Chapter 72 : Memorist [Tragedi Distrik 1]
Distrik 1.
"Song Hyeon Jin."
Langkah santai Hyeon Jin terhenti ketika sebuah teguran datang dari arah belakang. Pemuda itu berbalik dan langsung tersenyum ketika melihat siapakah orang yang tengah tersenyum padanya pagi itu.
Minho memperlebar langkahnya untuk memutus jarak antara dirinya dengan Hyeon Jin. Dan ketika keduanya telah saling berhadapan, mereka sekilas saling menjabat tangan satu sama lain. Seragam yang mereka kenakan pagi itu menegaskan bahwa mereka tengah dalam perjalanan ke sekolah.
Minho memperhatikan sekitar. "Kau sendirian?"
Hyeon Jin mengangguk dan terlihat acuh. "Memangnya aku harus dengan siapa? Siapa yang sedang Kakak cari?"
Minho kembali memandang dan garis senyum di wajah pemuda itu kembali. "Cha Jeongin, bukankah anak itu selalu bersamamu?"
Hyeon Jin menatap jengah dan berucap dengan malas, "dia pergi bersama Kak Seo."
"Seo Bang Chan?"
"Tentu saja, memangnya siapa lagi?" Hyeon Jin sejenak terlihat heran.
"Aku pikir Seo Chang Bin." Minho tertawa ringan dan ditanggapi sinis oleh Hyeon Jin.
"Jika itu terjadi, aku rela meninggalkan Distrik 1."
"Apa yang sedang kau bicarakan? Tidak ada satu orang pun yang bisa meninggalkan Distrik 1 sekarang."
"Eih ... pagi-pagi apa yang sedang Kakak bicarakan?" Hyeon Jin lantas kembali melanjutkan perjalanan bersama dengan Minho yang berjalan di sampingnya.
Keduanya mengenal dengan cukup baik, sehingga mereka bisa berjalan bersama dengan santai seperti ini. Untuk sesaat tak ada pembicaraan di antara keduanya. Namun ketika Minho hendak kembali memulai pembicaraan, pandangan pemuda itu lebih dulu menemukan pemandangan yang tak mengenakkan hati.
Minho tiba-tiba menahan bahu Hyeon Jin dan membuat pandangan pemuda itu langsung mengarah padanya.
"Ada apa?" tegur Hyeon Jin.
"Kita cari jalan lain." Minho menarik bahu Hyeon Jin yang tampak kebingungan.
Pandangan Hyeon Jin menemukan beberapa perwira militer berada di jalan yang mereka tuju. Dan saat itulah ia mengerti kenapa Minho ingin mereka melintasi jalan lain. Karena menghindari para perwira militer adalah keputusan terbaik bagi orang-orang yang memiliki hubungan dengan para petinggi Distrik 1.
Perjalanan santai mereka terganggu. Meski tidak masalah bagi Hyeon Jin untuk bertemu dengan para perwira militer itu karena ia hanyalah rakyat biasa, namun Hyeon Jin tak bisa mengambil resiko untuk Minho.
Keduanya melewati jalan sempit di antara pemukiman penduduk hingga pada akhirnya berhasil sampai di sekolah dengan selamat.
Melewati gerbang sekolah, pandangan Minho terjatuh pada Hyeon Jin. Dan kala itu, seulas senyum kembali terlihat di wajahnya.
"Kenapa kau ikut melarikan diri?"
Hyeon Jin segera memandang Minho dengan tatapan bertanya. "Kakak yang menarikku tadi."
Minho tersenyum lebar. "Maaf."
Hyeon Jin balas tersenyum. "Aku melakukannya untuk diriku sendiri."
Dahi Minho mengernyit. "Kenapa? Kau bermasalah dengan mereka?"
"Setiap orang di Distrik 1 bermasalah dengan militer," jawab Hyeon Jin dengan acuh.
"Jawaban macam apa itu?"
Keduanya kemudian melanjutkan obrolan ringan mereka. tak jarang keduanya terlihat tertawa bersama, hingga langkah kedua pemuda itu terhenti dalam waktu bersamaan dengan alasan yang sama.
"Selamat pagi ..." sapaan itu datang dari Hee Jin yang tiba-tiba muncul dai arah belakang dan langsung merangkul bahu kedua pemuda itu.
Kedua pemuda itu bertemu pandang dengan Hee Jin, dan garis senyum di wajah keduanya melebar.
"Apa yang sedang kalian bicarakan?" tegur Hee Jin dengan tatapan menyelidik, memandang kedua pemuda itu bergantian.
"Kami sedang membicarakan Noona," jawab Hyeon Jin.
"Aku?"
Minho menyahut, "kami sedang membicarakan Kim Hee Jin yang selalu tidur di perpustakaan."
"Apa?" Hee Jin tak terima. Langkahnya terhenti, mendorong bahu kedua pemuda yang justru tersenyum lebar. "Kapan aku pernah melakukannya?"
"Setiap hari, setiap kali aku melihatmu," ucap Minho.
"Apa-apaan ini, Kim Minho?" Kau sedang menyebarkan rumor palsu tentang aku?"
Hee Jin mengambil langkah, mendekati Minho dan memukuli bahu pemuda itu. Sementara Minho sejenak menahan pukulan Hee Jin sebelum melarikan diri dengan tawa ringannya.
Hyeon Jin tersenyum melihat keduanya. Namun ketika ia hendak menyusul keduanya, pandangannya menemukan tali sepatunya yang terlepas.
Di depan sana, Minho dan Hee Jin terlihat bercanda. Tertawa bersama dan terlihat sangat akrab. Sementara Hyeon Jin yang baru saja selesai mengikat tali sepatunya, mengangkat wajahnya. Menemukan kedua orang yang tengah bergurau tanpa dirinya.
Tak ada garis senyum yang tersisa di wajah Hyeon Jin kali ini. Pemuda itu berdiri, namun tak beranjak dari tempatnya. Untuk sejenak Hyeon Jin memperhatikan Minho dan Hee Jin, namun ada satu waktu di mana perhatiannya hanya tertuju pada seulas senyum yang melukis wajah Hee Jin.
Song Hyeon Jin, memiliki perasaan terhadap Kim Hee Jin. Seorang perempuan yang memiliki usia satu tahun lebih tua darinya dan merupakan seorang senior di lingkungan sekolah.
"Mereka terlihat seperti sepasang kekasih," sebuah komentar datang, menarik perhatian Hyeon Jin.
Pandangan Hyeon Jin terjatuh ke samping, menemukan sosok yang membuat suasana hatinya menjadi buruk seketika.
Cha Jeongin, balik memandang dengan tatapan tak berdosa. "Kak Song juga memikirkan hal yang sama denganku?"
"Tahu apa kau?!"
Satu pukulan berhasil mendarat pada kepala Jeongin yang tentunya membuat pemuda itu lagi-lagi mempertanyakan di mana letak kesalahannya.
"Aku harap kepalaku masih tetap utuh sampai Kak Song menikah nanti."
DISTRICT 9 : FLOWER OF EVIL
DISTRICT 9 di Innovel telah mencapai chapter 72. Tapi jika dalam versi lama, chapter 72 ini adalah chapter 23. Terdapat beberapa kisah tambahan untuk versi Innovel.
Chapter ini akan menjadi pembahasan serius dalam series ENCOUNTER.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro