13. Confession
Warning!!
Typo berterbangan
Bahasa suka suka
Mata bulat lelaki bergigi kelinci itu tetap fokus menatap orang yang sekarang masih betah diam dihadapannya.
"Kau belum menjawab pertanyaan ku.."
Masih hening, sampai-sampai lelaki gigi kelinci jengah dibuatnya.
"Kalau kau yakin dengan perasaanmu terhadapnya, katakan secepatnya.."
Manusia yang ditanya tersebut masih saja diam.
"Jangan menunggu terlalu lama..."
Lagi, si gigi kelinci melanjutkan kalimatnya.
"Kau mencintai nya?" tanya nya lagi
"Aku tidak bisa jauh darinya.." akhirnya orang tersebut bersuara.
"Kau mencintainya. Itu pasti! Katakan padanya.."
"Tidak semudah itu!"
"Lalu apalagi yang kau tunggu?"
"Entahlah....."
"Katakan sebelum terlambat"
"Maksud mu?"
"Ya kita tidak pernah tau apa yang akan terjadi nantinya, setidaknya katakan yamg sebenarnya pada gadis itu.."
Hening....
"Akan ku katakan.."
"Bagus! Jangan mengulur-ulur waktu"
"Apa ada sesuatu yang tidak aku ketahui Tn. Jeon?"
"Tidak ada, jangan berprasangka buruk"
"Tapi ucapanmu mencurigakan Jungkook ah!"
"Percaya padaku Oh Sehun.."
"Apa kau tau sesuatu tentangnya?"
"Siapa? Lisa? Tidak ada yang aku ketahui. Tapi dengarkan aku, jangan lepaskan gadis itu atau kau akan menyesal"
"Nah! Semakin mencurigakan.."
"Ckck.. Buang jauh pikiran negatif mu itu Oh Sehun"
"Akhir-akhir ini bahasamu aneh Jungkook ah, seperti menyembunyikan sesuatu.."
"Tidak ada yang aku sembunyikan tentang gadismu itu Oh Sehun, tidak ada..."
"Kalau tidak ada yang kau sembunyikan tentang Lisa, lalu apa?"
Jungkook bingung harus bagaimana menghadapai Sehun. Dia sungguh tidak menyimpan rahasia apapun tentang Lisa. Ya, memang bukan tentang Lisa, tapi ada hal yang lain.
"Aku hanya tidak ingin kalian berdua terluka.."
"Aku semakin tidak mengerti Jungkook ah, aku dan Lisa baik-baik saja"
"Sekarang kalian baik saja! Besok tidak tau"
"Maksud mu apa sih?!"
Sehun makin tidak mengerti sama sekali arah pembicaraan Jungkook hari ini. Semakin hari, semakin aneh. Mulai dari Jungkook yang sangat bersemangat ketika Sehun mendekati Lisa, sampai mereka sedekat sekarang. Nah, kali ini Jungkook begitu berharap Sehun segera mengutarakan perasaannya kepada Lisa. Sungguh Sehun tidak mengerti jalan pikiran Jungkook.
"Sehun jawab pertanyaan ku, kau mencintai Lisa kan?"
"kau tau jawabannya Jungkook ah"
"Baiklah.. Aku anggap itu jawaban 'Ya' dari mu"
Sehun hanya diam mendengar penuturan Jungkook. Ada apa sebenarnya, batin Sehun.
Semakin memikirkan perkataan Jungkook, Sehun makin merasa ada hal yang lelaki itu sembunyi kan darinya. Ada sedikit rasa takut dalam hati nya, entah takut karena apa, tapi yang jelas ia merasa hatinya agak terusik. Apalagi ketika ia memikirkan gadis berambut blonde itu, ia merasa khawatir. Ada apa ini sebenarnya? Pikirnya
LINE MESSAGE
SEHUN x LISA
Oh Sehun
Lice..?
Lalisa
Iya?
Oh Sehun
You okay?
Kau dmn?
Lalisa
I am Sehun ah
Knp?
Aku di rumah.. Wae?
Oh Sehun
Ani...
Sibuk?
Ayo hang out! 😊
Lalisa
You okay? Haha
Knp tiba2 skali..
Baiklah..
Oh Sehun
Baiklah...
Aku jemput skrg ya!
Lalisa
Yak Oh Sehun!
Aku blm siap2!!
Lalisa
Sehun? Kau benar2 sdh brangkat?
Lalisa
Oh Sehunnnn...?
Laki-laki ini suka seenaknya pikir Lisa. Ia akhirnya bersiap-siap sebelum Sehun tiba. Baru saja Lisa akan mengganti pakaiannya, bel apartment nya berbunyi.
Haishh! Oh Sehun -____-"
Tidak lama setelah suara bel, ponsel Lisa berbunyi, mau tidak mau gadis itu menjawabnya.
"Yak! Oh Sehun!"
"Aku didepan seperti agen produk.."
"Ckck, lagian main berangkat saja, tunggu sebentar!!"
Lisa langsung melangkah menuju pintu tanpa sempat mengganti baju nya, ia masih memakai piyama tidur. Ia membukakan pintu untuk Sehun, tidak ketinggalan wajah cemberutnya.
"Kenapa dengan wajahmu? Kamu belum siap?"
Lisa mendelik kesal mendengar pertanyaan Sehun, ia melipat kedua tangan didepan dada, menatap Sehun dari ujung kaki sampai ujung rambut. Sementara yang ditatap balik menatap dengan kebingungan.
"Ada apa sih Lice? Aku tidak boleh masuk?"
Gadis itu tersadar, ia berbalik masuk kedalam apartemen.
"Masuk Hun.. Tunggu sebentar dan jangan banyak tanya, apalagi protes!"
Lelaki itu mengekori Lisa dari belakang, dan langsung duduk di sofa. Sementara Lisa kembali masuk ke dalam kamar nya.
Tidak lama Lisa sudah menyusul Sehun ke sofa, ia penasaran apa yang Sehun lakukan sampai tidak sadar kalau Lisa sudah siap dan sedang duduk di sofa yang sama. Gadis itu mengintip ke arah layar ponsel Sehun, karena sedari tadi Sehun hanya fokus pada ponselnya.
"Hah! Oh Sehun main garden scapes juga?!"
Sehun kaget mendengar seruan Lisa yang tiba-tiba disampingnya. Ia mem pause games nya, dan menatap Lisa yang sedang memandangnya dengan takjub.
"Memang kenapa?"
"Tidak menyangka saja.."
"Kenapa?"
"Ya seorang Oh Sehun bermain garden scapes? Biasa nya laki-laki bermain CoC dan sebagainya"
"Memang tidak boleh?"
"Ishh Oh Sehuuunnn..."
Gadis itu memanyun kan bibir nya, ia kesal dengan jawaban sekaligus pertanyaan balik dari Sehun. Lelaki putih susu itu semakin suka menggoda Lisa apabila sudah seperti ini.
"Jangan cemberut terus my Frozen.. Jangan memaksa ku untuk melakukan yang tidak-tidak.."
Sehun menatap Lisa sambil menyeringai, tentu saja gadis itu langsung bergidik ngeri.
"Menjauh dari ku Oh Sehun pabbo!"
Gadis itu menjauhkan dirinya dari Sehun yang semakin memper-pendek jarak mereka. Tapi Sehun tidak menghiraukan seruan gadis itu, ia malah semakin menjadi-jadi. Begitu sudah tidak ada jarak, ia mengelus lembut wajah gadis itu sambil menatap nya serius.
"Sehun ah..."
Lisa berusaha menghapus kecanggungan nya akibat perbuatan Sehun. Lelaki itu masih memegang wajah gadis itu dengan kedua tangan nya. Dan....
"Yak! OH SEHUNNN PABBOOOOO!!"
Lelaki bermarga Oh itu terbahak dan sudah berlari menjauh setelah melancarkan aksinya. Ia berhasil menarik kuat hidung gadis berponi itu, antara gemas dan memang ingin mengerjainya. Tentu saja jeritan Lisa barusan merupakan dampak nya.
Gadis itu menatap tajam Sehun, ia sedang memutar otak bagaimana cara membalas lelaki itu. Sementara Sehun masih tertawa mengejek dari arah pintu apartemen Lisa.
Lisa memutar badan nya, ia melangkah kan kaki nya ke arah kamar. Melihat Lisa bergerak menjauhi nya, Sehun mengikuti dari belakang.
Baamm!
Gadis itu menutup pintu kamar nya. Melihat hal itu Sehun mempercepat langkah nya menyusul Lisa.
"Lice!!"
Begitu Sehun sampai didepan pintu kamar Lisa, ia mengetuk berkali-kali.
Sreet
Pintu kamar terbuka, nampak Lisa berdiri sambil memegang boneka Panda besar.
Buk buk buk buk buk!
Ia menghantam lelaki itu berkali tanpa ampun sama sekali.
"Aw Lice! Lice! Ampun Lice!"
"Tidak akan!"
"Lice! Jebal hentikan.."
"Rasakan!"
"Lalisa.. Argh andwae..."
"Ini pembalasan ku Oh Sehun!"
Gadis itu akhirnya menghentikan pukulannya setelah merasa kewalahan. Sehun mengelus badan nya yang terkena pukulan.
"Lice.. Kau mengerikan sekali"
"I told you, don't play with me.."
"Ku pikir kau kerasukan.. Ckck!"
"Aku bisa lebih dari ini.. Mau lagi?"
"Andwae! Sungguh mengerikan.."
"Makanya jangan memulai"
"Mianhae.. Tapi aku suka melakukannya"
"Oh Sehun!"
Lisa sudah bersiap akan menghantam Sehun dengan boneka Panda itu lagi. Tapi laki-laki itu lebih dulu menahan tangan Lisa dan boneka nya.
"Kau tau? Kau semakin menggemaskan jika mengamuk" bisik Sehun
Kemudian ia merebut boneka tersebut, dan membawa nya kearah sofa. Lisa masih mematung ditempatnya, memandang punggung Sehun.
Manusia gila!
"Lice ayo!" teriak Sehun dari arah sofa
Gadis itu melangkah kearah Sehun yang masih memeluk boneka Panda Lisa.
"Tiba-tiba aku merasa malas Sehun ah.."
"Oh ayolah..." rengek Sehun
"Tapi berhenti menjahili ku, okay?"
"Arra arra.."
Sehun menarik Lisa, dan menggandeng nya keluar. Bahkan di lift sampai parkiran laki-laki itu tidak melepas kan tangannya dari Lisa.
"Kita akan kemana?"
Lisa bertanya ketika mobil Sehun mulai menjauh dari apartemen.
"Mau ke suatu tempat?" tanya Sehun balik
"Tidak ada tempat yang ingin aku datangi"
Keduanya terdiam.
"Mau ke pantai?" ajak Sehun
"Kan jauh Sehun ah"
"Tapi kan naik mobil Lisa ya, bukan jalan kaki..."
Gadis itu akhirnya mengangguk menyetujui ide Sehun.
"Lagi pula sepertinya kau butuh refreshing kan?" tambah Sehun lagi
"Haha.. Mungkin saja"
Sehun melajukan mobilnya meninggalkan pusat kota Seoul menuju dataran rendah, dimana pantai berada.
Sekian lama perjalanan, mereka sudah bisa melihat air biru dari kejauhan. Sehun semakin mempercepat laju mobil, menghampiri genangan berwarna biru tersebut. Lisa membuka kaca jendela, mengulurkan tangannya keluar. Bisa ia rasakan udara lembab sekitar laut, dan bau khas air laut masuk ke indera penciuman mereka.
"Baddaaaa......" seru mereka bersamaan
****
Lisa menyusuri pinggiran pantai, bermain dengan riak air. Ia sangat bersyukur Sehun membawa nya ke pantai, jujur jarang sekali ia kepantai semenjak memasuki perguruan tinggi.
Hembusan angin laut, menerbangkan rambut emasnya. Ia menoleh hanya sekedar mengecek apa yang dilakukan oleh lelaki putih susu itu dibelakang. Bisa ia lihat Sehun memandang lurus ke arah lautan luas yang terhampar dihadapannya.
Mata tajam nya menatap kosong, air muka nya terlihat begitu dingin. Ah, seperti bukan Oh Sehun yang aku kenal sekarang, batin Lisa. Apa yang laki-laki ini pikirkan, mengapa begitu serius. Tanpa ia sadari kaki nya membawa ia melangkah menghampiri Sehun. Ia semakin mendekat kepada lelaki tinggi itu, bisa Lisa lihat rahang nya mengeras sesekali.
Merasa ada yang medekati nya, Sehun menoleh. Masih dengan tatapan dingin nya, gadis itu melengos mendapat tatapan seperti itu. Tapi beberapa detik kemudian, air wajah Sehun berubah seratus delapan puluh derajat. Ia tersenyum menyambut Lisa, senyuman yang membuat Lisa merasa ada sesuatu yang ingin meledak dalam diri nya.
Sehun mengulurkan tangan kanannya pada Lisa, gadis itu menyambutnya. Lelaki itu menggenggam erat tangan Lisa, membawa gadis itu ikut melakukan kegiatan yang ia lakukan sebelumnya.
"Apa yang kau lihat Sehun ah..?"
"Laut......."
Gadis itu terdiam, ia tidak ingin bertanya lagi. Lisa yakin lelaki itu sedang mengingat atau mengenang sesuatu. Ia merasakan genggaman Sehun semakin erat pada tangannya.
"Lisa...."
"Iya?"
Lisa menatap Sehun dalam, mata lelaki itu masih kosong memandang hamparan lautan didepan nya. Ia tak kunjung juga menjawab Lisa. Gadis itu asik meneliti wajah laki-laki itu. Apa laki-laki ini memiliki dua kepribadian? Kenapa ia kembali menjadi dingin lagi? Pikir Lisa
Akhirnya Lisa memutuskan untuk membiarkan keheningan dan deburan ombak menjadi backsound mereka berdua.
"Lice.."
"..."
Sehun menoleh ketika ia tidak mendapat jawaban dari Lisa. Gadis itu sedang asik dengan pikirannya sendiri, sambil memandang lautan beberapa kelabat bayangan menghiasi kepala nya.
Ia tersadar kala Sehun menariknya, menghapus semua jarak diantara mereka. Tangan lelaki itu melingkar sempurna di leher nya.
"Asik melamun?"
"Bukan kah harus nya aku yang mengatakan nya pada mu Sehun ah.."
"Apa aku melamun?"
"Hmm..."
"Mengabaikan mu juga?"
Gadis itu tersenyum mengejek, melepas kan tangan Sehun yang melingkar di leher nya.
"Menurutmu?"
Setelah itu Lisa menjauh dari Sehun, membawa langkah nya kembali menyusuri perbatasan pasir dan air laut. Laki-laki itu tentu dengan cepat mengikuti Lisa, ia mensejajar langkahnya dengan gadis itu.
"Lice!" panggilnya
"Jangan pernah terbersit dipikiran mu untuk menjahili ku sekarang Oh Sehun"
Sehun terkekeh mendengar jawaban Lisa yang sudah tahu maksud dari panggilannya.
Ia mengamit lengan gadis itu lagi, menarik Lisa mengikutinya.
"Ayo cari tempat untuk duduk.."
"Ah ternyata kau peka juga, aku pikir kita akan berdiri sepanjang hari ditempat ini"
"Sebagai seorang lelaki aku ini sangat peka"
"Ya, tidak diragukan lagi Oh Sehun"
Lisa mengikuti kemana langkah Sehun membawa nya. Mereka duduk tidak jauh dari pinggir pantai diatas hamparan rumput yang tumbuh jarang-jarang diatas pasir.
"Disini bagus untuk bersantai.." ucap Sehun
Lisa hanya mengangguk menyetujui perkataan Sehun. Ia memandang laki-laki itu yang kembali menatap lurus kearah lautan.
"Sehun ah.."
"Hmm?"
"Kamu memiliki kenangan dengan pantai?"
"Tidak juga.."
"Oh"
Sehun tersenyum mendengar ucapan terakhir Lisa. Sehun tahu apabila kata 'Oh' keluar dari mulut Lisa itu artinya gadis itu sudah malas atau tidak puas dengan jawabannya.
Ia merapikan rambut Lisa yang terbang berantakan tertiup angin, menyematkan nya di belakang telinga gadis itu. Lisa hanya diam, benar saja gadis itu sebenarnya kesal dengan jawaban Sehun. Kalau benar Sehun tidak memiliki kenangan dengan pantai, mengapa ia bersikap seperti tadi, pikir Lisa.
Sehun masih betah saja memperhatikan gadis yang sekarang menatap lurus kedepan. Sesekali ia terkekeh karena gadis itu seperti mengomel dalam diam nya.
"Lice..."
Lisa tidak menjawab, entah karena tidak mendengar atau memang sengaja tidak menjawab. Sehun menyenderkan kepalanya pada bahu gadis itu.
"Sepertinya aku sudah ketergantungan pada mu Lice.." lirihnya
Lagi, gadis itu tidak bersuara. Tapi ia meraih tangan Sehun, menyematkan jemari mereka. Lisa hanya tidak tahu harus berkata apa untuk menanggapi ucapan Sehun.
"Aku tidak bisa jauh dari mu.." kembali suara Sehun terdengar, persis seperti bisikan
Aku juga sama seperti mu Sehun ah...
Lisa akui jauh didalam lubuk hatinya, ia merasakan hal yang persis Sehun kata kan. Ia sudah terlalu terbiasa akan kehadiran Sehun sejak hari itu, malam Tahun Baru.
Ia sudah terbiasa dengan segala perlakuan Sehun kepadanya.
Terbiasa akan tatapannya..
Terbiasa akan keusilannya..
Terbiasa akan sifat pemaksanya..
Terbiasa akan kedinginan sifatnya, kadang..
Intinya Lisa sudah sangat terbiasa akan kehadiran Sehun disekitar nya.
Aku juga tidak bisa jauh dari mu Sehun ah..
Sehun memejamkan mata nya, ia nyaman bersandar pada bahu gadis bersurai emas ini.
"Lice.. Berjanjilah padaku.."
"Ya..?"
"Tetap lah seperti ini.."
Lisa mengangguk, menyanggupi permintaan Sehun.
"Lice.."
"Hmm"
"Gomawo..."
"Untuk?"
"Membiarkan ku berada di dekatmu"
Senyum Lisa mengembang, ia menarik Sehun bersender pada ceruk lehernya.
"Kau tidak keberatan kan Lice?"
Tidak.. Tidak sama sekali Sehun ah..
Aku tidak keberatan sama sekali...
©CHIZ©
❤️
Kapan sih kalian jadian?
Udah jadian aja , biar cepat tamat gitu.. 😝😝
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro