Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Bab 8

"Jangan dicolong ayamnya! Itu 'kan masih banyak."

Ujaran protes Kesya benar-benar dianggap seperti angin lalu bagi Kevin. Cowok itu justru asik makan salad sayur disertai dengan ayam fillet tanpa lemak yang disiapkan oleh Kesya sendiri. Lalu mereka bertengkar di kantin dan disaksikan sendiri oleh mata Julio yang masih makan roti isi keju dan sosis yang dia bawa dari rumah.

Secara blak-blakan keduanya menunjukkan sikap yang biasanya ditunjukkan hanya dirumah dan juga di depan Julio seorang. Namun pertengkaran mereka begitu menggemaskan dan tidak saling bermusuhan karena sesungguhnya mereka hanya mempermasalahkan hal-hal sepele saja.

"Kalian berdua kayak anak kecil aja, rebutan suwiran ayam tapi keliatan heboh. Tapi lucu sih. Baru kali ini lihat anak kembar yang gue kenal adu mulut di sekolah," kata Julio membuat keduanya berhenti mempermasalahkan ayam.

"Bukan gitu, Iyo. Ini yang masak aku, tapi Kevin malah seenaknya jidat ambil porsi yang banyak. Gak mau lah, dia harusnya masak sendiri kalau gitu," timpal Kesya dengan nada penuh protes.

"Katanya mau makan sayur lebih banyak, jadi ayamnya buat Aa aja. Sekalian sedekah gitu sama kembaran sendiri, Sya," kilah Kevin yang sebenarnya memang sangat doyan dengan ayam tersebut.

Julio menggelengkan kepalanya dengan heran. Benar-benar seperti melihat anak kecil mengadu kepadanya. "Haduh. Udah mending kalian habisin aja makanannya sebelum kantin tambah ramai sama adik kelas. Lumayan nih kelas 12 kalau jam istirahatnya ditambah 10 menit dari biasa."

Akhirnya Kesya melanjutkan makan siangnya bersama dengam dua cowok tersebut. Ia mengunyah dengan lamban untuk merasakan kenyang yang lebih lama—salah satu tips dari Kevin.

Benar kata Julio, memang tidak lama setelahnya kantin sudah mulai lebih ramai dengan tambahan adik kelas yang baru saja istirahat siang. Meja yang kosong berbalik menjadi ramai tanpa tersisa satupun di sana. Warung kantin mulai dijajah oleh siswa siswi yang ingin memesan makanan berat sebelum melanjutkan dua jam pelajaran terakhir.

Dua orang siswi duduk di belakang Julio dan duduk sedikit merapat ke cowok itu. Jelas sekali pergerakan yang dilakukan mereka membuat Julio pun memilih ikut bergeser agar menjauh. Dalam hatinya Julio berkata, "tidak semudah itu ferguso."

"Anjing!"

Kevin mengumpat tanpa permisi dengan nada kecil namun berhasil membuat Kesya hampir tersedak saat mendengar satu kata kasar itu lolos dari bibir Kevin tepat di telinganya.

"Lo berdosa banget bikin kaget kembaran sendiri. Kenapa sih?" tanya Julio terheran.

Kevin menoleh ke belakang, menatap seorang cewek yang sedang minum Pop Ice rasa permen karet tengah berbincang dengan teman-teman gadis itu. Rasanya Kevin sekali lagi ingin mengumpati perkataan cewek tersebut sekaligus meneriakinya dengan kata 'tolol'.

Salah teman cewek tersebut sadar dengan yang mereka lakukan pun hanya membulatkan mata ketika tatapan dan senyum misterius Kevin diarahkan pada mereka.

"Rik! Rika. Itu ... di belakang lo ..."

Rikania, nama dalam bet name di seragam osis cewek tersebut lantas menoleh ke arah belakang setelah ditatap panik oleh Ina kawannya. "Kenapa sih, Na— l-loh? Kevin?"

"Tadi lo ngomong apa tentang Kesya?" tanya Kevin, dingin dengan tatapan datar namun menusuk dalam-dalam.

"B-bukan apa-apa kok, Vin. Tadi aku bukan bahas Kesya adik kamu, aku bahas Kesya yang lain. Iya, Kesya yang lain," elak Rika dengan gugup dengan dahi mulai berkeringat dingin. Sekarang, dia sapat menjawab namun entah apa jawaban yang dia berikan jika Kevin sudah bermulut pedas.

"Oh, bukan Kesya adik aku ya." Kevin semakin melebarkan senyumannya, justru aura kemarahannya semakin nampak. "Terus, siapa dong Kesya yang kamu bahas tadi? Memangnya ada nama Kesya Adhiamita lain ya di kota ini?"

"Sepupu aku, dia juga namanya Kesya Adhiamita kayak adik kamu."

"Bener? Mmmm, coba dong ulangi perkataannya pas gibahin Kesyanya lo. Oh, yang gue dengeri sih tadi gini, 'Si Kesya tuh beruntung banget bisa punya sodara cakep kayak Kevin. Tapi kok Kevin ngenes banget ya dapet kembaran super jelek kayak si Kesya ini? Mana kek katak buntelan lagi. Halah, Adhiamita apaan, sok mau kembar aja' gitu kalau gak salah. Bener 'kan, Rikania?"

Kevin membungkam mulut Rika terang-terangan. Bahkan setelah mengumumkan statusnya dengan Kesya adalah anak kembar masih saja ada orang yang rese menjelek-jelekkan adiknya.

Melihat kemarahan Kevin dalam sikap tenang yang seperti ini membuat Kesya berhenti melanjutkan makannya dan menyentuh bahu cowok itu. "Kev, tenangin diri kamu, ya? Inget, gak boleh kayak dulu. Apalagi sama perempuan."

"Iya, gue gak akan kayak gitu. Seenggaknya, sekarang gue bisa bikin lambe kepleset ini diem dulu setelah omongan sampahnya itu bikin kuping gue sakit. Orang kok bisa jelekin fisik orang lain, gue bisa balik jelekin otak dan mulut mereka yang gak ada akhlaknya," jelas cowok tersebut

Akhirnya, ia kembali melanjutkan kegiatan makan siangnya meskipun moodnya sedikit menurun. Terpaksa ia memakan makanan tersebut meski rasanya sudah tidak berselera karena Rika.

Baru saja Rika berulah, muncul lagi sosok lain yang mengganggu ketiga orang tersebut. Kali ini Julio seperti ditarik untuk makan bersama dengan adik kelas yang duduk membelakanginya. Bahkan mereka juga mengajak Kevin yang langsung ditolak mentah-mentah olehnya.

"Kalau mau makan ya udah makan. Udah berdua 'kan? Terus mau ngajak kita? Kalau ngajak sekalian bertiga ya, bukan berdua. Situ punya mata biasa, kalau mau rame mending buka mata batinnya. Nanti rame sama mereka aja yang statusnya penduduk asli sekolah ini."

Oke, mulut Kevin pantas diberi penghargaan sebagai mulut yang tak dapat dilawan. Selain membuat dua cewek itu terdiam, ia menakut-nakuti mereka dengan sedikit mengaitkan hal-hal mistis. 'Mereka' yang dimaksud adalah hantu di sekolah ini.

Gak salah juga sih kalimat terakhir yang Kevin katakan tadi, iya 'kan?

"Udah habis. Enak, besok bawa lagi ya, Sya."

"Bikin sendiri, dih. Ogah bikinin."

Kevin mencibir di dalam hati atas penolakan itu.

"Eum, Sya. Hari ini gak ada les 'kan kamu? Kalau gak ada aku mau ajak kamu ke suatu tempat." Julio dengan tatapan sedikit takut-takut bertanya pada cewek itu.

"Gak ada les hari ini. Tumben? Mau kemana dan ngapain emang?" tanyanya.

"Ke Planet Mars, ngajak pacaran di sana," celetuk Kevin.

"Heh! Beneran sembarangan mulutnya nih anak. Realitis dikit gitu jawabannya," kesal Kesya pada kembarannya.

Julio terkekeh. "Enggak ke Planet Mars kok, aku mau ajak kamu ke sepupu aku. Niatku baik dan ini bisa bantu kamu lebih jelas dan paham mengenai diet. Dia belum kerja dan masih kuliah, tapi paham persoalan diet begianian," jawabnya sejelas-jelasnya.

"Oke. Bisa kalau gitu."

"Sip."

***

Bel pulang sekolah sudah berbunyi cukup nyaring dan terdengar oleh seluruh penjuru kelas. Julio langsung menjemput Kesya di kelasnya dan membawanya ke tempat sepupunya yang bernama Amora. Rumahnya tidak jauh dari sekolah mereka sehingga hanya butuh 15 menit akhirnya Julio dan Kesya tiba di rumah pribadi Amora milik Amora.

Amora yang tengah duduk di teras sambil menikmati teh hangat di sore hari pun senang melihat Julio berkunjung ke rumahnya. Ia menyambutnya dengan suka cita. Dan fokusnya beralih pada Kesya yang dibawa oleh Julio.

"Pacar kamu ya, Ju?" tanya Amora blak-blakan.

"Bukan." Julio dan Kesya menjawab secara bersamaan dengan nada tegas.

Amora gemas dengan reaksi keduanya. Kata orang-orang sih kalau dua orang reflek ucapin bareng-bareng tuh berarti jodoh, tapi gak mungkin juga sih. Konteks refleks mengucapkan juga konteksnya banyak.

Tetapi, dia tidak mungkin membiarkan dua tamunya berdiri terus menerus, ia mempersilahkan mereka masuk ke rumahnya yang barusan ia bereskan.

"Nah, tumben banget ke sini bawa pacar- maksudnya temen kamu. Mau wawancara tugas? Kakak sih gak masalah buat diwawancara apa aja kecuali cara menjadi Hotman Paris," kata Amora.

"Bukan wawancara sih, lebih tepatnya mah konsultasi sesuat, Kak. Ini bidangnya kakak juga," timpal Julio.

Amora langsung paham. "Oh, pasti diet. Udah khatam sih sama beginian. Udah kesekian puluh kalinya diminta jadi konsultan diet dadakan. Hahaha, tapi gak pa-pa, udah biasa begini." Ia santai menyetujui sebelum Julio menyatakan niatnya.

Melihat kesempatan ini, Julio pun langsung berbicara pada intinya. "Jadi, ini temenku namanya Kesya. Dia lagi jalanin diet selama hampir semingguan ini. Julio bawa dia ke sini buat sarannya kakak mengenai diet dia tuh gimana."

"Kamu selama diet makannya apa aja?" tanya Amora tertuju pada Kesya.

"Salad buah, nasi setengah porsi dengan lauk buatan mama dan kadang roti," jawab Kesya.

"Berat badan sama tinggi badan kamu, berapa? Maaf ini bukan maksud kepo karena apa, buat tau index body massnya berapa." Amora sangat berhati-hati dalam bertanya.

"Tinggiku 163 cm, beratnya 81 kilo."

"Oke, memang agak over gitu." Pelan sekali suara Amora dalam menanggapi, tentu saja sekarang dia melihat catatan yang ada di ponselnya seputar diet.

Kesya gugup dan khawatir. Amora sedang merenungkan sesuatu sambil melihat catatan tersebut. Melihat cewek di samping kanannya khawatir, Julio pun menggenggam tangan Kesya dan memastikannya untuk tetap tenang.

Setelah Amora selesai membaca, ia pun mulai menatal Kesya seperti awal.

"Oke, kalau kamu diet jangan lantas potong porsi makan kamu terlalu much. Jangan melulu makan sayur aja, diimbangi sama yang lain biar gizinya seimbang dan gak kekurangan satupun. Combine makanan dengan yang lain. Perbanyak minum air putih dan rajin berolahraga. Jangan berpatok pada timbangan, fokus saja untuk mengurangi volume tubuh dan rasakan perubahannya pelan-pelan."

"Apa ada pantangan untuk kami yang sedang diet? Maksudnya untuk makan dan lainnya."

"Ada. Jangan makan makanan berlemak tak jenuh, boleh cheating time selama seminggu sekali atau sebulan sekali biar gak bosen makan itu itu terus. Habis makan jangan rebahan, jangan banyak konsumsi micin dan garam yang berlebihan. Lihat kadar kalori di makanan, pastikan lemaknya tidak tinggi. Itu aja sih menurutku. Sisanya oke."

Wow, penjelasan Amora membuat hatinya senang. Ia kira akan lebih dipangkas lagi, rupanya tidak, justru itu lebih meringankan dietnya. Bahkan mendengar boleh cheating time saja membuatnya bersyukur.

"Gak serem 'kan? Tubuh kamu bukan golongan penderita obesitas menurutku, semacam memang ada kadar lemak dan air menempel sedikit berlebih di beberapa bagian tubuh. Jadi, selama kamu rajin berolahraga dan bisa clean eat aja bisa perlahan lahan berat badan turun dan tubuh mengurus," tutur Amora sekali lagi membuat Kesya senang.

"Terima kasih, Kak. Berkat kakak aku jadi semangat diet. Aku jadi gak berpikir akan jalani diet ekstrim seperti dulu," kata Kesya.

"Kalau diet artis Kpop hanya saat tertentu saja mereka melakukannya. Bukan sebuah rutinitas karena pola makan mereka sudah benar dan ditambah orang Korea rajin berolahraga. Paham 'kan?"

"Paham, Kak."

Setelah berbincang mengenai diet, Amora pun mengobrol dengan Kesya dan Julio dengan berbagai topik. Mulai dari ia curhat mengenai proporsal untuk skripsinya ditolak dosen, LDR yang bikin dia kangen pacar sampai membicarakan kucing peliharaannya yang bernama Hubi.

Mereka berbincang cukup lama hingga langit sudah mulai menunjukan tanda-tanda malam akan tiba. Julio akhirnya pamit karena tidak enak pada kawannya, Kevin, setelah membawa Kesya pergi tanpa memberitahu waktu pulang dengan pasti. Dia tadi bilang cuman sebentar tapi hampir kebablasan.

Dan usai motor Julio meninggalkan di rumah Amora, cewek tersebut tersenyum melihat bagaimana sikap Julio terhadap Kesya begitu manis.

"Dasar Julio. Udah keliatan suka tapi selalu bisa sembunyiin perasaan sendiri ke orang yang dia suka."

***

Halo, bab 8 sudah diupdate
Mengenai chapter ini, ada bumbu pengalaman sendiri mengenai diet 😁

Sampai jumpa di bab berikutnya

• Matcha-Shin

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro