Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Bab 1: Teman Baru & Hilangnya Kelompok Daisuke

Pagi ini, seorang remaja laki-laki tengah berjalan santai menuju SMP Odaiba. Ia menggunakan seragam dari SMP tersebut, yaitu setelan kemeja putih dan celana abu-abu panjang, dengan luaran jas hijau khas SMP Odaiba. Anak itu juga menggunakan sebuah goggle di kepalanya.

Saat ia tengah berjalan santai, matanya menangkap sosok yang cukup familier. Ya, itu adalah dua temannya. Yang membuatnya bingung, ada satu orang lagi di sana, yang jelas tidak ia kenal.

"Itu 'kan Hikari dan Takeru. Tapi, gadis yang mirip Hikari itu siapa, ya?"

Anak itu pun menghampiri Hikari dan Takeru yang sedang mengobrol dengan gadis tadi. "Pagi, Hikari, Takeru!"

Mendengar nama mereka dipanggil, Hikari dan Takeru pun menoleh ke sumber suara.

"Pagi, Daisuke," sahut mereka berdua secara kompak.

Daisuke tersenyum, lalu ia pun beralih pada gadis yang membuatnya penasaran itu. "𝘈𝘩, kamu siapa? Kelihatan mirip dengan Hikari."

Gadis itu sontak malu-malu, entahlah, mungkin karena ia sedang mengalami "jatuh cinta pada pandangan pertama" saat melihat Daisuke dari jarak sedekat itu. Dengan wajah memerah, gadis itu pun memperkenalkan diri.

"Ha-halo, namaku Yagami Rika. Aku sepupunya Hikari dan kak Taichi. Sa-aalam kenal!"

Daisuke langsung menjabat tangan Rika dengan ramah. "Salam kenal! Namaku Motomiya Daisuke."

Melihat tingkah laku Rika, mengingatkan Hikari pada Meiko, gadis yang merupakan teman sekelasnya Taichi, kakak dari Hikari.

"Ayo kita berangkat bersama saja, sebelum terlambat," ajak Takeru, kala ia menyadari waktu semakin siang. Daisuke, Hikari dan Rika pun berangkat ke sekolah bersama-sama.

"Daisuke, simpan goggle mu itu,"

"Astaga, aku hampir lupa, maaf!" Dengan segera, Daisuke melepas goggle yang ada di kepalanya dan memasukannya ke dalam tas. Lalu ia mengeluarkan dasi yang belum sempat ia pakai. Tapi, sepertinya ia kesulitan mengenakannya. Bahkan, ia tidak kunjung selesai membenarkan dasi itu hingga masuk ke dalam kelas yang masih kosong melompong.

Secara kebetulan, Rika dimasukkan di kelas yang sama dengan Daisuke, Hikari dan Takeru. Yang ada di kelas itu hanya mereka berempat saja pagi itu.

Rika melihat Daisuke yang masih berkutat dengan dasinya itu. Lalu ia mendekati teman barunya itu.

"Sial, aku lupa bagaimana cara menggunakan ini, aduh!" keluh Daisuke. Ia dikejutkan dengan sepasang tangan yang memegang dasinya itu, lalu menatap orang yang ada di depan nya. Ternyata, itu adalah Rika.

"Biar aku saja, ya?"

Dengan malu, Daisuke mengiyakan tawaran gadis itu, dan membiarkannya merapikan dasi dan seragamnya yang agak berantakan itu. Setelah selesai dengan pakaian Daisuke, Rika mengambil sisir dari dalam tasnya. Ia menyisiri rambut Daisuke yang berantakan karena angin dan karena melepaskan goggle tadi. Setelahnya, Rika mengancing jas seragam Daisuke agar terlihat semakin rapi.

"Selesai, sekarang terlihat lebih rapi," ujar Rika sambil tersenyum hangat. Sementara Daisuke melihat hasilnya melalui cermin di dekat loker.

"Wah, iya. Terima kasih banyak karena sudah membantuku, Rika!"

"Sama-sama, sekarang ayo cari tempat duduk,"

Rika beranjak untuk memilih tempat duduk yang nyaman. Daisuke pun menarik Rika ke tempat duduk pilihannya, di barisan paling belakang dan dekat jendela. "Sebagai gantinya, aku akan duduk denganmu."

"Baiklah, Daisuke,"

Melihat Rika dan Daisuke yang begitu cepat akrab, Hikari menatap Takeru yang juga terlihat agak berantakan. Sementara yang ditatap hanya kebingungan dengan semburat merah merona muncul di pipinya.

"Sini, ku rapikan. Mana jas mu, Takeru?"

Takeru yang tak bisa menolak hanya membisu dan lagsung mengambil jas seragamnya dari dalam tas. Dengan telaten, Hikari merapikan dasi, memakaikan jas, dan menyisiri rambut Takeru.

Melihat Hikari memperlakukan Takeru dengan cara yang sama, membuat Daisuke sedikit kesal. Tapi, yang ia rasakan kali ini bukanlah kesal karena cemburu, melainkan kesal karena seolah-olah yang ia lakukan bersama Rika ditiru Hikari. Yah, untungnya kelas 1-A yang mereka tempati masih belum dimasuki siswa lain. Kalau sudah, yang ada habis mereka berempat jadi bulan-bulanan warga kelas.

"Mereka lucu ya, Daisuke,"

"H-ha? Apa?"

"Kau habis melamun, ya?"

Daisuke cengegesan. "Maafkan aku. Tapi, kau benar. Mereka lucu. Bahkan sejak masih SD." Daisuke tersenyum tulus di akhir kalimatnya. Dan itu sempat membuat Rika bingung. Pasalnya, Taichi pernah bercerita, kalau dulu Daisuke pernah tergila-gila pada Hikari secara terang-terangan, bahkan marah-marah di depan Takeru juga ada.

"Dulu, aku pernah menyimpan perasaan untuk Hikari,"

Mendengar Daisuke membuka suara setelah hening beberapa saat, Rika mengalihkan perhatiannya dari D-Terminal yang dia sembunyikan di dalam laci mejanya.

"Jadi yang diceritakan kak Taichi itu benar, ya?"

Daisuke terkejut, kala ia mendengar apa yang baru dikatakan Rika. "Ha? Memangnya kak Taichi cerita apa padamu?!"

"Akan aku ceritakan saat jam istirahat. Lagipula, sebentar lagi jam pelajaran pertama akan di mulai, benar?"

"Ya. Aku menantikan itu,”

Saat jam istirahat, Rika menceritakan semunya, tepat seperti yang telah ia janjikan pada Daisuke tadi pagi. Dan benar saja, dia kesal.

“Apa?! Kak Taichi menceritakan segalanya?!”

“begitulah,”

Tiba-tiba, terdengar suara dering dari D-Terminal milik Daisuke, yang menandakan bahwa ada email yang masuk. Dengan cepat, Daisuke berpura-pura ingin segera ke toilet karena tak tahan. Lalu ia pun pergi ke tempat yang aman untuk menerima D-Terminal nya.

“Kalau Rika tahu, bisa gawat!” lirih Daisuke. Sekarang ia tengah berada di dalam toilet. Ia membaca pesan surel yang ia dapatkan dari Ken. Isinya adalah informasi kalau digimon tak dikenal yang sudah menghancurkan sebagian kecil dari dunia digital. Akhirnya, ia mengajak yang lainnya untuk berkumpul di lab komputer milik SD Odaiba sepulang sekolah nanti. Setelah itu, Daisuke kembali ke tempat Rika yang sudah menunggunya untuk makan bersama Hikari dan Takeru. Tapi, tanpa mereka ketahui, Rika sebenarnya adalah anak terpilih juga, sama seperti mereka. Ia juga memiliki D-3 dan D-Terminal, sama seperti milik Daisuke dan yang lainnya.

Rika mendapatkan emil dari Genain di saat yang bersamamu dengan Daisuke. Tentunya, dengan isi pesan yang sama. Tetapi, yang membedakan adalah identitas dari digimon yang sudah membuat masalah itu, yaitu Alphamon. Ia hampir ketahuan oleh Hikari. Untungnya, ia bisa dengan cepat menyembunyikan D-Terminal miliknya.

Tapi, ia tidak tahu, malapetaka apa yang menunggu kelompok Daisuke dan dirinya sendiri. Dan ia juga tidak tahu, kalau Genain yang mengirim surel padanya bukanlah Genain yang sesungguhnya, melainkan, Genain yang ada dalam kendali Yggdrasil. Bukanlah Genain yang membawa pesan dari Homeostasis.

“Aku kembali! Maaf karena lama, perutku sakit sekali tadi, hahaha!” ucap Daisuke sambil duduk di tempatnya. Ia pun membuka kotak makanannya.

“Santai saja. Lagipula, kami juga belum makan, kok,” jawab Rika. Ia juga membuka kotak makanannya. Dan mereka pun mulai makan.

“Selamat makan~”

Selama makan, Daisuke merasa aneh dengan Rika. Pasalnya, ia kelihatan khawatir dan banyak memikirkan tentang dunia digital. Saat jam istirahat kedua, Daisuke mengambil kesempatan saat Rika pergi bersama Hikari ke koperasi sekolah untuk membeli alat tulis.

Daisuke mengintip laci meja Rika, ia terkejut, kala melihat benda yang ia kenali, bahkan ia miliki.

“Ini… D-Terminal…,”

“Daisuke, ada apa?” tanya Takeru. Ia bingung, karena wajah Daisuke terlihat seperti Habis tersambar petir setelah melihat apa yang ada di laci meja milik Rika. Karena tak mendapatkan jawaban, akhirnya Takeru melihat sendiri apa yang ada di dalam sana.

“Apa jangan-jangan…,” Takeru mencoba menerka-nerka apa yang disembunyikan Rika.

“Dia anak terpilih juga… Aku yakin, Takeru. Aku yakin,” sambung Daisuke. Takeru dan Daisuke pun sepakat untuk membahas ini dengan Hikari jika ada kesempatan.

Saat pulang sekolah, anak-anak terpilih kecuali Ken berkumpul di lab komputer milik SD Odaiba. Miyako bersiap untuk membuka gerbang ke dunia digital menggunakan D-3 miliknya.

“Kak Miyako, tunggu,”

Miyako menjauhkan D-3 miliknya dari komputer. “Ada apa, Iori?”

“Hikari dan Takeru mana?”

“Aku lupa memberitahu kalian, kalau mereka harus rapat dengan senior yang lainnya, juga untuk menyembunyikan semua ini dari sepupunya Hikari,” sahut Daisuke.

“Aku baru tahu, awas saja, ya! Akan ku paksa Hikari mengenalkan sepupunya pada kita nanti!* marah Miyako. Dia kesal karena Hikari tidak pernah menceritakan apa-apa tentang sepupunya.

“Sudahlah, kak. Nanti setelah misi selesai kita tanyakan,” Iori berusaha menenangkan Miyako. “Lagipula, pacarmu sudah menunggu, benar ‘kan?” imbuhnya.

“Baiklah, kalau begitu, gerbang digital terbuka! Anak-anak terpilih, berangkat!”

Di rumah Taichi, Rika hanya sendirian. Orangtua Taichi dan Hikari sedang pergi untuk keperluan mendadak, sementara Taichi dan Hikari pergi ke bawah jembatan tempat biasa mereka berkumpul dengan tim 01 yang lainnya, untuk membahas tentang serangan Kowagamon yang terjadi di Odaiba. Rika memanfaatkan kesempatan ini untuk menemui Voicemon, digimon partnernya, untuk mencoba melawan digimon jahat yang datanya sudah dikirimkan Genain ke D-Terminal miliknya.

Di dunia digital, Daisuke, Miyako, dan Iori sudah bertemu dengan Ken dan digimon partner mereka masing-masing. Mereka pun mulai mencari jejak keberadaan digimon jahat yang telah memporak-porandakan sebagian kecil dari dunia digital. Dari kejauhan, Rika memantau mereka bersama Voicemon.

“Kamu tidak mau mengatakan yang sebenarnya saja ke mereka? Padahal, kita semua sama-sama anak terpilih, Rika,”

“Aku hanya belum siap, Voicemon. Lagipula, tadinya aku pikir Daisuke bukan anak terpilih sepertiku,”

“Astaga… Eh, mereka pergi, ayo, Rika!”

“Iya!”

Kelompok Daisuke dihadang oleh digimon jahat yang mereka cari, dia adalah Alphamon.

“Hahahaha! Baru saja aku akan mencari kalian, rupanya kalian sendiri yang datang untuk mencari mati! Enyahlah!”

“Ultrasonic roar!”

Daisuke menoleh ke arah sumber serangan yang menyelamatkan ia dan teman-temannya. Itu adalah digimon pasangannya Rika, yang berevolusi ke tingkat dewasa tampa bantuan digimental.

“Teman-teman, kita bantu dia! Veemon!”

“Warmon!”

“Hawkmon!”

“Armadimon! Digimental up! ”

Para digimon dari kelompok Daisuke kecuali Armadimon pun berevolusi ke tingkat dewasa tanpa bantuan digimental. X-Veemon, Stingmon, Aquilamon, dan Beemon membantu untuk melawan Alphamon.

“Lepaskan aku! Tonemon! Hati-hati! Argh! Sakit!”

“Anak terpilih?!” Miyako terkejut bukan main, kala ia melihat Rika yang sudah ada dalam cengkeraman Alphamon. Sementara Daisuke menoleh ke X-Veemon.

“Itu Rika, sepupunya Hikari! X-Veemon, bantu Tonemon dan selamatkan Rika!”

“Tapi, bagaimana kamu—”

“Nanti ku jelaskan segalanya pada kalian, kak Miyako! Sekarang aku harus selamatkan dia!”

Daisuke berlari, ia bersiap untuk menangkap tubuh Rika, agar tidak menyentuh tanah. Sementara X-Veemon dan Tonemon mengalihkan perhatian Alphamon, Rika berhasil lepas dari cengkeraman Alphamon dan jatuh ke arah Daisuke. Dengan cepat, Daisuke menangkap tubuh Rika. Sekarang, Rika digendong Daisuke.

“Kamu baik-baik saja, Rika?”

Rika sedikit bengong. “𝘈𝘱𝘢 𝘥𝘪𝘢 𝘬𝘩𝘢𝘸𝘢𝘵𝘪𝘳?”

“Hei, kau melamun, ya?”

“Maaf, aku baik-baik saja— argh!”

“Apanya yang baik-baik saja?! Alphamon melukaimu sampai kau lemas seperti ini, dia menyakitimu sampai seperti ini, aku khawatir, tahu!” omel Daisuke sambil membawa Rika berkumpul bersama Ken dan yang lain.

Perlahan, Daisuke menurunkan Rika di bawah sebuah pohon yang rindang. Miyako digandeng oleh Ken. “Tetap di belakang ku, aku tidak ingin kau terluka juga, Miyako!”

“Ba-baiklah,”

X-Veemon dan yang lain terdesak, dengan kekuatannya, Alphamon merampas semua D-3 anak-anak terpilih yang ada di sana, kecuali milik Rika. Menyadari kalau milik Rika juga akan di rampas, Daisuke melindunginya.

“Cepat buka gerbangnya, dan kembalilah duluan, beritahu rencana busuk Alphamon pada kak Taichi dan yang lain, cepat!”

“Laku, bagaimana dengan kalian?”

“Jangan khawatirkan kami, cepat!” teriak Ken yang malah sempat-sempat nya memeluk Miyako yang ketakutan.

“Ken, selamatkan dirimu! Jangan pedulikan aku, cepat! Atau ibumu akan sedih lagi!” titah Miyako yang masih berada dalam pelukan Ken.

“Tidak! Aku sudah janji pada ibu untuk mengenalkan kamu sebagai pacarku. Apapun yang terjadi, kita harus terus bersama, Miyako!”

“Benar kata Ken, kita harus terus bersama, apapun yang terjadi!” timpal Daisuke.

“Aku menunggu kepulanganmu, Daisuke, hiks!”

Rika pun membuka gerbang menggunakan D-3 miliknya, ia langsung keluar melalui laptop yang ada di kamarnya. Tapi, ia sempat melihat Daisuke dan yang lain tertangkap oleh Alphamon sebelum keluar dari sana. Mengingat itu, membuat Rika menangis tersedu-sedu. Hikari dan Taichi yang baru pulang pun langsung berlari ke kamar Rika.

“Hei, kau kenapa? Ada apa?” Taichi memeluk adik sepupunya itu, ia mencoba menenangkan Rika. Sementara Hikari mengambil D-3 milik Rika yang tergeletak di bawah meja belajarnya.

“Daisuke…, Daisuke dan yang lain, hiks!”

Taichi mengelus punggung Rika, membuatnya menjadi lebih tenang. setelah tenamg, Rika pun menceritakan segalanya kepada Taichi dan Hikari. Tentang rencana Alphamon.

“Ini gila! Tapi, bagaimana kamu bisa jadi anak terpilih? Apa kamu juga dipilih di hari yang sama dengan Daisuke?”

Rika menatap Hikari. “Sebenarnya, aku dipilih bersamaan dengan kamu dan kak Taichi. Tapi, aku tidak langsung bertemu dengan kalian saat itu,”

“Lalu, apa kamu berada di kelompok lain?” tanya Taichi. Rika menjawab dengan anggukan. Jadi, Taichi dan Hikari menyimpulkan, jika digimon yang menjadi partner Rika bisa melakukan evolusi menggunakan digimental seperti Patamon dan Tailmon.

“Sekarang, kamu istirahat dulu, ya. Kami akan mencoba membantu untuk mencari cara, jangan khawatir,” kata Taichi. Ia mengelus puncuk kepala Rika dengan lembut, sama seperti yang ia lakukan pada Hikari saat sedang sedih. Rika menganggukkan kepala. Taichi dan Hikari pun keluar dari kamar Rika.

𝙏𝘽𝘾

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro