Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Chapter 11

Chang Kyun dalam perjalanan pulang setelah meninggalkan Kihyeon di kantor Kepala Distrik. Dan dalam perjalanannya pemuda itu bertemu dengan Han Min Hyeok yang datang dari arah berlawanan.

Netra Min Hyeok memicing, mencoba memastikan bahwa sosok familiar itu benar-benar orang yang ia kenal. Dan ukuran matanya kembali normal setelah yakin bahwa yang ia lihat saat ini adalah Chang Kyun.

Hanya membutuhkan waktu singkat sampai keduanya saling berhadapan. Dan tentu saja teguran pertama dilontarkan oleh Min Hyeok.

"Kau dari mana?"

"Kantor Kepala Distrik."

"Kihyeon?"

"Kak Hwang masih di sana."

Min Hyeok menatap penuh selidik. Tentu saja pemuda itu tidak akan membuang kesempatan dan berpura-pura tidak tahu jika Kihyeon dan Chang Kyun melarikan diri dari sekolah kemarin.

"Kemarin kalian melarikan diri dari sekolah. Kenapa?"

"Kak Han bisa menanyakannya langsung pada kak Hwang."

Min Hyeok tersenyum tak percaya dan mendekati Chang Kyun. Dia kemudian merangkul bahu Chang Kyun. Jika orang asing yang melihat hal itu, Min Hyeok bisa saja dicurigai sebagai pelaku perundungan. Meski itu merupakan hal yang biasa dalam pertemanan mereka.

"Ya! Shin Chang Kyun, aku tahu kau tidak pandai berbohong. Tapi ... kau tetap harus memberikan jawaban jika aku bertanya padamu. Kenapa kau hanya bersedia berbicara dengan Kihyeon? Jika dipikir-pikir itu tidak adil ... Hwang Kihyeon, Son Hyeon Woo, Kang Ho Seok, Jang Hyung Won, Bae Joo Heon dan aku, Han Min Hyeok. Kami semua adalah kakakmu, tapi kenapa ... kau hanya menganggap Kihyeon di antara kami semua?"

Chang Kyun memandang Min Hyeok yang kembali mengatakan hal yang menurutnya bukanlah sesuatu yang penting. Namun ia juga tidak bisa meremehkan ucapan Min Hyeok, mengingat bahwa dia lebih muda dibandingkan dengan rekan-rekannya.

Tak kunjung mendapatkan respon, Min Hyeok menegur, "kenapa? Kau tidak ingin bicara?"

"Kenapa Kak Han mengatakan hal itu padaku?"

Sekalinya bersuara, Chang Kyun membuat Min Hyeok memandangnya dengan tatapan putus asa.

"Sudahlah, lupakan. Itu juga buka hal yang penting ... sekarang katakan ke mana kalian pergi?"

"Kak Han bisa menanyakannya langsung pada kak Hwang. Aku harus segera pulang."

"Gwangju?" celetuk Min Hyeok.

Chang Kyun memandang tanpa memberikan komentar.

"Benar, bukan? Kalian pergi ke Gwangju dan baru saja kembali?"

Pada akhirnya Chang Kyun memberikan jawaban dengan benar. Namun bukan menggunakan lisan, melainkan hanya sebatas anggukan singkat yang membuat Min Hyeok mendecak.

"Eih ... dia memang sangat keras kepala. Dengan cara apa lagi aku harus berbicara dengannya?"

Chang Kyun menyingkirkan tangan Min Hyeok dari bahunya.

"Aku harus pulang sekarang," ucap Chang Kyun yang kemudian meninggalkan Min Hyeok.

Seulas senyum lebar terlihat di wajah Min Hyeok. Pemuda itu bergumam, "sebenarnya datang dari mana anak itu? Kenapa dia hanya mau berbicara jika di hadapan Kihyeon?"

"Apa yang sedang kau lakukan?"

Min Hyeok berbalik setelah ia mendapatkan teguran dari balik punggungnya dan mendapati Kihyeon yang baru saja datang.

Pandangan Kihyeon menemukan Chang Kyun yang belum terlalu jauh, dan Kihyeon sedikit heran karena Chang Kyun masih berada di sana.

Kihyeon lantas bergumam, "dia sudah meninggalkan kantor Kepala Distrik sejak tadi, kenapa masih ada di sini?"

"Apa kau sudah bersenang-senang?" teguran sinis itu datang dari Min Hyeok.

Kihyeon membalas tatapan sinis Min Hyeok dengan tatapan tanpa minat. Ia pun menyahut dengan acuh, "apa yang sedang kau bicarakan?"

"Apa yang kau dapatkan setelah melarikan diri ke Gwangju selama satu hari?"

Sudut bibir Kihyeon tersungging. "Kau bersenang-senang dengan hal itu?"

Min Hyeok mengendikkan bahunya. "Aku terlalu sibuk untuk bersenang-senang."

Kihyeon mencibir, "kau memang sangat pandai berbicara."

"Aku akan menganggap hal itu sebagai pujian. Jadi sekarang katakan apa yang kau dapatkan setelah pergi ke Gwangju."

"Tidak ada," Kihyeon menjawab dengan acuh.

"Pembohong. Kau pikir aku tidak tahu jika kau sedang berbohong?"

"Berpikirlah sesukamu, aku lelah."

Kihyeon meninggalkan Min Hyeok, namun Min Hyeok justru mengikutinya. Tak menerima alasan yang ia berikan.

"Berhenti mengikutiku, aku sungguh-sungguh tidak ingin membicarakannya denganmu."

"Sampai kapan?"

Kihyeon berhenti dan berhadapan dengan Min Hyeok. Terlihat sedikit kesal karena sikap rekannya.

Bernada kesal, Kihyeon kemudian berbicara, "besok, aku akan memberitahumu."

"Aku akan menantikannya." Senyum lebar terlihat di wajah Min Hyeok.

Kihyeon pun kembali melanjutkan langkahnya sembari menggerutu, sementara Min Hyeok tak lagi mengikutinya setelah mendapatkan kepastian darinya. Dan apakah itu berarti ia tidak akan melakukan apa yang diinginkan oleh sang ayah.






DISTRICT 9 : 1979





Malam yang sunyi kembali datang, Kihyeon termenung di meja makan saat Chang Kyun memasuki ruangan itu. Chang Kyun menghampiri Kihyeon dan menegur pemuda itu begitu sampai di hadapannya.

"Kak Hwang tidak makan? Perlukah aku bawakan ke kamar?"

Kihyeon menggeleng. "Tidak perlu, aku tidak lapar."

"Kak Hwang bertengkar dengan paman?"

"Duduklah."

Kihyeon terlihat lesu setelah kembali dari Gwangju, dan bahkan pemuda itu melewatkan makan malamnya. Chang Kyun kemudian menarik sebuah kursi dan duduk menghadap Kihyeon.

Kihyeon lantas menegur, "ayah belum pulang?"

"Belum. Bibi Seung Hwa menyuruh Kak Hwang untuk makan."

"Aku tidak lapar," gumam Kihyeon yang kemudian menjatuhkan pandangannya pada kedua telapak tangannya.

Keduanya lantas terdiam, Kihyeon yang tengah mempertimbangkan sesuatu dan Chang Kyun yang tengah menunggu. Hingga pada akhirnya pembicaraan itu kembali dimulai oleh Kihyeon.

"Chang Kyun," tegur Kihyeon, terlihat ragu dan tak mengangkat wajahnya.

"Aku akan mendengarkan apa yang Kak Hwang katakan," sahut Chang Kyun, memberikan sambutan pada kebimbangan Kihyeon.

"Menurutmu bagaimana? Apa yang bisa aku lakukan pada usia ini?"

Meski tidak mengerti apa yang telah terjadi antara Kihyeon dan ayah pemuda itu, Chang Kyun tetap memberikan jawaban yang menurutnya adalah jawaban terbaik.

"Kak Hwang berada di usia yang terlalu muda untuk bisa melakukan hal besar."

"Kau berpikir seperti itu?" Seulas senyum tipis sempat terlihat di wajah Kihyeon.

Chang Kyun mengangguk. "Alih-alih menghasilkan sesuatu yang besar. Apapun yang kita lakukan pada usia ini hanya akan menghasilkan kegagalan. Bukan karena kita tidak memiliki keahlian, tapi karena pada usia ini kita belum bisa menanggung sesuatu yang besar."

Kihyeon mengangkat wajahnya dan memandang Chang Kyun. Sama sekali tak merasa kecewa ataupun tersinggung oleh ucapan Chang Kyun.

"Kalau begitu ... apapun yang ingin aku lakukan pada usia ini, menurutmu aku harus menghindarinya?"

"Hanya mengundurnya sampai Kak Hwang berada di usia di mana Kak Hwang mampu menanggung semuanya tanpa mengorbankan orang lain."

Pandangan Kihyeon terjatuh. Tampak mempertimbangkan ucapan Chang Kyun hingga seulas senyum yang lebih lebar terukir di kedua sudut bibirnya.

"Bukankah kau sangat licik, Shin Chang Kyun?" Kihyeon membawa kembali pandangannya pada Chang Kyun.

Chang Kyun terlihat bingung. Berpikir mungkinkah dia telah menyinggung perasaan Kihyeon. Namun ucapan Kihyeon setelahnya berhasil menepis anggapannya.

"Kau membuatku terkejut."

"Apa yang Kak Hwang maksud?"

"Kau jarang berbicara di hadapan yang lainnya, tapi kau bisa berbicara seperti itu padaku? Aku bahkan tidak bisa memikirkan hal itu, tapi kau justru terlihat lebih dewasa dari pada aku."

Chang Kyun memalingkan wajahnya dan sejenak menggaruk tengkuknya. Dia tidak yakin apakah Kihyeon tengah mengkritiknya atau sedang memujinya. Karena memang benar bahwa dirinya tidak terlalu menyahut jika teman-teman mereka berbicara.

Kihyeon kemudian membawa satu tangannya menyentuh bahu Chang Kyun dan menarik perhatian pemuda itu.

Dengan lebih serius, Kihyeon berbicara, "kau benar. Keberanian saja tidaklah cukup. Aku ... berada pada usia di mana aku tidak akan sanggup menanggung apa yang akan aku perbuat nantinya."

"Sebenarnya apa yang sedang Kak Hwang rencanakan?"

Kihyeon menggeleng dan menarik tangannya kembali dari bahu Chang Kyun. "Aku tidak bisa mengatakannya padamu, tidak untuk sekarang."

"Aku tidak keberatan dengan hal itu," sahut Chang Kyun, memberikan kebebasan pada Kihyeon. Bahkan pemuda itu tak memiliki rasa penasaran yang tinggi dengan kehidupan orang lain.

"Inilah yang aku suka darimu, Shin Chang Kyun."

"Tapi apapun itu. Aku harap Kak Hwang tidak akan pernah meninggalkan aku sendirian."

Seulas senyum tipis kembali di wajah Kihyeon. "Kalau begitu, maukah kau ikut denganku?"

"Ke mana?"

"Ke tempat yang jauh. Tempat yang mungkin tidak kita ketahui ... ayo pergi bersama, Chang Kyun."

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro