Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Bab 9

"Mama, Aa sama Kesya berangkat dulu ya. Nanti mau ke rumah Jihan dulu baru beli belanjaan, soalnya disuruh tante Hanna main ke sana."

"Iya. Hati-hati di jalan, jangan ngebut."

Hari ini Kevin mengajak Kesya berenang di salah satu kolam renang pribadi milik sepupu jauh mereka yang bernama Jihan Aiyla—seorang gadis berdarah turki yang menetap di Indonesia selama tiga tahun belakangan. Tetapi, ia meminta izin ke Winda untuk main ke rumah Jihan tanpa maksud akan berenang di kolam renang sana.

Alasan lain dibalik Kevin mengajaknya berenang di rumah Jihan adalah biar gratis. Dan juga Kevin ini dulu sempat suka sama Jihan, hanya saja saat itu mereka masih terlalu muda untuk mengerti tentang cinta.

Mesin motor Kevin sudah ia panaskan sebelumnya. Usai keduanya sudah siap, cowok itu langsung melajukan motor miliknya meninggalkan garasi rumah dan menuju ke rumah Jihan. Sebagai bentuk patuh terhadap peraturan lalu lintas yang ada, keduanya memakai helm.

Rumah Jihan tidak terlalu jauh, hanya saja jalanan di kotanya banyak yang berkelak kelok dan terjadi kemacetan di beberapa ruas jalan. Hal itulah yang menyebabkan sering kali mereka memakan waktu lebih lama daripada yang seharusnya.

Menghilangkan kebosanan selama di perjalanan, Kevin sempat mengajak ngobrol Kesya. Tetapi, bukannya disambut dengan jawaban yang enak didengar, ia malah sedikit emosi karena Kesya mendadak budeg selama di jalan. Jawabannya cuman 'hah' 'hoh' atau malah bisa melenceng sangat jauh dari pertanyaan yang ia ajukan.

"Dahlah, emang gak bagus kalau ngajak ngobrol selama di jalan. Yang ada gue punya darah tinggi di usia muda," dumal Kevin dibalik masker yang ia kenakan di mulut.

Setelah perjalanan yang cukup lama, akhirnya Kevin sudah tiba di rumah Jihan. Ia dan Kesya langsung disambut hangat oleh Mina, ibu Jihan.

"Hayuk, masuk aja langsung. Jihannya masih di kamar soalnya. Nanti tante panggilin anaknya suruh ke sini. Atau mau langsung aja ketemu di kolam renang belakang? Gimana?"

Kevin dan Kesya saling bertukar pandang, lalu mengangguk secara bersamaan sebagai tanda setuju. "Boleh, Tante. Mending Kevin sama Kesya langsung ke kolam renang aja. Jihannya tinggal susul ke sana. Kita berdua juga mau ganti baju dulu."

"Kamar mandi di samping dapur. Ada dua kamar mandi kebetulan, kalau mau jajan atau makanan tinggal bilang ke Bi Ima aja. Dia ada di dapur juga," ucap Mina.

"Makasih banyak, Tante."

Tanpa membuang banyak waktu lagi, Kevin dan Kesya buru-buru ke kamar mandi untuk mengganti baju yang mereka pakai dengan baju renang. Tidak lupa, mereka menyapa Bi Ima yang ada di dapur sedang membuat makan siang.

Untuk Kevin, dia tidak perlu mengganti baju lama-lama. Toh, dia cuman pakai celana renang aja buat nyebur di sana. Berbeda dengan Kesya yang memiliki satu set baju renang yang sudah lama ia tidak mengenakannya. Agak sempit namun masih bisa membuatnya bernapas.

"Kunaon sih jadi couplean gini." Adalah respon pertama Kevin begitu Kesya keluar dengan baju renang berwarna hitam-biru yang senada dengan celana renang milik cowok itu.

"Kan dibeliin Papa," timpal Kesya.

"Oh iya, lupa. Hayuk, mending kita langsung ke sana. Kayaknya Jihan udah di posisi."

Keduanya memasukan baju-baju mereka ke dalam satu tas, lalu pergi ke kolam renang. Benar saja, ada Jihan yang sedang bermain air dengan kakinya. Senyum indah merekah bak bunga di taman menjadi sapaan manis kepada kakak beradik kembar tersebut.

Jihan yang sedang iseng, mencipratkan air kolam ke keduanya. Dia terkekeh melihat Kesya yang memekik pelan karena terkejut oleh serangan air yang tiba-tiba.

"Jihan jahil banget, deh."

"Hehehe, maaf maaf. Sini, duduk dulu."

Jihan menepuk keramik yang masih kosong untuk mempersilahkan keduanya duduk di sampingnya. Mereka malah bermain air dengan kedua kaki selayaknya Jihan barusan.

Selesai bermain air dan sebelum mulai berenang, Kevin dipilih untuk melakukan pemanasan untuk menghindari kram di air atau hal sejenisnya yang bisa membahayakan diri sendiri.

Perut 4 pack yang terpampang jelas itu sempat membuat Jihan kagum, ia tak pernah melihat abs pria. Ia hanya kagum, bukan karena nafsu. Bahkan dia enggan untuk menyentuh yang seharusnya tidak diizinkan. Oke, sudahlah, ini hal tak penting yang ia tak perlu sampaikan juga.

Pemanasan telah usai, ketiga remaja itu sudah siap dan mereka langsung menceburkan diri ke kolam. Saat Kesya melompat, ia membuat cipratan air yang besar hingga membuat Kevin sempat hampir oleng.

"Sya, masih bisa renang 'kan?" tanya Jihan.

"Masih bisa dong, aku biar pun badan kayak gini bisa lakuin tiga gaya yang biasa diajarin di sekolah," jawab Kesya tanpa ragu.

"Kita renang sampai ujung sana. Habis itu balik lagi ke sini. Pakai dua gaya yang berbeda, ya? Biar sekalian improve kemampuan diri sendiri udah sampai mana," kata Jihan diangguki oleh Kesya.

Mereka berdiri di dinding kolam, bersiap untuk memulai. Kevin memimpin aba-aba dan saat ia berseru 'Ya!', semuanya langsung berenang dengan gaya yang tidak sengaja sama. Yaitu renang gaya katak—gaya yang banyak dihapalkan orang-orang.

Kevin memimpin dahulu berenang hingga ke ujung seberang kolam renang, selanjutnya ia berbalik ke tempat semula dengan gaya punggung. Sementara Kesya dan Jihan baru sampai di ujung seberang saat Kevin sudah mencapai setengah, dan keduanya pun menggunakan gaya bebas sebagai gaya kedua.

Bak bersaing dalam lomba, Kesya dan Jihan saling mempercepat diri mereka untuk sampai ke tepian. Dengan kekuatan yang tersisa, Kesya mengerahkan tangannya membantu pergerakan agar semakin cepat. Sayangnya, ia tetap tidak bisa mengimbangi gerakan Jihan yang sangat lincah di air.

"Keren banget, Jihan," puji Kesya, "selama di rumah meski sering banget latihan sama Amca (paman)."

"Duh, Baba (ayah) seringnya bolak balik ke Turki buat kerjaan, Sya. Mana sempet renang bareng sama aku kayak gini. Makanya aku panggil kalian ke sini biar sekalian temenin aku," balas Jihan.

"Tapi, sebenernya kita berdua ke sini juga niatan pengin renang. Biar Kesya olehraganya gak lari-lari mulu," celetuk Kevin. "Dia 'kan lagi diet."

Jihan langsung menoleh ke Kesya. "Oh ya? Waduh, nanti aku siapin makanan enak tapi gak bikin berat naik buat kamu, Sya. Harusnya bilang dari awal biar aku enak bahas diet sama kamu. Kukira kalian berdua cuman iseng mau main ke sini doang."

"Habis, cari kolam renang gratis. Mumpung sepupu sendiri punya kolam renang, jadi kita harus memanfaatkannya sebaik mungkin 'kan?" Kevin cengengesan setelah memberitahu alasan darinya.

Heran. Kesya tidak habis pikir dengan Kevin. "Aa jangan malu-maluin, plis. Ini di rumah orang bukan di rumah kita. Jujur banget sih kasih taunya."

"Eh, gak usah malu. Gak pa-pa kok. Kesya mau diet 'kan? Kukasih tips aja, ini tips dari aku yang pernah punya badan kayak Kesya dan aku berhasil turun dalam satu tahun lamanya."

Kesya mengangguk. Kalau Jihan saja tanpa menunggu Kesya bertanya saja sudah menawarkan, cewek tersebut tidak mungkin menolaknya, bukan?

"Kalau mau diet, yang penting dua hal. Niat dan tau batasan makan. Niat, harus ada tujuan yang pasti diet kamu mau buat apa. Apakah sekedar kurusin badan atau mau bikin badan ideal secara berat dulu. Itu jadi pilihan kamu," jelas Jihan cukup panjang dan dia berbicara agak cepat dan mengucapkannya dalam satu tarikan napas.

Ia menjeda sejenak, napasnya agak pengap. Setelah membaik, barulah ia melanjutkan, "Kedua, batasan makan ialah jangan melebihi apa yang sudah menjadi batas kalori makanan. Atau batasan kita dalam mengonsumsi karbo, protein, lemak, vitamin, dan lain-lain. Gak boleh lebih atau kurang. Kurang yang dimaksud bisa berkurang secara signifikan hingga sama sekali tidak mengonsumsi salah satu. Itu gak bagus."

"Wow, gue gak tau kalau lo bisa sekeren ini dalam bagi tips. Ini beneran lo terapin di diet lo dulu?" tanya Kevin.

"Yap. Ini aku lakuin, selagi rajin olahraga juga dan gak makan makanan luar rumah selama satu tahun ini. Gak ada cheating time, semua aku serahin waktu itu buat diet aja. Titik."

Tidak ada cheating time ... Kesya tidak bisa membayangkan kalau satu bulan tidak makan boba langganannya. Tetapi, ia teringat Amora yang berkata bahwa boleh saja ada cheating time asalkan waktunya tidak berdekatan satu sama lain.

"Oh iya, Sya. Jadwal olahraga juga jangan full setiap hari. Ada satu atau dua hari buat istirahat. Badan ini bukan kayak atlet olahraga yang kebiasa olahraga tiap hari. Kalaupun mau ada gerak, bisa workout ringan di dalam rumah. Bisa cek di youtube kalau mau," imbuh Jihan dalam membagi tipsnya.

"Ji.. sumpah, baik banget sih kamu. Makasih buat masukan dan tipsnya. Kayaknya lihat badan kamu yang wow ini bikin aku makin termotivasi deh," ungkap Kesya.

"No, problem. Baba selalu bilang buat selalu berbagi hal sama orang lain. Kayak gini termasuknya," ucap Jihan lalu ia kembali berenang dan mengapung.

Iya, setelah obrolan mengenai bagaimana saran Jihan untuk berdiet, semua itu rasanya tidak salah juga. Niat dan batasan kalori, Kesya akan mencatat dua hal tersebut dalam ingatannya.

Untuk niat dari Kesya sendiri melakukan diet karena ia ingin mendapatkan badan ideal untuk membungkam mulut yang sekarang menghinanya, ia ingin mereka bisa diam san berhenti mengejeknya. Juga, ia mencoba menghindari penyakit yang bisa disebabkan oleh kegemukan selain obesitas.

Masih asik di kolam renang, ponsel Kesya bergetar dan terdengar nada notifikasi masuk. Sebuah email masuk dari seseorang yang tak dikenalinya dari nama penggunanya. Yang sebetulnya itu dari Julio.

📧 From : [email protected]

Dear, Kesya Adhiamita.
Semangat menjalani dietnya ^^ adanya sayur dan buah itu sangat penting, benar? Begitupun adanya Kesya adalah hal penting dalam hidup. Tetaplah dalam perasaan bahagia ketika diet, jangan terus menerus bersedih. Aku akan selalu melindungimu dari jauh. Tidak perlu takut, aku adalah orang yang tidak akan menyakitimu. Ini adalah email pertamaku untukmu.

Salam,
imyourcrush

***

Maaf kalau suratnya cringe ㅠㅠ
Semoga ini gak terlalu melenceng dari outline

Kalian bebas memberi jejak di karyaku ini :)

Sampai jumpa di bab selanjutnya~

• Matcha-Shin

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro