Bentannya Renjana
Langkah beranjak, logika mengabur biar
Memaku goresan rasa yang mengakar
Menjadi sebab hati berada pada sangkar
Mengurung diri pada obsesi bercalar
Ketahui pandangan ini tak berlajur
Urung lepas dari fantasi yang membengkar
Namun, detik pada bom tetap menghitung mundur
Membuka konkret sirat dusta mengucur
Relung berdalih menyisip gentar gelepar
Telinga kiri menjadi tempat bukti menguar
Beda kala sangkut sanubari terlampau bentur
Tersisa dendam berahi hitam di balik karar
***
Setelah kamaku beradu pada liar
Kini kau khianatiku bagai sekali jirus
Bukan aku bila mudah mengalir
Karena renjana pada jiwa telanjur terjerumus
END
21 06 17
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro