Asano Gakushuu
Asano x Reader FF!
|
|
|
|
|
asano gakushuu © yuusei matsui sensei
|
|
|
|
|
WARN! Cringe, Typo bertebaran :v, OOC, absurd, dan segala macam hal aneh lainnya ~/plak
|
~|~
|
ascellworld present
_ _ _ _ _ _ _ _ _ _
[ ambiguous ]
_ _ _ _ _ _ _ _ _
✿✿✿
[your name] menghembuskan nafas kesal melihat hasil nilainya yang--untuk kedua kalinya-- berada di bawah duo setan.
Yuneko, salah satu sahabatmu menepuk bahumu-- berusaha memberikan semangat. "Sudahlah, setidaknya kau telah berusaha memberikan yang terbaik."
Kau hanya berakhir mengangguk, toh apa yang sudah terjadi tidak dapat diulang. Lagipula perkataan dia ada benarnya juga. "Kurasa sebaiknya kita pergi menghibur diri."
Yuneko terkekeh pelan, "ne,ne~ [name]-chan. Kau tidak sedang membuat janji dengan orang lain 'kan ?"
Keningmu mengerut mendengar pertanyaan yang keluar, seingatmu kau tidak sedang berhubungan dengan siapapun belakangan ini. Kecuali-- sial.
Ingatanmu melayang pada beberapa hari sebelum ujian dilaksanakan. Kau bertaruh pada Kyousei, jika nilaimu dibawahnya maka kau harus mengajak Asano-- anak guru kelabang-- untuk ber-partner dalam tugas sains.
Yuneko mengangguk pelan, tepukan pelan mendarat di punggungmu. "Ganbatte ne," bisiknya. Kau menatap malas kepergiannya.
"Oh ya," dia berbalik dengan senyuman lebar, "Jangan lupa traktirannya !" Teriak Yuneko sebelum menghilang dibalik koridor.
Kini hanya dirimu seorang diri, memikirkan apa yang harus dilakukan selanjutnya.
Tidak bisa ya meninggalkan tugas bodoh ini ? Dan haruskah bersama orang itu ?
Dalam sekali tarikan nafas, tungkaimu bergerak menuju lantai dua. Firasatmu mengatakan Asano berada di ruang osis saat ini.
Tok!Tok!
Begitu pintu terbuka, seorang pemuda bertubuh jangkung menyambut indra penglihatanmu. Dia tersenyum miring melihat eksistensi kau.
"Woah, [your name]-san doishite ?"
Kau mendengus, "boleh aku masuk ?"
Asano tertawa ringan, "apa yang membuatmu datang menemuiku ?" Tanya pemuda bersurai oranye itu, tubuhnya bergeser ke kiri, membuat sebuah ruang kosong untuk dilewati.
Begitu memasuki ruang osis, pandanganmu teralih pada seorang pemuda bersurai merah. Siapa lagi jika bukan Karma Akabane ?
"Karma-kun ?" Panggilmu ragu, yang dipanggil langsung mengangkat kepalanya. Membuat kedua mata kalian bertabrakan.
Asano berdeham, membuat dirimu langsung memasuki ruangannya.
"Jadi ada apa ?" Pertanyaan yang pertama kali keluar dari mulutnya, tepat setelah ia mendudukkan diri disebrangmu.
Kau menatapnya ragu.
Asano memutar bola mata malas, "kau membuang waktuku."
Kau mendecih dalam hati, sok sibuk sekali dia.
"Kau sudah memiliki partner dalam tugas nanti ?" Asano mengangkat alisnya, cukup kaget mendengar apa yang baru saja kau pertanyakan.
Pemuda itu kemudian diam, membuat kau merasa ingin mengubur diri. Ayolah, dia pasti berpikir akan hal-hal aneh.
"Tidak." Kau terbelalak mendengar jawabannya, namun satu sisi dalam hatimu berdecak bahagia. Mati-matian kau menahan senyum.
Mampus kau Kyousei, batinmu.
Dan itu tidak berlangsung lama, setelah sebaris kalimat yang keluar dari mulutnya. Membuat kau ingin mengubur dirimu dalam-dalam.
"Aku tahu apa keinginanmu," dia tersenyum miring. "Dan juga taruhanmu dengan Kyousei."
Tanganmu mulai mengeluarkan keringat dingin, tidak lucu jika semisalnya kau di tendang dari jabatan osis, dan lebih parahnya lagi dikeluarkan dari kelas A. Apakabar orang tuamu ?
"Tapi," dia memajukan tubuhnya, berbisik pelan di telingamu. "Kalau nilaimu lebih tinggi dari Akababe dan aku di ujian berikutnya."
Dia kembali menegakkan tubuhnya, "aku akan menjadi partner-mu."
[ ambiguous ]
Karma menyenderkan tubuhnya di dinding luar kelas A, menunggu sahabat seperjuangannya dulu. [your name] namanya, yang saat ini menjabat sebagai wakil ketua osis.
Ia berdecak kesal, sudah lima menit berlalu dan tidak ada tanda-tanda akan pulang dari kelasmu.
Memangnya kelas unggulan selalu pulang paling akhir ya, umpatnya.
"Etto, Karma-kun ?" Sebuah suara yang ia tunggu kehadirannya berjalan dari sisi kiri.
"Kau tidak ada di dalam kelas ?"
Kau merotasikan bola mata malas, "kepo sekali," Karma berdecak, "he, kau yang memintaku untuk membantu tugas sains."
"Hah," otakmu berusaha mencerna perkataannya. Oh, sial sekali lagi kau memasukkan dirimu di dalam masalah.
"Etto,"
"Dia sudah bersamaku, jadi kau boleh pulang." Sebuah tangan mendarat di atas kepalamu. Mengacak surai [hair color] mu.
Karma menatap pelaku tersebut datar, sebelum berujar, "hmm, matta ne !" Ujarnya datar, sangat datar. Membuatmu jadi merasa bersalah.
Kau memutar tubuhmu, "tadi siapa yang bilang kalau tidak ingin menjadi partner-ku ?"
Asano tersenyum miring, secara tiba-tiba dia menarik lengan yang kau masukkan ke dalam hoodie. Dengan santai, dia menggiringmu keluar.
Kau yang masih terlalu terkejut, hanya diam mengikuti seperti anak ayam.
[ ambiguous ]
Kini kalian berada di sebuah rumah bercat putih, yang tidak lain adalah rumahmu. "Tadaima !"
Tidak ada jawaban. Jelas saja, kedua orang tuamu saat ini sedang berada di luar negeri untuk urusan pekerjaan, meninggalkan dirimu sendirian bersama asisten pribadi.
Asano hanya mengekorimu yang menaiki tangga. Kamarmu terletak di lantai dua, tepat disebelah sebuah perpustakaan mini.
"Aku ingin berganti baju dulu," ujarmu, Asano hanya mengangkat alisnya-- meminta penjelasan lebih lanjut.
Kau mendengus, "tunggu saja disitu." Telunjukmu mengarah pada sebuah pintu berwarna putih-- sebuah perpustakaan.
Tanpa menunggu jawabannya, kau langsung memasuki kamar-- untuk berganti baju dan mengambil buku-buku.
Begitu memasuki perpustakaan, dapat kau lihat figur Asano yang sedang duduk membaca buku dengan kacamata.
Harus kau akui, dia memang tampan.
"[your name] !"
Kau tersentak mendengar seruan Asano, berdeham sejenak sebelum melangkah kedua kakimu menuju meja yang diduduki olehnya.
"Ck, menyebalkan sekali izuma-sensei." Gerutumu sambil membuka halaman demi halaman.
Asano hanya terkekeh pelan, "pantas saja nilaimu selalu dibawahku."
"Terserah, Asano-kun boleh kau yang kerjakan saja semua soalnya ?" Tanyamu lancang begitu melihat soal-soal yang terpampang di buku. Ingin tenggelam saja rasanya.
"Itu makanya dibuat untuk kerja kelompok." Meski dia tidak menolak secara langsung, sudah jelas Asano tidak akan berbaik hati menjawab semua soal.
"Aku akan mengerjakan lima belas, dan kau kerjakan sisanya." Kau nyaris mengumpat, jika tidak mengingat siapa orang disampingmu.
"Kau ingin menginap disini jika aku yang mengerjakannya ?" Asano hanya mengangkat bahu acuh, "ya sudah." Lagi-lagi kau hanya bisa mendengus pasrah. Keras kepala menjadi salah satu sifat orang disampingmu saat ini.
Dengan malas, kau mulai menulis soal di sebuah kertas putih. Keheningan menemani kalian yang sibuk dengan secarik kertas.
Baru menyelesaikan dua nomor, kejenuhan sudah merambati dirimu. Kau menoleh ke kanan, melihat Asano yang tampak serius mengerjakan.
"Hm, wajahku memang lebih menarik daripada tugas. Tapi pikirkan nilaimu juga."
Sial, tertangkap basah, batinmu.
"Pede sekali," elakmu berusaha menyelamatlan harga diri. Asano tertawa kecil, menciptakan semburat merah dikedua pipimu.
Kau menoleh begitu merasakan sebuah beban di atas kepala, "tidur saja. Aku tahu kau lelah." Kata Asano sambil mengusap kepalamu lembut.
Bibir bawahmu menjadi sasaran kegugupan. Entah harus bersyukur atau tidak dengan adanya kerja kelompok ini.
《 end 》
/bungkuk hormat/ selesaii akhirnyaa 😭😭 🎉🎉🎉. Maapkan imajinasi pas"an ini, plus keknya Asano jadi OOC bgt ya 😂 ? /bungkuk /
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro