4. Majas Sindiran
Majas sendiri merupakan gaya bahasa untuk memberikan efek-efek tertentu pada sebuah karya tulis. Penggunaan majas dalam sebuah karya tulis berarti memanfaatkan kekayaan bahasa dengan ragam tertentu dengan tujuan memperoleh efek tertentu pada sebuah kalimat dalam sebuah karya tulis, sehingga karya tulis tersebut menjadi lebih ‘hidup’. Majas biasanya digunakan pada karya tulis sastra seperti puisi dan prosa
Pengertian majas sindiran.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia(KBBI) pengertian dari majas adalah pemanfaatan kekayaan bahasa, pemakaian ragam tertentu untuk memperoleh efek-efek tertentu yang membuat sebuah karya sastra semakin hidup, keseluruhan ciri bahasa sekelompok penulis sastra dan cara khas dalam menyampaikan pikiran dan perasaan, baik secara lisan maupun tertulis.
Majas sindiran adalah majas atau gaya bahasa yang mengungkapkan sebuah sindiran terhadap seseorang/sesuatu. Penggunaan majas sindiran ini bertujuan untuk meningkatkan makna dan kesannya terhadap seseorang yang membaca atau mendengar. Majas sindiran terbagi menjadi 5 jenis, yaitu sebagai berikut :
1️. Majas Ironi.
Majas ironi merupakan jenis paling halus dari majas sindiran. Penggunaan majas ironi biasanya adalah untuk mengungkapkan sindiran halus yakni dengan menggunakan kata-kata yang bertentangan dengan makna sesungguhnya.
Contoh majas ironi:
- Wah, kamu benar-benar orang yang bersih dan rapi, kamarmu bahkan lebih mirip seperti kapal pecah.
- Tutur bahasanya sangat sopan, seperti orang yang tidak pernah mengecap dunia pendidikan.
- Kau sangat cocok menjadi dokter, tulisanmu benar-benar tak bisa dibaca sama sekali.
- Kamu pendiam banget, ya. Sampai orang lain jadi kesel. (Aliya)
- Wah, tulisanmu keren sekali ya, sampai aku tidak bisa baca sama sekali. (Inez)
- Bau badanmu wangi sekali, hingga aku tidak betah berada di dekatmu. (Vina)
- Kamu orangnya baik ya, sampai punya banyak muka. (Yunita)
- Kau pintar sekali, sampai omonganmu isinya hanya omong kosong saja. (Shoru)
- Kamu mengerjakan tugasmu sangat cepat, sampai-sampai yang harusnya kamu serahkan tadi pagi sampai jam sekolah usai pun kamu belum menyelesaikannya. (Syasa)
- Suaramu bagus banget ya, sampai-sampai telingaku mendadak tuli. (Krisna)
- Aku yakin kamu cocok jadi DPR, saat pelajaran kamu suka tidur. (Faizin)
2️. Majas Innuendo.
Majas Innuendo merupakan jenis majas sindiran yang sedikit berbeda dengan yang lainnya, majas ini mengungkapkan sindiran dengan mengecilkan fakta yang sebenarnya.
Contoh majas innuendo :
- Kau tak perlu dendam pada mereka. Kesalahan mereka hanya berbicara sembarangan saja, tapi mereka tidak sampai menyakitimu dengan pisau belati.
- Jangan terlalu malas jadi anak gadis. Lihat kamarmu, bahkan kamar anak laki-laki jauh lebih rapi daripada kamarmu ini.
- Berhenti bersikap seolah-olah kau ingin mati. Kau hanya gagal menjadi juara di kejuaraan, bukannya kehilangan separuh nyawamu.
- Jangan takut disuntik. Rasanya kayak digigit semut aja, kok. (Meli)
- Jangan pernah mengharapkan akhir bahagia pada karanganmu, karena sejatinya di kehidupan asli itu penjahatnya yang menang. (Inez)
- Buat apa sakit hati? Toh, mereka hanya ingin menjatuhkanmu, bukan membunuhmu. (G)
- Kesalahan mereka kecil, tak sampai masuk hukum pidana. Mereka hanya menertawai tubuh gemukmu, bukan mendorongmu dari lantai 5. (Shoru)
3️. Majas Satire.
Majas Satire hampir sama dengan majas sarkasme yakni mengungkapkan sindiran dengan kasar dan keras, namun yang membedakan adalah majas satire ini menggunakan kata-kata ungkapan dalam menyatakan sindiran.
Contoh majas satire:
- Apa saat ini harga gula terlalu mahal? Kopi ini benar-benar tak ada rasa manis sama sekali.
- Percuma saja aku memiliki adik yang bertubuh besar, bahkan untuk mengangkat pot bunga ini saja kau tak bisa diharapkan.
- Kau tak punya hati nurani sebagai anak, ya. Bisa-bisanya kau menghina orang tuamu di depan teman-temanmu.
- Walaupun hidup seribu tahun, bila tak sembahyang apa gunanya! (Albar)
- Telinga lo udah gak berfungsi lagi, ya? Puluhan kali dipanggil gak denger-denger. (Asha)
- Percuma aku sudah sarjana. Sampai sekarang pun belum dapat kerja. (Meli)
- Mukamu tebal sekali, ya. Kepala sekolah menegur pun kau masih saja mengulang kelakuan gilamu itu. (Abiya)
4️. Majas Sinisme.
Majas sinisme adalah majas yang mengungkapkan sindiran secara kasar dan umumnya digunakan untuk mengkritik atau mencemooh sesuatu baik berupa ide/maksud/rencana.
Contoh majas sinisme:
- Berhentilah bersikap sombong, apa kau tak sadar bahwa hampir seluruh warga kampung membencimu, karena cara bicaramu yang terlalu sombong ini.
- Sudahlah, jangan kamu teruskan gengsimu itu. Nanti kamu sendiri yang susah karena kehabisan uang.
- Percuma cewek sekolah tinggi-tinggi kalau ujung-ujungnya kembali ke dapur. (Inez)
- Jangan naif, dunia ini bergerak karena uang. Ah, iya, orang suci kayak kamu mana doyan sama uang. (Yunita)
- Berhenti memasang muka seperti itu, kamu sudah seerti penjahat kalau tersenyum terlalu lebar. (Evtria)
5️. Majas Sarkasme.
Majas sarkasme merupakan kelas tertinggi dari jenis majas sindiran karena majas sarkasme mengungkapkan sindiran secara langsung dengan kata-kata yang kasar dan keras.
Contoh majas Sarkasme :
-Dasar pemalas! Pantas saja setiap hari ibumu marah-marah, tak ada satupun pekerjaan rumah yang kau kerjakan. Yang kau tau hanyalah bermain dan menonton televisi.
- Tidak usah belagu! Jangan bersikap seolah kau yang paling hebat seantero negeri ini hanya karena nilai 100-mu itu, di luar sana masih banyak orang yang jauh lebih pintar darimu.
- Dasar pikun! Baru lima menit yang lalu aku menunjukkan caranya padamu, sekarang kau sudah lupa.
- Anak bodoh! Menghafal perkalian sembilan saja tidak bisa. (Meli)
- Kamu jadi anak gak tahu diri banget, sih! Pantas aja orangtua kamu menganak tirikan anak kandung sendiri. (Aliya)
- Dasar otak sempit! Masa hanya karena dia berbeda pendapat denganmu kamu ngamuk! Yang dewasa, dong! (Evtria)
- Dasar badut, hanya keluar rumah saja harus berdandan setebal itu. (Aulia)
🌻🌻🌻
Maaf kalau ada bahasa kasarnya, haha.
Jangan berhenti mencari ilmu!
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro