Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

PART 4

Radit menyugar rambutnya yang berantakan. Melihat kondisi Luna tak sadarkan diri, lelaki itu bertambah frustasi. Keringat membasahi tubuh yang bertelanjang dada itu. Radit tidak tahu ada apa dengan dirinya. Malam ini dia begitu menginginkan Luna. Sebenarnya hasrat itu telah lama ia tahan. Ia tidak ingin sembarangan mengumbar, karena Luna begitu istimewa. Berbeda dengan wanita lain yang begitu mudah memberikan tubuhnya hanya demi selembar cek kosong. Tidak ada wanita yang benar-benar ia cintai selain Luna. Meskipun banyak yang mendekat, Radit hanya memilih beberapa untuk berkencan biasa dengan mereka, tidak ada yang bisa mengambil.tempat spesial di hatinya. Namun, sejak ia mengikat hubungan dengan gadis berpostur kurus tinggi itu, kebiasaan buruknya menghabiskan malam bersawa wanita-wanita menjadi berkurang. Bukan sama sekali tidak pernah, tapi tidak serutin dulu.

Awalnya Radit berpikir jika Luna akan mudah untuk diajak sekadar having fun. Namun, nyatanya gadis itu bak mutiara yang sama sekali belum tersentuh. Mutiara yang selama ini berada di dasar lautan yang paling dalam, jangankan digenggam, untuk menggapainya saja dibutuhkan keuletan srrta keberanian yang handal. Begitu juga dengan Radit, betapa sulitnya dulu, awal mula ia mengejar cinta dari seorang Luna Prameswari. Tidak ada seorang gadis pun yang pernah menolak uluran cinta dari seorang Radit. Apa lagi Radit adalah tipe laki-laki pemilih. Hanya wanita-wanita istimewa saja yang bisa membuat hatinya berdebar. Salah satunya adalah Luna.

Selama menjalin hubungan dengan Luna, Radit memang belum pernah mengajak Luna untuk bermalam di hotel atau bercumbu layaknya pasangan lainnya. Tidak juga sama sekali terlintas di dalam pikirannya, jika Luna adalah seorang gadis polos yang belum pernah merasakan cumbuan dari seorang pria. Apalagi seorang wnaita yang tinggal di sebuah kota besar. Apakah karena disebabkan oleh rasa benci Luna terhadap lelaki, sehingga ia masih menjaga kehormatannya hingga sekarang? Radit tak habis pikir, gadis secantik Luna masih bisa menahan napsunya. Masih bisa menjaga kesucian diri yang dimilikinya.

Lelaki itu menatap lekat wajah Luna yang tampak pucat. Matanya terpejam dengan mulut terkatup rapat. Pakaiannya berantakan, memperlihatkan bekas gigitan di bagian dada  yang dilakukan Radit saat di hotel tadi. Perlahan lelaki itu menarik selimut berwarna putih yang terletak di samping Luna, dan menutupi setengah tubuh kekasihnya itu. Radit terlihat sangat kacau. Belum pernah ia begitu hanya karena seorang wanita.

"Ah! Luna. Maafkan aku. Kamu pasti sangat ketakutan tadi."

Radit mengecup kening kekasihnya perlahan. Kemudian ia mengelus pipi dan membelai rambut hitam milik Luna. Meskipun gejolak untuk mencumbui gadis yang sedang tak sadarkan diri itu masih ada, akan tetapi Radit berusaha untuk menepisnya. Ia tidak akan memaksa lagi. Ia tidak mau Luna semakin ketakutan. Ia tidak mau Luna membenci dirinya kembali. Hal yang baru saja disadari oleh Radit bahwa ia takut untuk kehilangan gadis tersebut. Radit sungguh mencintai Luna.

Emosi yang ia bawa dari hotel tadi menguap entah ke mana. Terlintas kembali di pikirannya bagaimana ia tadi tidak bisa mengontrol diri dan ingin bertindak keji terhadap Luna. Sakit sekali rasanya ditolak mentah-mentah seperti itu. Menjatuhkan harga dirinya sebagai laki-laki. Radit meminta asisten pribadinya untuk melacak keberadaan ponsel milik Luna. Ternyata menurut informasi yang didapatkan, Luna sedang berada di sebuah penginapan yang tidak jauh berjarak dari hotel. Informasi didapat dan dia pun melajukan mobil putih keluaran terbaru itu membelah jalan. Setelah penginapan yang dimaksud terlihat, tanpa membuang waktu, lelaki itu langsung mencari Luna.

"Ra-ra-dit!" Luna terlonjak. Wajahnya pias melihat posisi Radit yang sangat dekat dengannya. Wanita yang baru tersadar dari pingsannya itu berusaha untuk mengembalikan ingatannya secara sempurna. Alih-alih mengingat sesuatu, ia malah semakin kaget melihat sehelai selimut putih yang menutupi seleuh tubuhnya hingga leher. Tanpa menunggu lama, Luna segera menarik kain lembut tersebut dan mengintipi tubuhnya.

"Tidak telanjang!" Pikir gadis tersebut.

Melihat Luna sudah tersadar dari pingsannya, Radit reflek memeluk kekasihnya itu. Dekapannya begitu erat. Bertubi-tubi ia menciumi wajah Luna tanpa ampun. Sehingga membuat gadis itu susah bernapas.

"Maafkan aku, Sayang. Maafkan aku. Aku janji tidak akan begitu lagi. Aku tidak akan nyakitin kamu lagi."

***

Radit terkejut dari tidurnya. Ia tersentak terbangun. Sinar matahari terasa panas menembus jendela kaca penginapan. Mereka tertidur setelah semalaman dipenuhi drama alot sepasang kekasih. Radit melihat Luna masih nyenyak di atas tempat tidurnya, sedangkan ia merebahkan badan di tempat tidur yang lain. Sengaja semalam ia meminta pihak penginapan untuk menyediakan tempat tidur tambahan. Luna tidak mau tidur jika harus satu ranjang dengan dirinya. Gadis cantk itu terlihat masih ketakukan berada di dekat Radit. Sehingga lelaki tampan itu harus memenuhi keinginan gadisnya.

Perlahan lelaki itu berjingkrak ke kamar mandi. Ia tidak ingin membangunkan Luna. Entah kenapa, rasa kasihan pula yang timbul sekarang. Terbersit rasa kasihan melihat wanita itu. Gadis cantik yang masih polos dan patut untuk dipertahankan. Di dalam.kamar mandi, Radit menelepon asisten pribadinya untuk mengantarkan pakaian kerjanya. Tidak mungkin dia kembali ke rumah, akan menghabiskan banyak waktu dijalan. Dia pun sudah kesiangan untuk segera berangkat ke tempat kerja.

"Nanti hati-hati saat membuka pintu. Jangan berisik! Luna sedang beristirahat. Setelah mengantar bajuku, segeralah beli pakaian untuk Luna. Bajunya sudah tidak layak pakai." Radit memutuskan sambungan telepon dengan asisten pribadinya. Setelah meletakkan ponsel, lelaki berpostur tegap itu menyiram tubuhnya. Rasa segar terasa hingga ke ubun-ubun. Masih tersisa hasrat yang belum tertuntaskan, akan tetapi sekuat tenaga ia menepis. Luna bukanlah sasaran yang tepat.

"Aku harus mencari orang yang tepat! Tidak fokus kerja jika begini!" Radit bergumam sendiri.

Setelah selesai, lelaki itu keluar menggunakan handuk putih milik penginapan. Seorang lelaki kaya, berada di dalam sebuah kamar penginapan yang jauh dari kata mewah, bersama seorang wanita dari keluarga sederhana membuat Radit tersenyum sendiri. Ia merasa semua ini seperti tidak mungkin. Namun, inilah kenyataannya. Dia merasa cintanya terhadap Luna semakin bertambah. Gadis dengan rambut hitam panjang itu masih pulas dalam tidurnya. Radit tidak akan mengganggu. Dia juga sudah memberikan izin utnuk Luna libur bekerja hari ini.

Setelah memakai jas lengkap, Radit mengeluarkan secarik kertas dan meninggalkan memo di sana.

"Aku ke kantor. Kamu tidak perlu bekerja hari ini. Istirahatlah. Jika sudah cukup, maka segeralah pulang. Jangan lupa pakai pakaianmu yang baru. Tidak mungkin kamu pulang menggunakan pakaian compang-camping begitu. Jangan lupa juga isi perutmu. Lupakan hal semalam, Sayang!"

Radit meletakkan kertas yang telah ia tulis tersebut di atas sebuah meja kayu. Hal ini lebih efektif karena melihat ponsel Luna yang telah padam total. Radit segera menelepon asistennya kembali dan meminta membelikan makanan untuk Luna. Juga menyuruh asistennya untuk meninggalkan beberapa lembar uang untuk Luna sebagai ongkos ia pulang. Sungguh romantis sekali. Sampai hal terkecil pun tak luput dari perhatian Radit.

Setelah semua tuntas lelaki gagah itu segera keluar dari kamar. Melewati meja resepsionis, lagi-lagi ia menelepon asistennya, "Lunaskan juga biaya penginapan nanti!"

Kemudian dia berlalu setelah menganggukkan kepala ke arah resepsionis.

Sebenarnya Luna sangat beruntung memiliki Radit. Hanya saja, Luna yang polos tidak bisa ditawar. Ia akan menolak jika dia memang tidak suka. Luna tidak pintar menjilat. Gadis yang memang seperti itu adanya. Dan menurutnya berhubungan badan sebelum halal itu adalah dosa. Begitu kata sang ibu mengajarinya.

Bersambung

Baru bisa UP ceritanya. Semoga masih ada yang mau baca, ya. 😙😊

Insya Allah. Besok malam atau lusa, aku UP part 5-nya.

Gimana respon kalian untuk Radit-Luna??

Yuk, vote, komen dan share ke teman-teman kalian, biar aku makin semangat nge-up-nya😙😙

With luv🌷

Dari IRT sejati, biar capeknya hilang, ya, ngehalu di sini🐥🐥🐥

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro