29. Something We Don't Know
Warning!!
Typo berserakan
Bahasa suka-suka
Random
"Hanbinie! Aku lapar!!"
Hanbin merotasikan matanya mendengar teriakan Lisa yang menggema di seluruh ruang latihan. Laki-laki itu sengaja tidak menggubris teriakan Lisa.
"Lapar sih lapar Lice, harus sekali teriak-teriak?" protes Jinhwan yang terganggu karena teriakan Lisa
"Ehehe, ya maaf. Aku lapar sekali Jinanie"
"Perasaan aku baru melihat mu dan Chanwoo jajan telur SD* didepan Lice? Kamu masih lapar?" Mingyu ikut menimpali
"Telur SD tidak membuat kenyang, Mingu ya."
"Jinjja? Ajaib memang kamu Lice..."
Terdengar gelak tawa memenuhi ruangan latihan, menggantikan suara musik dan juga teriakan Lisa yang tadi nya lebih mendominasi.
(*) Telur SD adalah jajanan jaman SD, pada tahu ga ya? Kalo ga tahu googling aja yah haha😂
"Ish, Hanbinie jangan mengabaikan ku.." protes Lisa melihat Hanbin tidak menggubris nya
"Kalau mau makan bersama ku, kau harus menunggu sekitar satu jam Lice.." sahut Hanbin
"Aish jinjjayo? Hanbinie.........." Lisa mengeluarkan jurus andalan merengek nya
Ah, kebiasaan merengek Lisa kumat setiap ada Hanbin, ada yang tahu kenapa? Ya, karena itulah. Antara Lisa tidak sadar, atau memang tidak peduli sepasang mata terlihat kecewa melihat ketergantungan Lisa pada Hanbin.
"See? Kau menyesal sekarang.." bisik seseorang yang disamping pemilik mata itu
Suasana ruang latihan semakin siang semakin ramai, para penghuni nya sibuk dengan kegiatan masing-masing. Ada Hanbin dan Donghyuk yang sedang merancang gerakan dan formasi baru. Lisa yang sedang bermain congklak bersama Chanwoo, Wonwoo dan Mingyu. Jisoo asik bergosip ria bersama Irene dan Seulgi, sementara Rose sibuk menstalking medsos June (?). Lalu Jennie? Gadis itu duduk di pojokan, dengan ponsel Lisa ditangan nya, bermain garden scapes. Jennie ketularan Lisa, sejak ia patah hati. ---"
Tidak jauh dari tempat Jennie duduk, Kai dan seorang gadis yang tidak Jennie kenal sedang mengobrol, kelihatannya seru sekali. Gadis yang tidak Jennie kenal? Mungkin anggota baru klub dance atau dari klub sebelah, jangan lupakan Kai yang punya banyak teman gadis. Jennie berusaha mengabaikan gelak tawa mereka, namun hati tetaplah hati, telinga tetaplah telinga.
Akibat berusaha keras mengabaikan keseruan Kai dan gadis yang disamping nya, ia tidak fokus pada permainan nya, ia kalah terus tidak bisa menuntaskan level nya. Hampir ia membanting ponsel yang ia pegang, untung dia ingat itu adalah ponsel Lisa. Gadis bersurai orange yang sedari tadi memperhatikan Jennie, sejak tawa Kai terdengar sadar akan ekspresi Jennie, ia segera menghampiri nya.
"Kalian lanjutkan saja ya, aku akan menemani Jennie disana" pamitnya
"Okay Noon... Ah, Hyung biar Chanu yang mulai permainan nya"
Ketiga laki-laki bayi, namun bertubuh raksasa itu kembali asik dengan permainan mereka. Sementara Lisa menghampiri Jennie yang semakin mengkerut di pojok ruangan.
"Jendeuk!"
"Lisa..... Hiks"
"Aigoo.. Jangan menangis disini" bisik Lisa
Ia menarik Jennie berdiri, dan membawa nya keluar dari ruang latihan, melihat Lisa dan Jennie keluar, otomatis Jisoo dan Rose segera mengikuti mereka.
"Ada apa?" tanya Rose ketika mereka sudah dikamar mandi
"Kalian tidak lihat tadi didalam ruang latihan seperti apa?" Lisa balik bertanya
"Kai?" terka Jisoo
Lisa mengangguk, ia terlihat sedikit kesal. Ia tahu sekali, Kai itu sengaja memanas-manasi Jennie.
"Sebenarnya aku tidak apa-apa, hanya saja aku masih belum siap bertemu dengannya, apalagi dengan pemandangan seperti tadi..." lirih Jennie
"Jenn... Semua akan baik-baik saja"
Lisa meraih Jennie dan memeluknya, tidak ketinggalan Jisoo dan juga Rose, mereka berempat saling berpelukan. Rose yang memang perasa, dan terlalu lembut, menangis. Dia lah yang tangisan nya paling kencang, antara ia menangis sedih karena Jennie, belum lagi ia teringat kisah nya sendiri, ditambah ia mengingat kisah Lisa dan juga Jisoo. Kenapa bisa begini? Batin Rose.
Bunyi dering telepon Lisa membuat mereka berempat melepaskan pelukan mereka, Lisa menatap layar nya dan memandang ketiga sahabatnya secara bergantian.
"Kenapa?" tanya Jisoo
"Angkat saja" suruh Jennie sambil mengusap air mata nya
Lisa kemudian menunjukkan layar ponsel nya pada ketiga gadis itu, ekspresi mereka sama-sama terkejut.
Kai Oppa is Calling....
Jennie membuang muka nya ke arah lain, Jisoo dan Rose tampak bingung. Dering telepon itu berhenti, namun tidak lama berbunyi lagi, Jisoo mengangguk mengisyaratkan Lisa untuk segera mengangkat nya.
"Halo..."
"..."
"Hmm"
"..."
"Aku sibuk" suara Lisa terdengar jutek
"..."
"Tidak bisa"
"..."
"Tidak"
"..."
"Arra.."
"..."
"Hmm"
Lisa menutup telepon nya, kemudian menatap lagi ketiga gadis yang terlihat penasaran itu. Ia melirik Jennie yang terlihat berantakan, Lisa ragu untuk mengatakan nya.
"Ada apa Lice?" desak Jisoo tidak sabar
"Kai Oppa ingin bertemu.."
"Dengan?"
"Aku.. Kemudian Jennie.."
Mata Jennie membulat, jantungnya tiba-tiba bekerja lebih cepat. Rasanya seperti mual sekarang. Ia terlihat gugup. Rose mengelus punggung nya, mencoba menenangkan Jennie.
"Tapi sebelum bertemu dengannya, aku ingin memastikan..." ucap Lisa
"Memastikan apa?" tanya Jisoo
"Jenn.. Kau mau bertemu dengannya?"
Jennie menunduk mendengar pertanyaan Lisa, ia juga bingung.
"Aku tidak tahu..."
"Kalau mau, setelah ini kita ke ruang klub, otte?"
"Aku belum tahu Lisa ya, aku pusing sekarang.." jawab Jennie pelan
"Baiklah, aku akan mengatasi ini.. Chaeng bisa bawa Jennie pulang sekarang?"
Rose mengangguk cepat, dan langsung menggandeng Jennie keluar dari kamar mandi. Sementara Jisoo dan Lisa kembali ke ruang klub, melihat Lisa datang hanya bersama Jisoo, Kai menatap bingung.
"Jennie tidak bisa, ia sedang tidak baik sekarang" ucap Lisa
"Jennie sakit?" tanya Kai
"Apa peduli mu Oppa?"
"Lice, jangan begini.."
"Aku tidak bisa membantu Oppa, maaf..."
Lisa dan Jisoo langsung berlalu, meninggal kan Kai dengan berjuta pertanyaan. Tatapan matanya berubah sendu, melihat kepergian Lisa dan Jisoo. Ditempat lain Hanbin dan Bobby sedang membicarakan hal yang serius seperti nya, raut wajah mereka tampak sangat serius tidak seperti biasa. Melihat Lisa dan Jisoo datang, Bobby menepuk pundak Hanbin, lalu berdiri dan pergi. Jisoo terlihat kecewa.
"Eonni kejar..." bisik Lisa
"Ani..."
"Cepat Eonni!"
Jisoo langsung memutar badannya, melangkah ragu, namun akhirnya ia mengekori Bobby dari belakang nya. Lisa tersenyum, namun kembali cemberut ketika ia berhadapan dengan Hanbin, ia memanyun kan mulut nya menatap Hanbin.
"Kenapa lagi?" tanya Hanbin
"Aku kan bilang aku lapar, Binie.."
"Lalu kenapa tidak makan?"
"Aku menunggu mu Kim Hanbin!"
"Lah, kalian dari luar kalian tidak makan? Lalu Jennie dan Chaeyoung kemana?"
"Pulang"
Lisa berjalan mengambil tasnya, kemudian berjalan keluar dari ruang klub, Hanbin menatap nya heran. Namun, cepat-cepat ia mengejar gadis itu.
"Lice mau kemana?"
"Makan"
"Kau bilang ingin makan bersamaku? Lalu kenapa pergi begitu saja?"
"Lama"
"Lalice jangan marah.. Baiklah, mau makan dimana dan makan apa? Sepuasnya, apapun boleh..."
"Jinjja?" mata Lisa langsung berbinar-binar
Hanbin tersenyum tampan dan mengangguk.
"Aaaaaaa..... Saranghae..saranghae..saranghae"
Lisa melingkarkan kedua tangan diatas kepalanya membentuk love sign.
Hanbin menggeleng-geleng kan kepala nya, kemudian mengacak puncak kepala gadis itu. Lisa langsung melingkarkan tangannya pada lengan Hanbin, menggandeng nya.
"Oppa, gomawo...."
"Cih! Ada mau saja bersikap manis"
"Saranghae Oppa.. Jeongmal"
"Hentikan Lalice, terdengar sangat menjijikan.."
"HAHAHA.. Jeongmalyo Oppa ?"
"Ewww.. Lalisa, perut ku geli mendengarnya"
Lisa tertawa terbahak-bahak, ia suka sekali menggoda Hanbin. Matanya tidak sengaja melirik kearah orang yang ia rasa sedang memperhatikan nya. Deg! Sehun dan Jungkook belum pulang sejak tadi? Cepat-cepat Lisa menarik Hanbin keluar daru ruang latihan.
"Hyung, Noona... Chanu ikut!"
Derap langkah kaki yang sedang berlari terdengar, tidak hanya satu orang tapi tiga. Siapa lagi kalau bukan tiga bayi bertubuh raksasa klub dance. Chanwoo, Mingyu dan Wonwoo.
"Aku tidak tahu harus berbuat apa lagi Sehun ah, maaf kalau aku tidak bisa membantu mu lagi.. Ini susah.." bisik Jungkook
Sehun tersenyum getir.
"My Princess Frozen..." gumam nya pelan
****
"Bobby, kajima!" suara Jisoo menahan langkah Bobby
Laki-laki itu menoleh, dan menatap bingung Jisoo yang berdiri dibelakang nya.
"Eoh, Noona disini? Ada apa?"
Ingin sekali rasanya Jisoo mengangis mendengar pertanyaan Bobby.
"Kenapa tidak menungguku Jiwon ah?"
"Ah, Mian Noona, aku....."
"Jangan memanggil ku Noona! panggil aku seperti biasanya! Wae? Kenapa kau berubah?"
"Mian aku tidak bermaksud....."
"Kau bahkan tidak membalas pesan ku.." suara Jisoo mulai terdengar serak dan terisak
Bobby menghampiri Jisoo, menariknya mendekat kearahnya.
"Uljima...." tangan Bobby mengusap wajah Jisoo, gadis itu menangis
"Noona mianhae.... Dengarkan aku"
"Aku sudah bilang, jangan panggil aku Noona.." isaknya
Bobby tertawa, ia menyelipkan rambut Jisoo di telinga nya, menatapnya dalam.
"Bukan aku tidak ingin membalas pesan Noona.. Tapi ponsel ku rusak, lihat aku beli ponsel baru..."
Bobby merogoh kantong celana nya, dan mengeluarkan benda pergi empat panjang, menunjukkan pada Jisoo. Masih sangat baru, belum diaktifkan. Jisoo menatap Bobby tidak percaya, baru saja ia ingin protes, laki-laki itu sudah menariknya dan memeluk nya.
"Aku senang Noona mencari ku, aku pikir Noona membenci ku.."
"Yak aku sudah bilang jangan panggil aku Noona, Jiwonie..." Jisoo memukul Bobby dalam pelukan nya, laki-laki itu tertawa
"Wae?"
"Pertama, aku tidak setua itu dari mu, kita lahir ditahun yang sama. Kedua, aku tidak ingin di anggap berpacaran dengan anak kecil...."
"Jadi kita resmi berpacaran? Jinjja? Yeayy!" Bobby bersorak senang
"YAK!!" pekik Jisoo karena Bobby memeluknya sangat erat
"Saranghae Kim Jisoo.." bisiknya di telinga Jisoo
"Nado Saranghae Kim Jiwon..."
🎉🎉🎉🎉🎉🎉
Yeayyyy, selamat buat Jisoo dan Bobby💑
©CHIZ©
💜
Hahahha...
Part ini paling nggk banget bikinnya😂
Semoga happy ending💜
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro