Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Lembar 41

    Hyunjin menjatuhkan dirinya di depan pintu sebuah rumah salah satu penduduk, tak peduli dengan siapa pemilik rumah tersebut. Kedua tangannya menyangga tubuh dari belakang, tampak napasnya yang terdengar sedikit berat, menandakan bahwa ia sudah menempuh perjalanan jauh. Di hadapannya sendiri, Jeongin duduk berjongkok.

    "Hyeong, kemana lagi kita harus mencari? Ini sudah malam, mereka pasti sudah menemukan Kihyun Hyeong ..."

    "Jangan bicara, aku lelah."

    Menghela napasnya. Rasa lelah Hyunjin sebenarnya tidak lebih besar dari rasa kesalnya terhadap para penduduk yang kerap memberikan arahan yang salah hingga membuat keduanya harus berputar-putar di satu tempat untuk beberapa kali.

    Sedangkan di dalam rumah itu sendiri, terdapat Hoseok, Hyunwoo dan juga Jooheon yang saat itu duduk mengelilingi ruang tamu. Ketiganya tengah terlibat perbincangan, membicarakan tentang pak Han yang memutuskan untuk meninggalkan Distrik. Namun suara bising di depan rumah berhasil menarik perhatian mereka.

    "Siapa yang berisik di depan rumah itu?" gumam Jooheon menggerutu dan sempat membuat ketiganya saling bertukar pandang.

    Merasa waswas jika saja yang berada di depan rumah mereka adalah anggota Militer. Jooheon lantas beranjak dari duduknya dan berjalan ke arah pintu, di ikuti oleh Hyunwoo dan juga Hoseok. Mereka merapat ke pintu untuk mendegar situasi yang terjadi di luar.

    Jeongin kembali bersuara, "ini sudah malam, ingin bertanya pada penduduk pun sudah tidak ada yang berkeliaran. Yang ada nanti kita justru di tangkap anggota Militer."

    "Kau punya rencana?"

    Jeongin menggeleng.

    "Jika tidak punya, diam saja!"

    Jeongin lantas berdiri dan berucap dengan lantang, "Yoo Kihyun Hyeong ..."

    Hyunjin segera berdiri dan memukul kepala Jeongin. "Kau sudah tidak waras! Kenapa berteriak seperti itu?"

    Jeongin mengusap kepalanya sembari meringis. Baru ia ingin membuka mulutnya untuk membela diri, dan pintu rumah itu terbuka dari dalam. Membuat keduanya sontak terkejut.

    "Siapa kalian?" tegur Jooheon.

    "Kihyun ada di sini?" Hyunwoo menyusul di belakang. Ketiganya lantas keluar dan berhadapan dengan kedua pemuda asing itu.

    "Siapa kalian?" teguran kedua datang dari Hyunwoo.

    Hyunjin berbisik pada Jeongin. "Sembunyi di belakangku."

    "Dari mana asal kalian?"

    "Distrik 1."

    "Kenapa kalian bisa sampai di sini?"

    "Kami ... kami sedang mencari Kihyun Hyeong."

    "Hyeong?" Ketiganya sekilas saling bertukar pandang.

    "Kalian mengenal Kihyun?"

    "Hyeong juga mengenal Kihyun Hyeong?"

    "Dia teman kami."

    Mendengar hal itu, Jeongin segera keluar dari balik punggung Hyunjin. "Sungguh?" seru pemuda itu.

    "Bagaimana bisa kalian mengenal Kihyun?"

    "Tidak ada waktu untuk menjelaskan, lebih baik kita segera ke tempat Kihyun Hyeong," ucap Hyunjin bernada panik.

    "Ada apa?"

    "Militer Distrik 1 mengirim beberapa orang untuk membunuh Kihyun Hyeong."

    "Apa?"

    "Distrik 1 mengirimkan kematian untukmu, Yoo Kihyun."

    Sudut bibir Kihyun yang terluka tersungging. "Jangan membuatku tertawa."

    Bang Chan mengambil sebilah pisau dari balik bajunya, membuat tatapan Kihyun semakin menajam dan Changkyun yang kembali memberontak.

    Kihyun berucap, "kalian hanyalah seorang pelajar, apa yang akan kalian dapatkan setelah berhasil membunuhku?"

    "Kau tidak harus mengetahuinya."

    Bang Chan mendekat dan cengkraman pada lengan serta bahu Kihyun menguat, menutup akses geraknya ketika Bang Chan semakin memutus jarak di antara keduanya.

    "Ya! Keparat kalian!" geram Changkyun.

    Bang Chan bersiap menghunuskan pisau di tangannya pada perut Kihyun. Namun sebelum itu terjadi, pintu depan terbuka dengan kasar setelah mendapatkan satu tendangan kaki dari Hyunwoo.

    Para pemuda Distrik 1 itu sontak terkejut ketika tiga orang asing masuk ke dalam. Mereka lantas meninggalkan Kihyun dan juga Changkyun ketika mereka mendapatkan serangan balik.

    "Apa-apaan ini?" ucap Jooheon dengan suara yang lantang.

    Tubuh Kihyun jatuh ke lantai ketika perkelahian kembali terjadi tanpa melibatkannya, dan kali ini lebih brutal dari perkelahian sebelumnya di saat para pemuda itu mendapatkan lawan yang salah. Tidak ada yang bisa di katakan baik-baik saja, hingga tak sampai lima menit semua menjadi hening.

    Changkyun menghampiri Kihyun yang duduk di lantai dan bersandar pada dinding, di saat ketiga rekan mereka meringkus para pemuda malang itu. Mengikat tangan mereka di belakang tubuh dan mengumpulkan mereka di tengah ruangan dengan posisi duduk di lantai.

    "Hyeong."

    "Tidak apa-apa."
  
    "Menyusahkan saja ... duduk!" bentak Jooheon sembari mendorong Changbin hingga terjatuh di dekat rekan-rekannya.

    Hoseok menghampiri Kihyun dan membantunya untuk berdiri. "Kenapa kalian bisa ada di sini?"

    "Ada dua bocah yang tersesat di depan rumah dan sedang mencarimu."

    Dahi Kihyun semakin mengernyit. "Siapa?"

    Hoseok menoleh ke arah pintu yang terbuka dan bersuara dengan cukup lantang, "kalian berdua, masuklah!"

    Hyunjin dan Jeongin masuk, menciptakan keheranan di wajah Kihyun dan keterkejutan di wajah para pemuda Distrik 1.

    "Pengkhianat!" geram Yongbok, hendak menghampiri Hyunjin namun Jooheon segera mendorong tubuhnya.

    "Diam di tempatmu, bocah!"

    Tanpa mempedulikan rekan-rekannya, Hyunjin dan Jeongin menghampiri Kihyun.

    "Kihyun Hyeong ..." Jeongin menyapa terlebih dulu.

    "Kalian ... siapa?"

    "Hyeong lupa pada kami? Empat tahun yang lalu kita bertemu di depan perpustakaan Distrik 1."

    Jooheon terperangah, bukan apa-apa. Tapi bukankah empat tahun itu adalah waktu yang cukup lama dan sepertinya Kihyun pun juga sudah melupakan kedua pemuda itu.

    "Perpustakaan Distrik 1?" gumam Kihyun.

    Hyunjin menyahut, "Hwang Hyunjin dan Yang Jeongin."

    Batin Kihyun tersentak, menatap tak percaya pada kedua pemuda itu. Dia mengingatnya, namun merasa terkejut dengan perubahan tubuh kedua pemuda itu yang kini bahkan sudah hampir menyamainya.

    "Kalian berdua ..."

    Jeongin dengan cepat mengangguk. "Hyeong mengingat kami?"

    "Ah ..." Kihyun menganggukkan kepalanya dengan wajah yang yang mengernyit.

    "Kau mengenal mereka," tanya Hyunwoo.

    "Sepertinya iya."

    Jooheon lantas menengahi. "Baiklah, lakukan reuni kalian nanti ... sekarang kita apakan anak-anak ini?"

    Kihyun berjalan mendekati para pemuda itu dengan langkah yang sedikit tertatih sehingga mengharuskan Hyunwoo menahan lengannya.

    Jooheon kembali berucap, "baiklah Tuan-tuan dari Distrik 1, apa yang sedang kalian lakukan di sini?"

    Sekilas saling bertukar pandang, pada akhirnya Hyunjin lah yang membuka suara sebagai perwakilan dari rekan-rekannya. "Para pengurus Distrik di tahan oleh Militer."

    "Lalu?"

    "Militer akan membebaskan ayah mereka jika mereka bisa membunuh Kihyun Hyeong."

    Senyum mengejek itu di tunjukkan oleh Jooheon dan juga Hoseok. "Dan kalian percaya jika mereka akan menepati ucapan mereka?"

    "Bodoh ... bisa-bisanya kalian bersedia menjadi anjing mereka," sahut Jooheon dengan santai.

    Kihyun lantas berucap, "baiklah ... mari kita lihat, apakah mereka akan benar-benar membebaskan ayah kalian setelah mendengar kabar kematian Yoo Kihyun."

    Rekan-rekan Kihyun tentu saja terkejut dan menatap tak terima ke arahnya.

    "Apa yang kau bicarakan?" tegur Hyunwoo.

    Jooheon menyahut, "eih ... jangan mengada-ngada. Mereka hanya membodohi anak-anak ini."

    "Mari kita buktikan," tantang Kihyun dan membuat rekan-reaknnya bungkam namun menyisakan kebingungan di wajah para pemuda Distrik 1.

    Kihyun kembali berucap, "sekarang, bunuhlah Yoo Kihyun dan biarkan mereka mengetahui kabar kematianku."

    "Kau benar-benar konyol, Hyeong."

Selesai di tulis : 05.04 2020
Di publikasikan : 29.04.2020

   

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro