok tubuh bergaun putih, dengan rambut berjuntai menutupi wajah nampak meringkuk disana.

"Gwi....gwi...." Gyumin segera berlari meninggalkan apartementnya dengan tergesa sebelum menuntaskan kata2nya.

*

Wajah Gyumin nampak berantakan, lingkar matanya bahkan nampak menghitam. Didepan seorang namja yg merupakan seorang psikiater sekaligus sahabatnya. Gyumin terlihat mengurai semua kisah yg membuat malamnya tak tenang.

"Aku sungguh melihatnya, dia...terus mengikutiku" ucap Gyumin seolah menekankan kebenaran dari kisahnya

"Ara...kau sudah memastikan hal itu berkali2" balas sang sahabat pada Gyumin

"Tapi kau tidak mempercayainya maja?" Tunjuk Gyumin saat melihat ekspresi sang sahabat.

"Aniyo...aku...."

"Hyunjae-ya...aku benar2 takut sekarang" ungkap Gyumin dengan raut pias

Namja bernama Hyunjae itu mengangguk pelan, seraya mengusap punggung tangan Gyumin.

"Sebaiknya kau istirahat, akan kuberikan kau obat penenang" balas Hyunjae tenang

"Hyunjae-ya..." Gyumin memasang wajah putus asa seolah ingin mendapat kepercayaan dari sahabatnya itu.

"Araso....araso....jangan menjelaskan apapun lagi untuk sekarang. Kau hanya harus beristirahat" Hyunjae bangkit dan mengarahkan tubuh Gyumin kesebuah ranjang yg ada disebelah ruangannya.

"Minum ini dan istirahatlah, setelah itu aku akan mendengar ceritamu lagi" Hyunjae memberikan sebutir obat pada Gyumin

"Hyunjae-ya" Gyumin masih mengarahkan pandangan yg sama pada namja itu

"Aku mengerti, aku memahami semuanya" Hyunjae mengangguk pelan seraya masih mengarahkan obat ditangannya pada Gyumin

Tanpa memiliki pilihan, Gyumin meraih obat tersebut. Dan segera berbaring tenang, dengan pandangan yg diarahkan pada Hyunjae.

"Istirahat dengan baik, setelah itu aku akan mendengarkan semua ceritamu lagi" ucap Hyunjae bersama jemari yg menyelimuti Gyumin

Gyumin tak membalas, karena tahu pasti apa yg dilakukan Hyunjae adalah bentuk penolakan dari ceritanya. Sebagai seorang sahabat, dia bisa memastikan kalau Hyunjae cukup relistis untuk menerima semua cerita yg baru saja dia urai pada namja itu.

"Jangan pikirkan apapun, cukup berbaring dan nikmati istirahatmu" seakan tahu Gyumin sedang bertarung dengan semua isi kepalanya, Hyunjae menasehati namja itu

Gyumin benar2 ingin mengutuk sang sahabat, karena tak mengerti ketakutannya. Namun, kata2 rutukan hanya tertahan ditenggorokannya. Mengingat sosok Hyunjae sekarang, tak jauh berbeda dengan sosoknya dulu yg bahkan lebih relistis dari itu.

Pada akhirnya Gyuminpun terlihat memejamakan mata, karena tak mau berdebat dengan sang sahabat. Dan juga karena efek obat yg diberikan Hyunjae, perlahan mulai mengistirahatkan kerja tubuhnya.

Secara bertahap ketenangan mulai dirasa Gyumin, yg membawanya meninggalkan rasa takut yg nyaris sepanjang malam menghantuinya.

"Ada2 saja" gumam Hyunjae pada sosok Gyumin yg terlelap sebelum kemudian beranjak meninggalkan sang sahabat yg mulai menikmati nyenyaknya.

*

"Jadi??" Tanya Yan an dengan wajah yg nampak pasi setelah mendengar cerita dari Yuto

Yuto tak menjawab, dia hanya memandang lurus seraya membayangkan sosok yg dilihatnya.

Seorang yeoja dengan penampilan berantakan. Dan mata merah bersama bibir menyeringai. Sosok yg hanya bisa dilihat olehnya, dan cukup mengambarkan bahwa dia bukanlah manusia.

Namun bukan penampilannya yg membuat Yuto terpaku saat mendapati sosok itu. Bukan penampilan menyeramkan, seperti halnya sosok hantu yg biasa Yuto lihat. Melainkan karena bayangan kejadian yg sesaat membawa Yuto ketika itu. Peristiwa yg terasa cukup lama bagi Yuto, namun hanya sedetik bagi orang2 yg tak memiliki kemampuan sepertinya.

*

Cerita itu cukup manis diawal, seperti kisah cinta pada umumnya. Namun berakhir dengan sangat tragis. Bagi Yuto peristiwa itu tak terlihat tragis saat namja itu mati dengan mengenaskan diatas tangga tersebut. Namun peristiwa yg terjadi setelah-nyalah, yg membuat mata Yuto terpejam beberapa waktu.

Seorang yeoja yg nampak putus asa duduk memandang kosong ditangga itu. Menangisi sang kekasih yg mati seminggu sebelumnya karena perampokan ditempat itu. Rasa cinta menjadikannya berada diujung rasa putus asa. Membuat yeoja itu dengan pasti mengiris pergelangan tangannya.

Akan baik2 saja bagi Yuto jika melihat yeoja itu mengiris pergelangan tangannya dengan cara biasa. Namun saat itu, kisah yg diperlihatkan pada Yuto jauh berbeda.

Dengan menggunakan pisau yg cukup besar, yeoja itu menyayat pergelangan tangannya seperti mengiris daging.

Pergelangan tangannya nyaris putus kini, karena tajamnya pisau yg yeoja itu pegang. Namun bukan suara rintihan, atau erangan kesakitan yg Yuto dengar. Melainkan tawa keras, dari yeoja itu sebelum akhirnya dia meninggal dengan darah yg mengenangi nyaris seluruh anak tangga.

*

Yujin masih bergulat dengan ketakutannya. Diantara gelap, disudut rumahnya yeoja itu meringkuk dengan tubuh bergetar.

Sosok yg sama yg mengusik Gyumin, membuat Yujin tak mampu bergerak dari tempatnya. Menjadikan yeoja itu sesekali berteriak histeris, saat sosok dihadapannya memperlihatkan seringai yg menyeramkan.

"Jangan mendekat" tukas Yujin dengan suara bergetar ketika sosok dihadapannya mulai merangkak mendekat.

Sosok itu beringsut kedalam gelap, masih dengan seringai seram yg menakutkan.

"Yujin-a" sebuah panggilan terdengar cukup jelas ditelinga Yujin

"Omma...ommaa...." Yujin mengenali suara tersebut, namun tak mampu menangkap sosoknya dalam gelap.

"Yujin-a" suara itu terdengar bercampur isak

Yujin coba bangkit, namun gerakanya tertahan oleh gerak tubuh sosok dihadapannya. Tak ada pilihan lain bagi Yujin selain diam diantara gelap yg mengelilinginya bersama rasa takut yg terus mengusiknya.

*
TBC


Sorry for Typo
Thanks for Reading & Votement

Tanjoubi Omedetou Yuto-kuuuuuuun
🎂🎉🎊❤

#펜타곤 #PENTAGON #유토 #YUTO

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro