Nue
Yan an menatap tubuh Yuto yang terbaring, masih dengan tangan yang mengenggam jemarinya. Wajah namja dihadapannya itu terlihat pucat, membuat Yan an khawatir. Bahkan dia ingin sekali berlari untuk memanggil dokter. Namun kata-kata Yuto menahannya. Sehingga selain diam seraya terus mengenggam jemari Yuto tak ada yabg bisa Yan an lakukan.
*
Yuto dikelilingi gelap, saat dia tersadar setelah sosok mengerikan menariknya kebalik pintu yang baru dibukanya. Sesaat Yuto menyentuh lehernya yang masih terasa sakit, karena cengkraman kuat sosok mengerikan tersebut dibagian tubuhnya itu.
"Dimana ini?" Gumaman pelan terdengar dari Yuto bersama tubuhnya yg bangkit
Namja itu menajamkan penglihatannya. Dan mendapati dirinya berada disebuah lorong sempit yang gelap. Hanya ada cahaya samar yang tertangkap matanya. Namun tak cukup baik untuk menyempurnakan penglihatan Yuto diantara gelap.
Tap....tap...tap...
Suara langkah kaki menggema, menyapa telinga Yuto. Dengan gerakan hati-hati, diapun mengayun langkahnya diantara gelap.
"Oo" langkah Yuto terhenti, saat telinganya mendengar suara lain.
Itu suara nafas memburu seseorang. Ani...tepatnya beberapa orang. Tubuh Yuto membatu, bersama tangannya yabg mengepal kuat. Bukan tanpa sebab, melainkan karena mimpi buruk yang akhir-akhir ini mengusiknya.
"An hyung" guman Yuto tiba-tiba, saat merasakan hangat saat dia mengenggam tangannya sendiri
Yuto baru ingat bahwa saat ini dia sedang meninggalkan raganya. Menembus pintu asing yang bahkan tidak dia ketahui kemana akan berujung. Seperti halnya para pasien yang ditemuinya, dia sedang menjelajah alam lain yg sangat asing untuknya.
"Jangan pernah melepas tanganku untuk alasan apapun hyung. Berjanjilah" itulah kata-kata yang Yuto ucapkan sesaat sebelum dia masuk kedalam lelapnya.
Walau nampak ragu Yan an mengangguk. Menyimpan segudang tanyanya, dan tetap mengenggam jemari Yuto hingga sekarang.
Bukan tanpa alasan Yuto meminta Yan an melakukan hal tersebut. Karena bagi Yuto, hanya dengan begitu dia tetap menyadari semua itu bagian dari alam lain yang sedang dijelajahinya. Agar Yuto tetap meyakini, sosok aslinya masih tinggal didunia nyata. Sementara arwahnya saat dia sedang berjuang mencari roh-roh yang tersesat.
Yuto menarik nafas dalam sesaat, sebelum kemudian kembali melangkah. Dia beranjak dengan yakin, walau hatinya masih dihiasi sedikit perasaan takut.
Tap....tap...tap...
Suara langkah kaki itu kembali menyapa telinga Yuto. Kali ini lebih jelas, dan lebih dekat dari sebelumnya. Membuat Yuto yang masih melangkah dengan hati-hati diantara gelap, melebarkan langkah kakinya.
Mata Yuto membulat, badannya tiba-tiba membatu saat tiba diujung lorong sempit yg baru saja dia lewati. Gelap masih menguasai pandangannya, namun Yuto yakin mendapati makhluk yang dikenalnya diantara gelap tersebut.
Adalah Nue*, sosok mengerikan yang membatukan tubuh Yuto seketika. Satu dari puluhan makhluk mengerikan yang pernah didengar ceritanya dari sang guru.
Yuto tak benar-benar pernah bertemu dengan makhluk ini. Namun telinganya cukup sering mendengar ceritanya yang cukup melegenda dari sang guru saat di Jepang dulu. Hingga akhirnya namja ini dipertemukan oleh makhluk yang semula hanya didengarnya. Dan itu cukup membuat perasaan Yuto kacau.
"Bagaimana bisa? Ini Korea, jadi bagaimana bisa?" Kepala Yuto disesaki tanda tanya karena sosok yang ada dihadapannya kini
Sosok yang dengan bebasnya terbang diatasnya, dengan suara erangan yang mengerikan.
"Tidak mungkin, nue tidak mungkin ada disini. Dia..." Yuto tak mampu melanjutkan kalimatnya, saat makhluk mengerikan itu sudah menatapnya
"Astaga" tepat sesaat setelah Yuto mengucapkan kata itu diapun berlari, menjadikan makhluk yang semula hanya melihatnya kini mengejar Yuto.
Nafas Yuto memburu, jantungnya memacu kencang. Dan dia bisa memastikan kalau wajahnya pasti pucat sekarang.
"Jadi inilah yang kalian alami" gumam Yuto dalam hati seraya terus berlari
Dengan sekuat tenaga yg dia punya, Yuto terus berlari. Menghindari makhluk besar yg masih terus mengejarnya.
*
"Adachi" Yan an semakin mengeratkan genggaman tangannya, saat mendapati wajah pucat Yuto
Kekhawatiran benar-benar menguasainya kini. Terlebih saat mendengar nafas Yuto yang memburu.
"Adachi cepat bangun, jangan membuatku cemas" kedua jemari Yan an mengenggam erat jemari Yuto, dan meletakkan dikeningnya
Jemari itu terasa sangat dingin dalam genggaman tangan Yan an. Menambah rasa khawatir yang sudah menumpuk dihatinya.
"ADACHI!" Yan an memekik panik, saat tubuh Yuto tersentak keras
Dengan jemari kanan yang masih mengenggam tangan Yuto, Yan an menekan tubuh sang sahabat dengan tangan kirinya.
"Apa yang terjadi Adachi?" Airmata lolos dari kelopak mata Yan an
Namja itu benar-benar dinaungi kecemasan tak berujung kini, karena kondisi Yuto saat itu.
"Adachi" dengan suara serak yang bergetar, Yan an terus memanggil Yuto yg bahkan tak mendengar suara panggilannya.
*
Yuto jatuh tersungkur, saat kibasan ekor Nue mendarat keras ditubuhnya. Ringisanpun lolos dari bibir namja itu, karena rasa sakit yg didera tubuhnya.
"Akhh" Yuto memegang dadanya yang sakit karena mendarat sempurna diatas tanah.
Diapun cepat berbalik, menatap makhluk yang mengeram keras padanya. Menjadikan Yuto meringsut mundur, mengunakan belakang tubuhnya.
"Rrrrgggghhhh" mata merah Nue membuat Yuto benar-benar takut kini
Nafasnya tertahan beberapa hitungan, akibat perasaan takut yang memuncak.
"Aakhhh" kembali ringisan terdengar dari Yuto saat ekor Nue kembali memukul keras tubuhnya.
Yuto terhempas beberapa meter jauh kebelakang, membentur batu besar yang serasa meremukkan tulang punggungnya.
"AAKKKHH" jerit Yuto tak tertahan, karena benar-benar menerima rasa sakit yang luar biasa
Nue yang mendengar itu sudah menjejakkan kaki diatas tanah. Menatap tajam tubuh tak berdaya Yuto.
"Rrrggghhhh" dengan langkah lebar Nue mendekat, dan dalam hitungan detik sudah berada tepat dihasapan Yuto
Kaki besarnya menginjak tubuh tak berdaya Yuto. Sementara ekornya nampak coba menyerang bagian kepala sang korban.
"Aaakhhh" dengan mengerang, Yuto coba menahan kepala ular yang bersiap menerkamnya.
Dengan sisa tenaganya, Yuto berupaya menjauhkan terkaman ular itu disaat tubuhnya dirasa remuk karena injakan kaki Nue.
Darah segar sudah mengalir dari mulut Yuto, membuat ular yang merupakan ekor Nue semakin membuka lebar rahangnya. Makhluk itu seolah siap melahap bulat-bulat Yuto yang mulai nampak tak berdaya.
"Tetap terjaga Yuto...kau harus tetap terjaga" sugesti Yuto pada diri sendiri, saat dirasa matanya memberat
Nafas Yuto semakin memberat, seiring dengan beban yang semakin menekan dadanya. Darah segar kembali mengalir dari bibir Yuto, akibat organ dalamnya yang mungkin cidera karena ulah Nue.
"Hyunggggg....An Hyunggg" disela ketidak berdayaannya, Yuto memanggil Yan an
"Hyunggggg....tolong akuuuu" Tekanan didada Yuto membuat namja itu menjerit keras, dan berakhir tak sadarkan diri.
Tangannya terkulai tak berdaya disisi tubuh. Membuat ular besar yang sesaat bergulat dengannya, mengabil kesempatan itu untuk melahap tubuh lemah Yuto.
*
TBC
*Nue adalah makhluk mitologis dalam cerita rakyat Jepang. Ia dideskripsikan sebagai makhluk berkepala monyet, berutubuh tanuki (anjing rakun), berkaki macan, dan berekor ular.
Menurut legenda, seekor nue dapat berubah bentuk menjadi awan hitam lalu terbang. Karena penampilannya, kadangkala ia disebut sebagai khimera Jepang. Nue dipercaya sebagai pembawa penyakit dan nasib buruk.
Menurut Riwayat Heike, Kaisar Konoe, salah satu Kaisar Jepang, jatuh sakit setelah bermimpi buruk setiap malam, dan awan hitam muncul pada jam dua subuh di atas Istana Kerajaan di Kyoto selama musim panas tahun 1153.
Menurut kisah, seorang samurai, Minamoto no Yorimasa memanjat atap tersebut di malam hari dan menembakkan panah ke arah awan, dan seekor nue yang sudah mati jatuh dari sana. Dipercaya bahwa Yorimasa menenggelamkan bangkai tersebut di Laut Jepang.
Dalam cerita, bangkai nue terapung sampai ke suatu tanjung, dan penduduk lokal menguburkannya karena takut menerima kutukan. Gundukan tanah di dekat tanjung masih ada sampai kini dan diyakini sebagai kuburan yang dibuat bagi nue tersebut.
Dan semua itu Yuto dengar di Jepang, dan sekarang...Yuto dibuat bingung. Karena sosok itu hadir di negeri gingseng.
*
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro