Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Bab.2

Sore yang muram, aku berbaring di ranjang dengan lagu sedih Sheila On 7 berkumandang mesra dan kucing hitam yang mendengkur pulas di ujung kaki. Pikiranku menerawang tentang masa lalu saat kita berdebat soal lagu. Rasanya sudah lama tidak melihatmu, apakah kau disana merindukanku? Semalam aku sengaja stalking FB-mu. Aaah dan aku menyumpah dalam hati karena merindukanmu. Tiba-tiba terdengar pintu digedor memekakkan telinga dan membuat kucing hitam di kakiku mengeram kaget.

Tak lama terdengar teriakan Rika dengan suaranya yang cempreng.

"Woi! Mya bangun lu. Jangan pura-pura tidur! Gue tahu lo di dalam lagi nangis bombay karena patah hati!" Sial dia, sebenarnya aku malas ketemu Rika. Kata-kata nangis bombay bikin aku bangkit buat buka pintu.

" Berisik lo! Ada apa sih? Ganggu gue." Aku melihat Rika tampil rapi dengan celana jin dan blus abu-abu sederhana. Meski begitu tubuhnya yang molek dan wajahnya yang manis tetap terlihat menawan. Rambutnya dikuncir kuda.

"Cepat pakai baju, ikut gue!"

" Mau kemana?" tanyaku heran dan membiarkan dia menyelinap masak dalam kamar.

"Dukun!"

"What? Mau ngapain?"

Rika tidak menjawab, tangannya sibuk memilih baju untuk kupakai dan menyuruhku cepat-cepat ganti. Sore itu aku dibawa naik motor pergi ke suatu tempat di wilayah utara kota. Kami masuk ke perkampungan padat penduduk. Melewati gang-gang sempit dengan banyak anak kecil bermain di pinggir got yang menghitam. Sempat salah jalan beberapa kali. Dengan banyak godaan usil dari para cowok yang nongkrong di depan gang, kami berdua tiba di rumah yang terbilang cukup mewah untuk kawasan yang padat penduduk. Setelah memarkir motor di halaman yang cukup luas dengan menggenggam air mineral di tangan, membiarkan Rika mengetuk pintu.

"Mari silahkan masuk, kalian para gadis cantik." Pintu terbuka dan tampaklah laki-laki setengah baya berpakaian semacam jubah putih. Banyak mengenakan gelang dan kalung emas yang luar biasa banyak.

"Ki Ageng Sentot?" Rika bertanya menyelidik.

"Iya itu saya, pasti kalian membayangkan dukun dengan kumis tebal dan rambut awut-awutan? Maaf, saya orangnya fashionable. Hehehe." Dia menjawab sambil tersenyum dan menampakkan deretan gigi emas.

Aku nyaris tersedak mendengar omongannya.Tanpa banyak kata Rika menyeretku masuk kedalam rumah dukun fashionable.

Kami berdua masuk kedalam ruang tamu yang luas dan lumayan megah. Banyak ornamen dari kuningan berupa vas besar atau juga set minum teh keren yang dipajang dalam lemari kaca. Di tengah ruang tamu terdapat sofa besar berjumbai yang nyaman diduduki.

" Wow, jadi dukun keren juga ya bisa kaya raya gini." Tanpa sadar aku bergumam heran.

" Langsung saja ya, siapa yang mau nyantet atau pelet orang?" Ki Ageng bertanya sambil memperhatikan kami berdua yang duduk di hadapannya.

"Saya mau nyantet orang, dia mau pelet orang!" Rika menjawab tegas menunjuk padaku.

"Gile lu, siapa yang mau melet siapa?" Aku menangkis gusar.

Rika mengerling, mengedipkan mata dan berucap pelan."Lo mau pelet mantan biar balikan, gue mau nyantet cowok gue yang selingkuh."

"Siapa bilang gue mau balik ama dia?" Aku menyanggah ketus. Ini anak kurang ajar banget ya?
Sebelum Rika menjawab balik Ki Ageng berdehem, menghentikan perdebatan kami.

" Sudah Ki Ageng paham, tolong keluarkan ktp atau identitas orang yang ingin disantet." Berkata santai Ki Ageng mengeluarkan Ipad keluaran terbaru dari tas tangan di sampingnya.

"Buat apa ktp Ki?" Rika bertanya heran.

" Biar saya lacak posisi dia lewat internet, jadi bisa pas arah tujuannya," jawab Ki Ageng santai.

"What?" Aku melotot mendengar penuturannya. Sungguh dukun yang luar biasa.

Rupanya dia mendengar ucapanku karena sejurus kemudian, matanya yang kecil menatapku tajam." Jangan heran mbak, dukun selain harus fashionable juga mengikuti teknologi biar nggak tergusur jaman." Dia menjelaskan pada kami yang terheran-heran.

" Darah dia ada?" tanyanya sekali mengagetkan kami.

Rika menggeleng. "Nggak ada, Ki."

"Rambutnya?"

"Nggak punya juga." Sekali lagi Rika menggeleng.

Ki Ageng Sentot mengernyit heran. "Lah, Mbak emang nggak baca syarat-syarat yang saya sebutkan untuk santet atau pelet?"

Rika mendengkus. "Nggak Ki, gimana mau dapat darah, ktp dan rambut? Orang saya kenal di facebook, pacaran di online, ya putus di facebook juga karena dia selingkuh!"

"Dasar, pea lo!" Aku mencubit gemas paha Rika, dia meringis kesakitan.

Ki Ageng Sentot menggelengkan kepala, menatap kami berdua. "Begini saja, Mbak berdua pulang dulu. Ini saya kasih kartu nama dan kalau syarat-syarat sudah lengkap bisa registrasi duluan di web saya. Nanti kita atur pertemuan lagi." Dia mengeluarkan selembar kartu nama dan memberikannya pada Rika. Luar biasa dukun jaman sekarang, punya web sendiri.

Akhirnya kami berpamitan dengan tangan kosong. Sepanjang jalan menuju rumah, aku memaki Rika dengan segalam macam makian yang terpikir di kepala. Sahabatku yang merasa gerah dengan ocehanku akhirnya menghentikan motor di warung bakso. Kami berdua makan bakso dengan aku terus menerus terus menggerutu.

"Serius lo gila, pacaran di facebook? Putus mau lu santet? Sekolah kagak sih?" makiku sambil menyeruput es teh manis yang terhidang di atas meja. Rasa marah bikin tenggorokan kering.

Rika tidak menjawab, sibuk mengunyah baksonya. Tak lama dia berkata dengan mimik menyesal."Iye gue tahu salah, maksud gue juga baik kali, biar lo bisa pelet mantan."

Aku melotot. "Gue nggak bilang mau balikan ama dia?"

"Tapi lo patah hati Mya ...." Dia berucap dengan pelan.

Aku mengangkat sebelah alis. "So?"

"Iya begitulah." Akhirnya Rika menyerah pada perdebatan kami. Aku perhatikan wajahnya cemberut dan malu.

"Lo kenal dia dari mana? Cowok online lo !" Aku bertanya, kasihan padanya yang terlihat menderita. Mengunyah bakso sambil menundukkan wajah.

"Acak aja, dari group apa gitu. Trus kami kenalan sampai akhirnya sering chatting. Waktu dia nembak, aku bahagia banget. Ternyata, dia ngrayu juga cewek lain!" Rika berkata dengan berapi-api.

Aku mendesah, sungguh merasa bingung dengan kebodohan sahabatku. Kuraih ponsel di dalam tas membuka layar lalu menunjukkan sesuatu pada Rika. " Coba lo masuk group facebook ini, cari jodoh rata-rata banyak yang berhasil dari sini."

"Bener Mya?" Matanya membulat senang. "dari mana lo tahu?"

"Ada testimoni dan sebaiknya jangan asal jadian kalau belum ketemuan."

"Yes, gue paham." Wajah Rika kembali berseri-seri. Selanjutnya kami berdua terlibat obrolan seru tentang foto cowok-cowok yang kami lihat ada di group itu. Dan mendadak aku mengingatmu, apakah seandainya dukun tadi bisa pelet kamu kembali padaku, akankah kita berdua menjadi lebih baik? Entahlah....

Sepertinya patah hatiku tak akan mudah disembuhkan. Kekasihku selama hampir tujuh tahun ini, akhirnya mengalah pada keadaan. Memilih gadis lain untuk mendampinginya dari pada aku.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro