Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Bullet 2 : "Sawada Hideyoshi"

Anak bersurai pirang itu menatap foto yang terpajang di meja belajarnya. Ibu jarinya mengusap foto yang terdapat dirinya berusia 7 tahun dan sang kakak berambut caramel yang berusia 9 tahun.


Sawada Hideyoshi tersenyum melihatnya, teringat akan kenangan yang lalu. Dimana dirinya selalu dibully oleh teman-teman sebayanya, namun sang kakak selalu melindunginya. Seakan Sawada Tsunayoshi selalu mengawasinya bagai malaikat penjaga.

Sawada Hideyoshi, atau bisa dipanggil 'Hide' itu mendengus kasar. Ia tak lagi seperti dulu yang selalu dilindungi kakaknya, Tsuna. Ia bertekad, dirinyalah yang akan melindungi keluarganya dan teman-temannya, bukan kakaknya seorang yang terlihat keren ketika menolong seseorang.

Jauh di dalam hati, ia ingin seperti kakaknya. Kuat, pintar, dan bisa menolong orang-orang yang dalam masalah.

Hide menghela nafasnya, kemudian melirik langit di luar jendela.

Masih sangat jauh untuk dirinya bisa seperti Sawada Tsunayoshi.

--Different Sky--

"Pagi, Kaa-san,"

"Pagi, Hi-kun,"

Hide menatap sekeliling dapur, " Kaa-san, dimana Onii-san?" tanyanya pada sang ibu, Sawada Nana yang sedang menyiapkan sarapan. "Benar juga, Tsu-kun belum turun ke sini. Bisa kau panggilkan, Hi-kun?"

"Baiklah,"

Hide menatap bingung pintu kamar kakaknya yang terletak tepat di depan kamarnya. Tidak biasanya sang kakak bangun kesiangan. Mungkinkah Hibari Kyoya melakukan sesuatu padanya lagi?

Hide mengetuk pintunya, namun tidak ada sahutan dari dalam.

"Onii-san, sarapan sudah siap!"

Hide menatap Tsuna yang sedang melihat foto di meja belajarnya. Sang kakak menoleh dan tersenyum menatapnya, "Oh, Hide. Aku akan ke sana,"

Hide mengernyit heran, tidak biasanya kakaknya seperti ini. Umumnya, Tsuna akan bangun lebih pagi darinya, jalan-jalan keliling Namimori, atau membantu Nana menyiapkan sarapannya. Terkdang Hide mendapati kakaknya itu sibuk mengerjakan tugas Komite di ruang tamu.

Hide memilih menonton televisi, mengingat ada tayangan film kesukaannya hari ini. Ia sedikit melirik Tsuna yang menjawab sapaan sang ibu dan duduk di kursi meja makan, menikmati aroma masakan.

Hide tersenyum kecil, seandainya Ketua Komite di sini ketenangan yang dirasakan kakaknya saat ini sirna pastinya. Hibari Kyoya pasti mengajaknya bertarung lagi, dan mereka berdua pulang tanpa luka sama sekali.

Ah, mengingat monster Namimori itu...

"Onii-san, kemarin Hibari-san mencarimu,"

Ia menatap Tsuna yang juga menatapnya seakan tak percaya, "Benarkah? Kapan?"

"Onii-san sedang pergi ke taman saat itu,"

Hide yakin kakaknya itu berpikir yang tidak-tidak lagi, seperti 'aku akan mati hari ini' atau 'tamatlah riwayatku'.

Hide menggelengkan kepalanya, betapa mirisnya nasib kakaknya yang akan berhadapan dengan orang yang dijuluki monster Namimori itu.

Yah, walau ia tahu Sawada Tsunayoshi 'sama kuat'nya dengan Hibari Kyouya.

Buktinya, mereka berdua bisa membuat tanah lapang menjadi lahan meteor di kaki gunung.

Hide menatap kakaknya yang menikmati sarapannya. Entah apa yang dipikirkannya hingga tak mendengar dering ringtone ponsel tanda panggilan telepon masuk.

"Onii-san, ponselmu berbunyi, lho,"

Hide merasa bersalah melihat Tsuna yang tersedak makanannya karena ucapannya barusan. Ingin ia meminta maaf, tapi sang kakak sudah mengangkat teleponnya lebih dulu.

"Ha-halo?"

Hide merasa aneh mendengar kakaknya itu berbicara gagap pada orang lain. Siapa gerangan yang bisa membuat Sawada Tsunayoshi seperti itu?

"Y-ya, Kyoya?"

Hide beruntung ia masih dapat menahan tawanya. Ah, Hibari Kyoya menghubunginya. Mungkin masalah yang kemarin?

Ia menatap Tsuna yang mengakhiri panggilan dan memakan sarapannya dengan cepat, mungkin tidak ingin membuat orang yang menakutkan itu menunggu.

"Kaa-san, aku pergi dulu. Ada tugas Komite yang harus ku kerjakan,"

Hide mengantarnya, menggantikan Nana yang mencuci piring, "Dari Hibari-san?"

Walau ia tahu siapa yang menelepon kakaknya itu, tapi ia tetap penasaran mengapa Hibari Kyoya yang ditakuti itu terlihat 'dekat' dengan Sawada Tsunayoshi. Apa karena mereka teman sejak kecil?

"Ya, banyak masalah yang terjadi sekarang. Jadi, banyak tugas yang harus ku kerjakan dengan Kyoya,"

Sesuai dugaan Hide. Tugas Komite, lagi. Tidak bisakah kakaknya ini beristirahat dari tumpukan kertas yang terlihat tak berguna itu?

"Aku berangkat,"

Hide menghela nafas, tak mungkin kakaknya akan istirahat jika yang menyuruhnya adalah Ketua itu sendiri.

"Hati-hati di jalan,"

--Different Sky--

Hari libur sangat membosankan bagi Sawada Hideyoshi. Tidak ada kegiatan yang bisa ia lakukan, kemudian berakhir dengan malas bergerak dan hanya berbaring di atas kasur.

Ia menatap foto yang di lihatnya tadi pagi. Dirinya terlihat tersenyum lebar, sementara kakaknya hanya tersenyum kecil. Tampak samar, namun ia yakin Tsuna tersenyum saat itu.

Ia kembali mengenang masa lalu, waktu dimana beberapa hari sebelum foto itu dicetak. Dimana ia dan Tsuna sedang bermain di taman, kemudian muncul orang-orang aneh dan menculik anak-anak yang bermain di sana.

Termasuk dirinya dan Tsuna.

Sayangnya, ia tak ingat mengapa mereka bisa bebas dari penculikn itu. Yang ia ingat ketika membuka mata hanyalah Tsuna yang memeluknya dan menagis sambil meminta maaf berulang kali.

Ia tidak tahu apa yang terjadi. Ia tidak tahu mengapa kakaknya itu meminta maaf. Setiap kali ia bertanya tentang itu, Tsuna hanya menghindar dengan mengalihkan topik pembicaraan. Terkadang, kakaknya itu tidak menjawabnya sama sekali.

Apa dia terlalu gengsi karena seorang laki-laki menangis?

Hide menghela nafas dan memejamkan matanya. Setiap memikirkan Sawada Tsunayoshi, ia merasa ada sesuatu yang disembunyikan kakaknya itu.

--Different Sky--

Sicily, Italia.

Sosok kecil itu menatap orang tua di hadapannya yang tersenyum ramah padanya.

"Anak ini akan menjadi penerus Vongola selanjutnya. Aku serahkan Decimo padamu, Reborn,"

Sosok bayi itu mengangkat topi fedora hitam yang menghalangi pandangannya, menatap foto anak laki-laki yang dimaksud. Ia tersenyum kecil melihatnya,

"Baik, Nono,"

[3 hari sebelum kedatangan Reborn]

--To be continued--

Maaf karena pendek.. Sekarang masih permulaan,, jadi saya sengaja membuatnya singkat..

Cerita lengkapnya ada di FanFiction..

Silahkan kalian anggap saya promosi,, saya tidak mempermasalahkannya...

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro