Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Lembar 63

    Siang itu, Mark, Jaebum dan juga Kihyun sampai di Seoul setelah menempuh perjalanan yang cukup panjang. Dua perwira yang masih mengenakan seragam Militer itu keluar lebih dulu, dan disusul oleh Kihyun yang berada di kursi belakang.

    Setelan jas berwarna hitam yang menutupi kemeja berwarna coklat muda yang Kihyun kenakan saat itu, membuat pemuda itu terlihat lebih berwibawa dan tampak lebih dewasa. Ketiganya kini berada di halaman sebuah rumah tradisional yang tak memiliki tetangga. Kihyun tidak tahu di mana mereka berada sekarang. Yang ia tahu dari kedua perwira itu hanyalah bahwa mereka telah sampai di pusat kota Seoul.

    "Ayo," tegur Mark.

    Ketiganya berjalan menuju rumah yang terlihat sangat sepi. Dan Kihyun baru tahu bahwa rumah itu benar-benar kosong ketika mereka memasuki bangunan itu. Kihyun berdiri di tengah ruangan, sedangkan dua perwira itu masih berada di ambang pintu.

    "Untuk sementara waktu, istirahatlah di sini sampai kami menemukan waktu untuk bertemu dengan Presiden." Mark menutup pintu dan kembali ke depan rumah bersama Jaebum.

    "Kau yakin ini keputusan yang tepat?" tanya Jaebum dan membuat keduanya kembali berhadapan.

    "Kau mengabari ayahmu?"

    "Akan menjadi masalah besar jika dia sampai tahu masalah ini."

    "Kalau begitu jangan biarkan dia tahu."

    "Apa rencanamu setelah ini?"

    "Sangat berbahaya menemui Presiden di rumah dinas. Nanti malam kita akan menemuinya secara pribadi di kediamannya."

    "Kau yakin Presiden tidak berpihak pada mereka? Kau tahu sendiri siapa Park sebelum dia menjadi Presiden. Bahkan sampai sekarang dia belum melepaskan jabatan di Militer."

    "Dia memang pemimpin Korea Selatan. Tapi dia tidak bisa mengendalikan semua orang. Jika kau ragu, kau bisa mundur."

    "Aku bukanlah pengecut, jalankan saja sesuai rencana."

    "Tolong jaga dia," Mark kemudian turun ke halaman.

    "Kau ingin pergi ke mana?"

    "Mencari sesuatu untuk dimakan." Mark kembali ke mobil dan segera meninggalkan halaman rumah.

    Satu helaan keluar dari mulut Jaebum sebelum perwira itu yang kembali masuk ke dalam rumah. Menunggu hingga malam tiba untuk menjalankan rencana pertama mereka, entah akan berhasil atau justru menemui kegagalan.

    Bukit terlarang, Distrik 9.

    Hyungwon berjalan menyusuri jalan setapak yang tertutupi oleh rumput liar. Langkahnya mendekati gubuk tempat Changkyun membawa mereka malam itu. Setelah sampai, Hyungwon segera masuk untuk memeriksa apakah orang yang ia cari berada di sana, dan setelah tak menemukan siapapun. Hyungwon berjalan mengitari gubuk dan berjalan ke arah sungai.

    Di sana, Hyungwon melihat orang yang dicarinya saat ini tengah duduk di batu besar yang membelah aliran sungai. Ekor mata Changkyun yang menangkap pergerakan Hyungwon pun lantas memandang rekannya yang tengah berjalan mendekati tempatnya. Tanpa ada rasa ketertarikan, Changkyun sama sekali tak beranjak dari duduknya meski Hyungwon sudah berdiri di tepi sungai.

    "Kau belum makan, kenapa tidak pulang?" teguran pertama yang sepertinya akan terabaikan ketika Changkyun tak memberikan respon apapun selama beberapa detik.

    "Aku tidak lapar."

    Hyungwon lantas memutuskan untuk pergi ke tempat Changkyun. Kaki jenjangnya menapaki bebatuan yang tersusun secara alami. Namun saat hampir mencapai tempat Changkyun, Hyungwon tiba-tiba tergelincir dan membuatnya jatuh ke aliran sungai.

    Changkyun yang sempat kaget lantas tersenyum lebar melihat kecerobohan rekannya itu yang kemudian berubah menjadi tawa tanpa suara ketika ia mendengarkan helaan napas Hyungwon.

    Changkyun beranjak berdiri dan menghampiri Hyungwon. Dia lantas mengulurkan tangannya yang segera disambut oleh Hyungwon.
    Changkyun menarik tangan Hyungwon hingga pemuda itu berdiri dengan pakaian yang basah kuyup.

    "Lain kali perhatikan langkahmu."

    "Tidak perlu tertawa, tidak ada yang lucu."

    Changkyun kembali duduk di tempat semula, begitupun dengan Hyungwon yang kemudian melepas kaosnya yang basah kuyup dan memerasnya sembari mendudukkan diri di samping Changkyun.

    Saat itu Changkyun memandang Hyungwon dan tak sengaja melihat bagian belakang tubuh Hyungwon, dimana terdapat bekas luka yang tidak sedikit jumlahnya dan tentunya cukup untuk menghilangkan garis senyum di wajah pemuda itu. Meski luka di punggungnya tak sebanyak dengan milik Hyungwon, tapi setidaknya Changkyun mengingat bagaimana ia hampir mati setelah mendapatkan luka di punggungnya waktu itu.

    Hyungwon kemudian memandang Changkyun. "Apa yang kau lakukan di sini?"

    Changkyun menjatuhkan pandangannya pada aliran sungai dan menjawab, "melihat ikan."

    Hyungwon turut menjatuhkan pandangannya pada aliran sungai, sejenak membiarkan keheningan kembali menghampiri Changkyun seperti sebelumnya.

    "Jika Hyeong ingin mengatakan sesuatu, sebaiknya segera katakan."

    "Besok malam. Jika mereka tidak kembali, lakukan sesuai rencana awal."

    "Berapa Distrik?"

    "Tiga."

    "Distrik 9, Distrik 8 dan satu lagi?"

    "Distrik 7."

    Netra Changkyun menajam dan terlihat gugup ketika bertemu pandang dengan Hyungwon. Tak ingin sampai Hyungwon mencurigainya, Changkyun lantas segera menyahut, "kenapa harus Distrik 7?"

    "Kihyun Hyeong, dia menyembunyikan sesuatu di sana."

    "Lalu?"

    "Apapun yang dia sembunyikan di sana, pastilah sangat berbahaya."

    "Kalau begitu kenapa Hyeong ingin pergi ke tempat itu?"

    "Aku ingin tahu apa yang dilakukan para dokter itu di sana."

    "Aku pikir itu bukanlah rencana yang bagus."

    "Kenapa kau berbicara seperti itu?"

    "Jaraknya terlalu jauh. Aku pikir Distrik 9 dan Distrik 8 sudah cukup untuk memberikan peringatan kepada mereka."

    "Kita datang bukan untuk memberikan peringatan. Kita akan benar-benar berperang untuk kebebasan saudara-saudara kita."

    Changkyun memalingkan wajahnya. Membuat Hyungwon menemukan keraguan pada dirinya.

    "Kihyun Hyeong tidak ada di sini, apakah itu yang membuatmu tidak yakin?"

    "Tidak ada hubungannya. Jika dia baik-baik saja di luar sana, tidak ada masalah denganku."

    "Kalau begitu lakukan. Sepertinya dia tidak akan menunjukkan diri ke publik sebelum kita melakukan sesuatu."

    Changkyun kembali memandang Hyungwon. "Siapa yang akan menjalankan misinya?"

    "Aku akan mengambil bagian di Distrik 9 dan aku berencana menyuruh Hyunjin untuk ke Distrik 8—"

    "Distrik 7, biar aku yang mengambilnya."

    "Kau yakin?"

    "Jika hanya untuk melakukan hal kecil itu, aku rasa tidak perlu sampai harus memiliki kemampuan khusus."

    "Jangan membuat asap."

    "Aku tahu. Kita harus membicarakan hal ini dengan yang lain."

    "Nanti malam saja, kita bertemu di rumahmu seperti biasa."

    Pandangan keduanya serempak teralihkan. Memandang ke tujuan masing-masing dengan pemikiran masing-masing pula. Mencoba menyusun skenario untuk esok jika para pemuda Distrik 1 itu tak kunjung kembali.







Selesai ditulis : 16.06.2020
Dipublikasikan : 21.06.2020

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro