DISHY - 5
Repub tanpa edit 21/8/21
12/11/20
4/1/21
Beberapa hari ini seperti minggu tenang untuk Alisha. Tidak ada sapaan menggoda ataupun kiriman makan siang dari Naren untuknya. Acap kali mereka bertemu, pria itu hanya melemparkan senyum. Jika mereka terlibat obrolan 'pun tidak pernah jauh dari pekerjaan, pria itu menanyakan jadwal bosnya untuk mengatur pertemuan atau mengirim asistennya untuk menanyakan dokumen yang dia perlukan. Efisien. Sangat efisien, hingga membuat dia kesal. Yang lebih mengesalkan lagi, dia bahkan tidak tahu kenapa dia kesal!
Gosip mengenai pria itu yang bergonta ganti pasangan pun selalu hinggap di kupingnya, entah kenapa wanita di sini seperti tidak bosan membicarakannya. Topik pergosipan tidak pernah lepas dari nama Narendra. Narendra berkencan dengan staf bagian keuangan lah, bagian promosi lah, bagian front office lah atau bagaimana hebatnya dia berciuman hingga membuat kaki seperti jelly. Para wanita yang setelah berkencan dengan Naren pun hanya bisa tersipu-sipu jika ditanyakan mengenai performa pria itu di ranjang, ugh!
Mengingat hal itu hanya bisa membuat Alisha keki sepanjang hari, ini sebabnya dia tidak suka bergaul dengan perempuan. Terlalu banyak bahan gosip dan berujung dengan drama seperti tadi pagi ketika dua orang wanita bagian front office meributkan Narendra. Bisa dia tebak pria itu tidak menjanjikan hubungan pada siapapun, pasti hanya untuk melepas torpedonya saja.
"Kenapa Al? Judes banget mukanya?" tanya bosnya yang kini sedang memeriksa dokumen yang dibawakan oleh Alisha sore itu.
"Pusing, Beh dengerin wanita-wanita itu gosip bahkan sampai ribut tadi pagi."
"Oh soal Narendra, ya?" Kekeh pria tua itu sambil membubuhkan tanda tangan setelah meneliti dokumennya sekali lagi.
"Iya, dia berniat sensus jumlah wanita di sini kayaknya."
"Kok kamu jadi sewot?" Pria itu melirik Alisha yang sekarang terlihat melongo, "iya, kenapa kamu sewot? Biarin aja dia yang ngencanin mereka kok, bukan kamu."
"Iya sih, Beh, ta--"
"Kecuali kamu kesel karena kamu gak diajak kencan dia juga." Potong pria tua itu sambil memberikan tatapan jahilnya yang membuat Alisha merengut.
"Enggak ya, Beh, gak sudi! Saya benci banget tipe pria kayak gitu."
"Baik-baik, Al. There's a fine line between hate and love. Tau gak kenapa?" Widi kini sudah meletakknya dokumen serta penanya, perhatiannya kini terpusat pada sekretarisnya yang duduk dengan muka ditekuk. "Dia selalu jadi atensi kamu, kamu akan mencari tahu apapun tentang dia dan berakhir kamu tidak bisa berhenti memikirkan dia. Lalu kamu akan bingung akan perasaan kamu sendiri, muncul denial bahwa kamu tidak akan pernah jatuh cinta padanya padahal kamu sendiri tahu bahwa kamu sedang membohongi dirimu sendiri."
"Babeh! Serem banget sih omongannya!" Alisha bergidik ngeri ketika Widi tertawa senang.
"Makanya jangan terlalu benci sama orang, dia baik kok, Al. Cuma memang agak player sih."
"Agak? Dia player kelas wahid, Pak!"
"Look at the bright side dong. Kalau dia sebegitu banyak jadi bahan omongan, performa dia pasti tidak mengecewakan."
"Kita gak lagi bikin balanced scorecard, Pak, gak perlu ngomongin tingkat satisfaction." gerutu Alisha yang membuat Widi tertawa terbahak-bahak.
Wkwkwkwkwkw usil si babeh, next gabungan bintang dan komen 700 ya!
8/10/19
4/3/20
Cerita ini sudah tamat 2020 dan dapat dibaca di @lontara.app atau shopee.co.id/akudadodado
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro