ماچم مان ساي بوليه تيرلوڤاکن کنڠن ايت؟
_____________________

Di ranah ambivalen, kenangan membentang tanpa batas, 
Sebagai antitesis dari realiti yang bersemayam kini, 
Mengalir dalam diskripsi waktu yang menipu, 
Menghidupkan kembali inferensi rasa yang terlupakan, 
Di bawah langit esoteris yang penuh enigma tak terpecahkan.

Setiap jejak adalah elaborasi elegi tanpa suara, 
Melebur dalam hegemoni nostalgia yang mencekam, 
Membuat hati terperangkap dalam konstelasi bayang-bayang, 
Di mana kontemplasi menjadi satu-satunya pelarian, 
Menyelami samudera memori yang tak berkesudahan.

Dalam paradigma yang dibangun dari awan-awan masa lalu, 
Kenangan itu bukan sekadar reminisensi, 
Namun, sebuah diskursus batin yang bergaung, 
Di relung jiwa yang telah lama terasing, 
Mengukir jejak-jejak yang tak mungkin terhapus oleh waktu.

Inilah dialektika antara keberadaan dan kenangan, 
Di mana setiap momen menjadi fragmen dari realiti yang gaib,
Membawa kita pada lintasan-lintasan misteri, 
Yang hanya bisa dimengerti oleh jiwa yang terhubung, 
Dalam ruang dan waktu yang tak terdefinisikan.

[ Buat kamu yang sedang membacanya ]
Ahad, 8 September 2024 –jam 20:54minit malam.