8
"Mr. Stark. Ini tidak seperti yang terlihat," ujar Peter panik. Bagaimana bisa kostumnya ada dilantai, Peter yakin ia tak mengelurkan benda itu dari tas dibawah tempat tidur.
"No shit Sherlock. Jelaskan saja semuanya dengan cepat," ujar Tony yang sudah haus akan kebenaran, Peter melihat Tony dengan tatapan khawatir untuk sesaat lalu menghela napas dan mengangguk.
"Ugh. Baiklah, aku Peter Parker, Spider-Man, siswa Midtown High School, model majalah bernama Erén. Kekuatanku spider sense, bisa menempel ditempat yang tak wajar, indra lebih tajam, healing factor dan kecepatan, kekuatan, ketahanan, keseimbangan dan banyak hal lainnya yang bisa dikatakan 'super'. Aku dapat ini semua setelah digigit laba-laba radioaktif saat karya wisata ke Oscorp, terdengar bodoh tapi ini nyata."
"Kau membuat semua kostummu sendiri?," tanya Tony sambil mengingat data tentang Spider-Man yang sering terlihat dengan kostum yang berbeda. Peter melihat kearah kostumnya yang ada dilantai lalu mengangguk.
"Apa yang bisa dilakukan kostum-mu?."
"Tiap kostum memiliki kelebihan yang berbeda tapi dasarnya ada 2 hal yang sama yaitu AI-ku yang terhubung ke semua kostum serta alat elektronik pribadi dan 500 jenis web."
"Sudah?"
"Sudah. Apa sekarang apa aku boleh pergi?," tanya Peter memastikan dan Tony hanya mengangguk. Peter berbalik dan membuka pintu kamarnya, namun tangannya terhenti.
Peter mengeluarkan jurus puppy eyes andalannya saat ia kembali berhadapan dengan Tony lalu meminta dengan nada putus asa yang selalu disebut sebagai jurus terlarang oleh Ned "Mr. Stark. Kumohon jangan memberitahu yang lain. Aku terlalu muda untuk dijadikan objek penelitian."
Tony terkejut, tak menyangka pandangan anak usia 15 tahun bisa sampai disana terlebih terhadap dirinya dan Avengers.
"Woah kid. Kau pikir aku sejahat itu? Tidak. Tak akan ada yang menjadikanmu objek penelitian."
"Kalau begitu memenjarakan ku?," tanya Peter tak yakin. Ia tau dirinya hanya membantu seseorang namun menganggu investigasi ataupun pihak berwajib juga termasuk pelanggaran atau mungkin tentang hobinya yang lain.
Kini giliran Tony yang heran. "Kenapa kau pikir kami akan memenjarakanmu?"
"Karena aku meretas data base SHIELD dan PENTAGON saat sedang bosan?," jawab Peter walau lebih seperti pertanyaan bagi Tony, mari abaikan hal itu sebentar dan biarkan Tony 'mencerna' informasi baru yang ia dapat.
"Wait... what?."
"Ah... bukan itu?"
"Ok abaikan hal itu. Lebih baik kau pergi sekarang jika tidak mau terlambat. Tenang saja rahasiamu aman denganku." Tony menatap Peter dalam-dalam untuk meyakinkannya.
Peter mengangguk paham dan kembali tersenyum lebar. "Terimakasih Mr. Stark," ujar Peter yang kemudian kabur begitu saja.
"Tony untukmu, kiddo!!"
Tunggu, kenapa dia mau anak ini memanggilnya Tony.
...
Peter berlari menuju halte bus terdekat. Happy sedang tak bisa mengantarnya karena ikut dengan Pepper keluar negeri untuk rapat, sialnya Peter ketinggalan bus dan terpaksa harus berlari akibat introgasi mendadak Tony.
Peter berlari secepat yang ia bisa, melewati jalan sempit kota NYC agar ia bisa berlari tanpa takut tentang identitasnya walau berlari secepat atau bahkan sedikt lebih cepat dari super soldier.
Jangan pernah anggap remeh kecepatan lari seorang Peter Parker. Badannya memang tak sebesar Steve, tapi ia pasti bisa meneriakan 'ON YOUR LEFT' setiap kali ia dan Steve serta Sam lari pagi. Hanya teori, Peter sendiri belum pernah mencobanya.
Tak butuh waktu lama untuk Peter berada sampai disekolahnya, normalnya ia akan sampai 30 menit jika menggunakan mobil dan 50 menit dengan berjalan kaki namun berkat ia kekuatannya, Peter bisa sampai sekolah kurang dari 20 menit.
Peter merapikan pakaiannya, menggunakan kacamatanya dan berjalan menuju gerbang seolah. Tak pernah ada kejadian dimana ia berlari dengan kecepatan diatas rata-rata hanya untuk pergi kesekolah dan ini hal baru yang sedikit menakutkan baginya. 'Bagaimana jika ada yang meluhatku di gang tadi,' batin Peter sambil berusaha untuk tenang.
Peter menutup lokernya dan berbincang dengan Ned sambil menuju kekelas, tak lama kemudian mereka beremu MJ yang hanya mengikuti dari belakang sambil membaca buku dengan judul berbeda dari kemarin.
"Manipulation and persuasion. Untuk apa MJ membaca buku seperti itu?," tanya Peter pada Ned. Ned menggeleng dan berkata "Dia bisa melakukan apapun."
Harinya sangat biasa. Sudah biasa baginya untuk dibully oleh Flash dan biasa pula baginya untuk berada disebuah pemotretan dimana banyak wanita berbaris untuk menontonnya.
Peter melihat kearah Stark Tower dari atas gedung tempatnya berdiri. Dia benci harus mengatakan ini tapi sudah satu jam dirinya berpatroli dan tak ada kejahatan yang bisa ia cegah, terdengar bagus namun kini ia bosan.
Hingga akhirnya Spidiy-sense menyuruhnya menyingkir dari tempatnya kini.
Peter melirik kearah kiri dimana sudah ada Hawkeye yang menargetnya, sangat tersembunyi namun tak cukup tersembunyi bagi Peter. Ia melangkah mundur sedikit dan membiarkan sebuah panah melesat didepan wajahnya.
Petir menyambar bersamaan dengan seorang dewa yang mendarat tepat didepannya lalu disusul dengan Capten America dan Winter Soldier yang mendobrak pintu menuju atap.
"Woh.. tenang, ada kakek tua digedung ini," canda Peter sambil berjalan mundur menuju ujung gedung, agar ia bisa kabur dengan mudah.
"Ya dan dia tak akan lebih tua dari tiga orang dihadapanmu kini," ujar seseorang sebelum akhirnya Ant-Man menampakan dirinya.
"Good one bug." Peter menengok ke langit dan menemukan Falcon yang sedang terbang mengitari mereka.
"Thanks bird brain."
"HEI!"
"Oh... apa ini? Kalian sedang berpesta? Ingin mengundangku?," tanya Peter pada mereka. Beberapa Avengers diantanya hanya menggeram kesal dan ada pula yang tertawa, seperti Tony.
"Ikutlah dengan kami," ujar Steve sambil melangkah kearah Peter pelan.
"Aw.. aku mau tapi tidak bisa," jawab Peter sambil terjun dari gedung dan berayun. Segera Falcon mengejarnya namun Peter melemparkan bom asap kehadapannya. Hal itu cukup untuk membuatnya mundur, ia tak seperti Iron-Man yang anti peluru dan ledakan.
"Kau tau. Kau hanya perlu ikut dengan kami," ujar Tony yang kini ada dihadapannya. Peter menggeleng keras dan berseru "bagaimana jika aku berakhir jadi makhluk percobaan. Maaf Mr. Stark, aku memang mengagumimu namun aku tak cukup kagum hingga mau menjadi makhluk percobaan secara suka rela," teriak Peter sambil melemparkan bom merica dihadapan Black Widow yang sedang mengendap-endap.
"Tak ada yang mau menjadikanmu makluk percobaan," terang Tony seklai lagi sambil mendarat di dekat Peter. Peter berjalan mundur saat Tony keluar dari armornya.
"Bruce benci dengan ide 'makhluk percobaan' karena ia salah satunya. Bucky juga dipaksa melakukannya saat masih di Hydra. Kau pikir mereka mau ikut menangkapmu jika kau akan berkahir menjadi kelinci percobaan? Steve dan Wanda benci akan ide 'percobaan manusia' karena mereka juga pernah mengalaminya, baik itu karena Hydra atau karena Amerika. Natasha dan Clint? Jangan tanyakan Natasha dan Clint padaku. Mereka sudah bekerja dengan Shield selama bertahun-tahun dan kuyakin mereka sudah melihat banyak. Tak ada satupun di kelompok ini yang suka akan percobaan terhadap manusia, kiddo."
"Entahlah. Aku masih tak percaya."
Peter pun pergi dari sana, namun tak ada yang mengejarnya kali ini.
A/N. Maap lama. Ada rencana mau ninggalin fanfic ini gitu aja karena ga ada ide tapi... kuusahain.
Lama banget tapi :))
No edit.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro