Bab 30
Ujian Nasional Berbasis Komputer (UN) tinggal menunggu hitungan hari saja. Para siswa berlomba-lomba menjadi tergiat demi mendapatkan nilai yang memuaskan saat pengumuman kelak.
Sudah sampai di titik ini, apa kabar Julio, Kevin, dan Kesya? Tiga orang tersebut masih sama—tidak ada yang berubah sejak pertemanan terjalin dan terikat begitu kuat. Ketiganya pun masih sibuk dengan belajar di sekolah, tempat les, maupun rumah—jika ada kegiatan belajar bersama.
Pengumuman SNMPTN besok, Kesya tidak sabar melihat hasil akhirnya. Jujur saja, ia menaruh harapan besar untuk bisa diterima melalui seleksi itu di universitas impiannya dengan jusrusan yang diminatinya. Apalagi ia terlihat diberi harapan juga oleh guru-guru yang sudah banyak sekali meliriknya sejak semester ini.
Selagi menunggu sampai pengumuman besok, Kesya memanfaatkan waktu tersisa sebelum Ujian Nasional dengan belajar bersama di rumahnya dengan Kevin dan tetangga mereka, Julio. Tahun ini Kesya memilih kimia di mapel UNBK pilihan, Kevin memilih geografi, dan Julio memilih ekonomi.
Meja ruang tengah sudah penuh dengan kumpulan kertas berisi coret-coretan untuk menghitung. Ada juga buku tebal yang tergeletak dengan keadaan terbuka di atas meja, sudah berisi coretan dan rumus—untuk matematika dan ekonomi pada setiap nomor. Dikatakan mereka—Kevin dan Julio—mendadak sangat rajin karena ada Kesya sebagai guru mereka.
Julio mendekatkan diri dengan menggeser tubuhnya ke arah Kesya sambil menyodorkan sebuah soal matematika yang ia tak pahami. "Ini cara hitungnya gimana ya, Sya? Bisa tolong jelasin gak?" tanyanya.
"Oh, gini caranya." Kesya langsung menyiapkan kertas kosong dan sebuah pulpen. "Cari dulu kan yang X1 dan X2-nya. Pakai cara minus b dibagi a untuk X1 ditambah X2 dan c dibagi a untuk X1 dikasi X2. Habis itu coba jadiin X1 sama dengan hasil dikurangi X2, nanti masukan X1-nya di X1 dikali X2 tadi. Nanti ketemu X1, habis itu X2 juga ketemu. Bentuk akar kuadrat barunya disesuaiin aja sama yang diminta."
Penjelasan Kesya begitu runtut dan jelas, dengan mudahnya cowok tersebut paham. Biasanya guru akan memberikan cara yang tak ia mengerti, sehingga sulit baginya paham langkah demi langkah yang harus ia lalui agar mencapai hasil akhir.
"Coba kamu masukin angka-angkanya di rumus yang aku tulis ini." Kertas coretan tadi langsung disodorkan kepada Julio. "Kalau udah ketemu bilang ya. Nanti aku koreksi jawaban punyamu."
Setelah itu Kesya kembali berfokus pada soal-soal kimia dan tabel periodik. Tangannya dengan gesit menjabarkan jawaban yang sama sekali Julio maupun Kevin tak pahami. Bagi dua cowok di dekatnya, unsur kimia terlihat sulit. Lebih baik menghafalkan rumus daripada unsur kimia yang memiliki masa atom dan nomor atomnya.
Melihat keseriusan Kesya dalam mengerjakan soal, sebuah senyum kecil terbit di wajah Julio. Beberapa kali ia mencuri pandangan, rasanya bibir Kesya yang sedang mempout karena kesal jika jawabannya tidak ketemu semakin membuat Julio ingin mencubit pipinya.
Selesai mengerjakan soal dan mendapatkan jawaban, Julio langsung melaporkannya kepada Kesya dengan wajah penuh kebinaran.
"Kesya! Udah ketemu nih jawabannya. Bener gak?" tanyanya lalu memberikan kertas jawaban yang sudah penuh dengan coret-coretan dari Julio saat jawabannya ada salah atau keliru.
Kesya mencoba mengoreksi jawaban. Wajah Julio mendekat hingga tepat disamping Kesya, deru napasnya terdengar jelas dan tatapan keduanya masih sama-sama memandang kertas. Satu dua kali Julio melirik pandangan cewek itu dan menahan diri untuk tidak salah tingkah saat berada begitu dekat dengan wajah manis tersebut.
"Ekhem." Kevin berdehem. Ia melihat gelagat Julio sedikit membuatnya tidak nyaman. "Dunia bukan milik kalian berdua doang ya. Jangan lupain Aa ganteng di depan kalian ini. Bumi dihuni jutaan manusia, dan gak ngontrak."
Julio langsung menjauhkan diri, pun dengan Kesya yang baru sadar keduanya tadi sangat dekat. Modus Julio sudah lancar jaya tapi malah dirusak oleh Kevin.
Akhirnya Kesya yang sudah mengorekai jawaban milik Julio berkata bahwa semua sudah betul dan tepat. Ia meminta Julio mencari soal yang serupa dan dikerjakan seperti cara-caranya tadi sebagai bentuk latihan soal supaya bisa lebih paham pola pertanyaan dan jawabannya.
Boleh gak sih hilangin Kevin sebentar aja? Ganggu terus ih, Julio membatin dengan kesal. Berkali-kali ia mencoba modus ke Kesya dan selalu saja Kevin muncul dengan segudang cara agar keduanya tidak bisa uwu-uwuan.
Kevin uwuphobia, apalagi kalau melihat keuwuan di depan matanya sendiri. Bisa-bisa ia iri dengki sampai ke aliran darah bahkan ke DNA-nya.
***
Sudah malam, waktunya Kesya tidur. Usai mengerjakan 100 soal dalam sehari, ia merasa puas atas pencapaiannya ini. Sudah banyak soal yang bisa dikuasainya, dijawab dengan cepat, dan diulang-ulang pada soal yang serupa.
Jam dinding digital sudah menunjukan pukul 21.47 WIB, sebentar lagi ia harus pergi ke tempat tidur untuk mengistirahatkan badan dan pikirannya.
Setelah membereskan meja belajarnya, Kesya hendak berjalan ke kamar mandi untuk mencuci wajah dan sikat gigi. Namun, belum ia melangkah lebih jauh, suara notifikasi pesan masuk membuatnya mengurungkan sejenak kegiatan rutinnya tersebut.
Julio
Syaaa, turuuun
Aku di bawah nih
Coba cek dari jendela kamar kamu
Kesya mendekat pada Jendela dan melihat ke arah luar—tepat ke bawah sana. Ada Julio yang sedang melambaikan tangan lebar-lebar ke arahnya dan menyuruhnya untuk turun.
Tidak perlu berpikir lagi, Kesya pikir Julio sedang ada sesuatu yang penting sehingga ia langsung keluar kamar, turun ke lantai 1, dan kemudian keluar dari rumah yang sudah sangat sunyi. Hanya ada suara jangkrik-jangkrik berbunyi sebagai sebuah lagu di malam hari yang menemani pertemuan keduanya di halaman depan rumah Kesya.
"Sya, tahu gak kenapa aku ajak kamu buat ketemu saat malam-malam begini?" tanya Julio. Kesya menggeleng, tak tahu sebenarnya maksud cowok itu.
"Aku gak tahu."
"Aku mau bilang sesuatu, tapi kamu jangan kaget atau ketawa dulu. Ini aku mati-matian kumpulin keberanian biar bisa bilang gini— setelah diancam Kevin juga sih."
"Memangnya kamu mau bilang apa? Kenapa gak lewat chat aja?"
Julio mengeluarkan sesuatu dibalik tangannya yang bersembunyi di punggung lalu berlutut di depan Kesya. "Aku suka sama kamu dari lama, tepatnya saat pertama kali kamu datang. Iya, aku pengecut banget 'kan baru bilang sekarang? Jadi, dengan segala keberanian aku, kamu mau gak jadi pacar aku? Jika iya, ambil boneka ini."
Tunggu, apa ini?
Malam ini Kesya tidak menyangka Julio akan menyatakan perasaan padanya. Rasa sukanya tidak bertepuk sebelah tangan dan terkejut jika Julio suka padanya sedari dulu.
Saat pertama kali kamu datang. Artinya Julio pun menyukainya saat dulu ia masih gemuk?
"Gimana, Sya? Kamu mau gak?" Julio masih menantikan jawaban Kesya dengan masih tetap menyodorkan sebuah boneka kecil yang harus Kesya ambil jika menerima dirinya.
Harapan Julio cukup besar meskipun sudah tidak sebesar dulu, ia tahu Kesya sudah cantik dan pasti pernah menaksir orang lain. Apalah Julio yang hanya seorang cowok biasa yang pernah ditertawakan satu kota karena video konyolnya memakan rumput.
Apa yang ia harapkan tak lama kemudian terwujud. Tangan Kesya perlahan mengambil boneka tersebut dan membawanya dalam pelukan.
"Iya, aku mau."
"YES! Eh— maaf."
Saking excited-nya, Julio lupa kalau ia berada di kompleks yang sudah sepi suasananya karena para penghuni kompleks sudah banyak yang tertidur lelap atau sedang mengistirahatkan diri. Namun, ia sangat senang mendengar jawaban Kesya.
Malam ini, keduanya resmi berpacaran dan Julio tidak perlu takut-takut lagi untuk menatap intens tanpa harus mencuri pandangan sampai diciduk Kevin.
Julio memeluk kekasih spontan. Tak bisa Kesya balas dengan balik memeluk karena ia masih tertegun. Namun, seulas senyuman teukir di bibirnya melihat Julio pun kini menjadi kekasihnya.
Ceklek!
"Tolong yang baru resmi pacaran, jangan main peluk-pelukan. Ini udah malem dan kalian belum resmi nikah alias ... HEH! PULANG KAGAK LU PADA! Besok lagi aja acara pelukannya. Nanti dilihat orang lain takutnya dianggap lagi zina."
Karena semprotan kata-kata dari Kevin yang mendadak muncuk dari balik pintu, Julio spontan melepaskan pelukannya. Rasanya jadi canggung menatap Kevin.
Tapi, detik kemudian Julio dan Kesya saling memandang dan tertawa. "Iri bilang bos! Bilang aja lo gak mau lihat yang uwu-uwu terus. Selamat menikmati kejombloan sampai lulus SMA."
"Kurang ajar lo, Julio."
Julio masih tertawa dan kali ini memilih kabur ke rumahnya daripada harus melihat Kevin mengomel seperti ibu-ibu. Begitupun dengan Kesya berlari kabur ke kamarnya sebelum ditangkap dan digelitiki oleh sang kembaran.
Sepasang kekasih baru tersebut berhasil membuat Kevin mengelus dada untuk kesekian kalinya. Sepertinya benar kata Julio, Kevin harus menikmati kejombloannya sampai lulus SMA.
Semoga dia tidak jomblo juga saat kuliah.
***
THE END
Terima kasih yang udah mau baca
Ya ampun, maaf kalau endingnya gak jelas 🥺😭 Masih banyak yang perlu aku perbaiki
Dengan ini, aku berhasil menyelesaikan tantangan ODOC selama 30 hari. Meski dikerjakan saat sibuk-sibuknya juga tugas kuliah dan UAS, rasanya keren banget bisa selesaikan ini semua.
Terima kasih untuk seluruh pihak The WWG yang telah membantu 🙆🏻♀️
Salam,
Matcha-Shin
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro