Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

2

"Hi Spidy."

Peter menengok lalu menemukan Black Cat sedang berdiri dibelakangnya. Peter mendengus dan berbalik, menatap mata rival sekaligus temannya itu.

"Hi Kitty," balas Peter sedangkan wanita didepannya hanya terkekeh mendengar nama panggilan itu.

"Sedang mencari pencuri?," tanya Black Cat sambil meletakan kedua tangannya kebahu Peter sedangka Peter meletakan satu tangannya pada pinggang wanita itu.

"Aku sudah menemukannya disini."

Black Cat hanya tertawa lalu berbisik seduktif, "Aku sedang tidak berbuat onar Spidy."

Peter melepaskan rangkulannya pada pinggang Black Cat dan Black Cat sendiri dengan segera mendorong Peter lalu kabur setelah berkata, "berhati-hatilah. Avengers sedang mengincarmu."

Peter bingung, namun ia segera pindah ketempat lain, karena jika yang dibilang Black Cat itu benar maka tak bagus untuk dia berlama-lama disatu tempat.

"Sebaiknya aku menyelesaikan ini secepatnya," gumam Peter sambil berayun menuju gang dimana ia meninggalkan tasnya.

...

Peter berjalan cepat menuju apartemennya, hari baru menunjukan pukul 10 malam namun perkaatan Felicia Hardy berhasil membuatnya sedikit takut. Apa Avengers tau siapa dia? Apa dia akan menjadi salah satu bahan uji coba? Apa dia akan ditangkap karena meretas SHIELD? Ayolah, tak lucu jika harus berakhir di penjara hanya karena keusilan saat bosan saja.

"May, aku pulang."

"Pete, kenapa baru pulang?," tanya May yang berada didepan TV, Peter mengeluarkan sebuah buku tua dari tasnya, "aku harus berkeliling perpustakaan hanya untuk buku ini," jelasnya pada May sedangkan wanita itu hanya tersenyum maklum.

"Aku keatas dulu May. Pr ini harus segeraku kerjakan," ujar Peter sambil berlari menuju kamarnya sedangkan May yang ada diruang TV berteriak padanya, "ada makanan dikulkas, jika lapar panaskan saja itu. Good Night."

"Good Night May."

Peter melemparkan tasnya ke ranjang sedangkan buku tua itu ia letakan begitu saja dimeja, setelah mengganti baju Peter membuka buku itu lalu mulai membacanya.

Peter tak terlalu suka buku sejarah terlebih tentang mitologi. Baginya hal seperti ini hanya mitos belaka walau satu dari dewa disini berakhir menjadi anggota Avengers dan satunya lagi menjadi anti-hero paling menyusahkan yang membuat mereka berhasil mencetak sejarah baru.

"Thor, God of Thunder. Palu miliknya Mjolnir memiliki semacam sihir dimana hanya orang yang pantas yang bisa mengangkat dan menggunakan kekuatan Thor. Dilegendakan bahwa Thor akan memimpin Æsir dalam Ragnarok (takdir para dewa). "

[Dalam legenda aslinya Odin yang akan memimpin Æsir dalam Ragnarok]

Peter meletakan buku itu kepinggir meja lalu membuka laptopnya dan mencari informasi tentang Thor sebagai anggota Avengers untuk menambah kelengkapan tugasnya.

"Menjadi salah satu 6 anggota terawal Avengers dan merupakan salah satu yang terkuat, pergi kebumi untuk menangkap adik angkatnya; Loki."

Dan kemudian ia pindah ke dewa selanjutnya, Loki God of mischief.

"Anak angkat Dewa Odin, berasal dari bangsa Jotun yang suka mengacau. Dia dianggap sebagai bangsa Æsir karena menjadi anak angkat Odin."

Peter kembali mencari informasi diinternet namun kali ini tentang Loki dan kekacauan di NYC. Peter menyalin semua informasi tersebut kebuku tulisnya lalu pindah ke dewa selanjutnya.

Atau lebih tepatnya dewi.

"Dewi Sif adalah dewi yang terkait dengan bumi dan dewi yang terkenal dengan rambut emasnya, namun Loki memotong rambut Sif sebagai lelucon. Thor marah dan Loki akhirnya menganti rambut Sif dengan rambut buatan kurcaci."

Sangat sedikit informasi tentang Sif dan itu membuat Peter menyerah lalu pindah ke dewi berikutnya; Hel.

"Hel merupakan dewi kematian penguasa underworld, saat masih kecil Hel dibuang Odin ke Niflheim (dunia kegelapan dan kematian) untuk menjadi penguasa atas roh-roh jahat dan penasaran yang mati karena penyakit, perang dan usia."

[Dalam legenda aslinya Hel atau Hela adalah anak dari Loki tapi saya ikutin cerita Thor Ragnarok jadi =)]

Setelah merasa cukup dengan kelengkapan tugasnya, Peter memasukan semua buku untuk besok lalu melirik jam yang sudah menunjukan pukul 12 malam dan segera ia merebahkan tubuh lalu tertidur.

"Kalau aku jadi dewa Nordik, mungkin nama-ku akan menjadi.." Peter membenarkan posisi tidurnya lalu memejamkan mata.

"Péter...," gumamnya sebelum tertidur.

...

Loki melihat kearah kalung yang ada ditangannya. Sif meninggalkan kalung itu untuknya sebelum pergi menghilang begitu saja. Selama bertahun-tahun ia mencaritau untuk apa kalung itu diberikan padanya, dan saat ia pergi kebumi warna kalung itu berubah.

"Sif...," gumam Loki sambil melihat kalung dengan cahaya hijau yang bersinar cukup terang, Loki mengeratkan kepalan tangannya pada kalung itu dan tak lama kemudian sinar itu hilang.

"Aku harus kembali," gumam Loki lalu kembali masuk kemarkas Avengers.

"Brother, dari mana saja kau," ujar Thor sambil merangkulnya. Loki hanya diam dan menusuk perut dewa peti itu lalu pergi meninggalkannya.

"Sepertinya dia masih membencimu Thor," ujar Clint prihatin lalu pergi menuju kamarnya, membiarkan Thor yang harus pergi ke ruang kesehatan ditengah malam sendirian.

...

"Jadi.. kapan kita akan mencari dan menangkap Spider-Man ini?," tanya Tony saar baru sampai ruang makan. Ia meletakan kopi serta sekotak donat diatas meja dan melahapnya tanpa perduli akan tatapan kesal Steve.

"Aku membuat makanan untuk kita semua Tony," ujar Steve sambil melihat semua makanan diatas meja. Tony mendengus lalu berkata, "tapi aku bukan kambing Capsicle."

"Makan sayur itu sehat Tony," Steve berdiri dan mengambil kotak donat milik Tony yang berhasil membuat yang punya kesal.

"Tapi semua makan itu berwarna hijau Cap, aku tak bisa memakannya."

"Ada tomatnya kok, tak sepenuhnya hijau," selak Thor dan hal itu membuat Tony semakin kesal.

"Sama sekali tidak membantu tapi terimakasih," ujar Tony sarkas lalu pergi mengejar Steve untuk merebut kembali donat kesayangannya.

"Apa aku benar bukan?."

"Bodoh," ujar Loki dan melanjutkan makannya, mengabaikan keadaan ruang makan yang semakin lama semakin kacau.

Hingga Pepper Potts datang dan menangani semuanya.

"Oh, satu lagi. Dimana Tony?," tanya Pepper saat sadar jika kekasihnya menghilang. Clint menujuk kearah koridor dan terdengar adu mulut antara Steve dan Tony disana.

"Tony, Cap. Bisa kemari sebentar?," Pepper sedikit berteriak saat memanggil mereka dan tak butuh waktu lama mereka berdua datang dan duduk tenang ditempat masing-masing.

"Ah.. mungkin agak mendadak tapi kakakku memintaku menjaga keponakanku yang berusia 15 tahun dan kuharap kalian tak keberatan jika ia tinggal disini setidaknya sampai beberapa bulan kedepan. Jika kalian keberatan aku akan memesan apartemen yang ada didekat sini untuknya," jelas Pepper dan anggota Avengers tak keberatan sama sekali dengan hal itu.

"Bagus, kuharap kalian tidak berlaku  aneh atau berkata sesuatu yang bisa membuatnya kecewa. Dia penggemar berat kalian, terutama kau Dr. Banner."

"Hah? Aku? Aku baru tau ada orang yang menjadikan Hulk hero favoritnya."

Bruce tampak bingung sedangkan Pepper hanya tertawa sesaat dan itu mengundang rasa penasaran anggota Avengers.

"Tidak, tidak. Maksudku dia benar-benar suka denganmu Dr. Banner, dia membaca buku buatanmu diusianya 7 tahun dan sebelum kau bertanya, ya dia memahaminya."

Tony kaget, Bruce hanya bisa diam memastikan jika dia tidak sedang salah dengar.

"Tu...tunggu, 7 tahun?," tanya Bruce memastikan.

"Ya, dan dia menguasai dan menghapal semua teori dibuku itu hanya dalam sekali baca. Jenius. Dia bahkan memberi beberapa tambahan, kau harus lihat keadaan bukumu saat berada ditangannya, terlalu banyak catatan tambahan disana," jelas Pepper lalu menyesap teh hangatnya dan kembali berkata, "dia benar-benar membuat kami bangga."

"Ok, aku penasaran dengan anak ini," ujar Tony sambil memakan spageti yang  Steve buat, ia akui rasanya tak seburuk yang terlihat walaupun hanya makanan inilah yang memiliki warna manusiawi disana.

...

Peter melepas earphonenya sambil masuk kedalam rumahnya. Ia melihat jam yang masih menunjukan pukul 3 dan sialnya ia harus sudah sampai ditaman dekat sini pukul empat untuk pemotretan.

Segera Peter lari menuju kamarnya, melepas softlens yang hanya ia gunakan saat keluar rumah atau kesekolah dan memperlihatkan warna mata heterochromia miliknya.

"Harus cepat," gumam Peter dan segera lari menuju kamar mandi, berusaha menghilangkan warna dari cat rambutnya.

20 menit kemudian Peter sudah berada ditaman sedang menekuni pekerjaan sambilannya dengan sangat profesional.

...

1238 kata.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro