Bab 23
Seharusnya hari ini menjadi hari tryout, namun Marsha justru memilih untuk berjalan-jalan ke sebuah mall terdekat dari sekolah bersama teman sepergosipannya di kelas ditambah dengan teman akrabnya, Heshi. Dia menutupi setengah dari seragam sekolahnya, terutama bagian atas seragam ditutupi oleh jaket karena di sana terdapat lencana nama sekolah. Dia benar-benar tidak berniat untuk berpartisipasi dalam tryout ini, karena otaknya yang biasa-biasa saja tidak suka digunakan untuk memikirkan serangkaian pertanyaan sulit tersebut.
Sebagai remaja zaman now, dia memasuki area toko, di mana terdapat aksesoris terkenal dan pakaian populer untuk remaja. Seorang temannya menarik semuanya ke salah satu toko merek terkenal, Miniso.
Marsha pun segera mendatangi bagian aksesoris di tas dan casing handphone. Berbagai tema lucu dan warna senada dari casing berbeda dengan ponsel mahalnya. Dia memekik gemas dan membawa satu untuk dibayar nanti. Heshi menghampirinya dan menceritakan tentang Kesya yang telah membuat kesal Marsha, termasuk dirinya sendiri.
"Sumpah, gue heran ... kenapa ada orang yang bisa mandang dia sebagai orang cantik? Masih cantikkan kita lah." Dia mendengus, menyilangkan tangan di depan dada.
"Gak tau. Sinting kali yang anggap dia cantik, padahal sih sok cantik aja dia tuh," timpal Heshi. "Dan Sha, rencana lo yang kacang itu gagal."
"Kok bisa? Lo lupa taroh ke makanan dia?"
"Bukan."
"Terus?" Marsha terheran.
"Sekarang bekal makanan si jelek dititipin sama kembarannya," ungkap Heshi membuat Marsha mengumpat pelan.
Pantas saja dia tidak bisa melihat bentol-bentol di tangan Kesya, ternyata memang bekal makanan cewek itu sudah dititipkan terlebih dulu ke Kevin. Gigi Marsha bergetak, ia semakin dibuat kesal karena si kembar. Rasa ingin membuat Kesya menderita semakin menjadi-jadi. Ia harus segera berbuat sesuatu.
Idenya sudah buntu. Ia tidak tahu harus berpikir apa atau bagaimana. Meski dengan masalah kosmetik, ia sudah ragu melakukannya lagi karena pernah diciduk oleh siswa lain. Satu-satunya cara adalah melakukan sesuatu dengan makanan Kesya, dan kali ini Marsha akan mencampurkan sesuatu dengan makanan Kesya sendiri dan memastikannya tercampur dengan baik. Kegiatan ini juga membutuhkan kerja sama dengan Heshi untuk memastikan ada cukup waktu untuk melaksanakan rencananya.
Masalahnya hanya satu, makanan apa yang harus dicampur dengan makanan Kesya? Tidak mungkin baginya untuk menggunakan kacang dalam jumlah banyak karena seseorang dengan alergi kacang dapat mengenali baunya. Jika dia menggunakan racun, itu terlalu gila, dia bisa masuk penjara karena membunuh orang. Arghh! Marsha membutuhkan ide-ide segar dan unik.
"Lo ada ide gak Shi buat lakuin hal gila ke Kesya? Jangan kacang lagi, gak cukup bagi gue pasti. Kali ini sesuatu yang gak biasa harus gue campur ke makanan Kesya." Marsha meminta pendapat.
Heshi berpikir sejenak dulu. Ia terlintas suatu makanan yang baru-baru ini dan tengah viral di sosial media. "Bentar, gue cek Twitter gue dulu. Kayaknya ada yang lagi viral akhir-akhir ini seputar makanan. Bisa jadi referensi buat lo."
"Jangan DIY bikin makanan. Gue kagak bisa masak," timpal Marsha.
"Bukannn, ini bukan masak memasak. Bentuk makanannya utuh dan lo paling gampang ya tinggal goreng aja."
Heshi kembali menggulir bawah time line beranda twitternya. Dia mencari thread dari suatu base dan isi komentarnya membuat gelak tawanya pecah. Ketemu! Ia langsung menunjukannya kepada Marsha.
Dilihatnya sebuah gambar berbentuk jamur yang tumbuh di atas kotoran hewan. Marsha memandang jijik dan hampir ingin muntah. Ia bisa mencium aroma kotoran tersebut meskipun hanya dengan melihatnya saja. Namun, Heshi tidak membutuhkan waktu lama untuk menunjukan foto jamur tersebut, ia langsung berpindah ke kolom komentar yang berisi pendapat-pendapat netizen.
"Ini namanya magic mushroom," tukas Heshi, "ini jamur ajaib yang bisa bikin lo geleng-geleng kepala."
"Kok bisa?"
Heshi tersenyum dan memberikan ponselnya. "Coba aja deh lo baca komentar-komentarnya, nanti juga lo paham sendiri. Gue jamin ini bakal jadi ide bagus yang sekaligus bisa bikin Kesya malu di depan semua orang."
Mulai saja Marsha membaca satu persatu komentar dari netizen twitter. Mereka berbagi cerita tentang efek dari jamur ajaib ini. Ternyata, jamur ini lebih gila daripada ganja. Efeknya tidak main-main, semua yang memakannya akan mengalami delusi dan menjadi gila sesaat. Ternyata, ide Heshi ini begitu luar biasa.
Saat sedang membaca komentar di twitter, salah seorang temannya yang sedang ikut membaca dari belakang pun menyeletuk, "Eh anjir, temen gue ada yang makan ini. Lima belas menit kemudian dia cosplay jadi setrika, ngesot di atas baju. Ngakak gue kalau inget dia. Emang ini jamur aneh bin ajaib deh."
"Serius lo, Ro? Efeknya parah banget?"
"Parah deh pokonya! Bisa sadar satu dua jam kemudian. Tergantung berapa lama dan berapa banyak lo makan ini jamur," timpal Rosela.
"Btw, ini jamur kudu carinya di kotoran hewan? Maksudnya, kalau mau nemu ini cari di peternakan hewan gitu?" tanya Marsha penasaran. "Soalnya gue gak terlalu paham ini jamur hehehe."
"Di deket rumah gue ada yang tuh. Anak-anak rumah suka iseng ambilin. Lo mau? Jangan gila deh, Sha. Lo makan ini dijamin bikin urat malu lo putus," kata Rosela dengan nada tak main-main dalam berucap. Ia sudah sering melihat deretan korban yang memakan jamur ini di sekitaran rumahnya terutama anak SMP yang suka iseng.
"Gue mau kerjain temen. Minta ya, Ro? Dikit aja deh," pinta Marsha. Wajahnya memohon dengan sangat.
"Muka lo gak usah gitu, Njir. Kek orang susah." Rosela merinding. "Iya gue besok bawain."
"Sip! Makasih. Sebagai gantinya, gue bayarin yang lo mau di sini. Tapi jangan mahal-mahal ye, gue bukan keturunan tajir melintir."
"Kalem."
Senyum puas terukir di wajah Marsha. Ini yang dinamakan, mati satu masalah tumbuh seribu solusi yang baru.
***
"Nilai tryout Aa' kemarin berapa?"
"Mau ngeledek?"
"Dih. Kagak."
Kevin sedang bete karena nilai ulangannya paling jelek dan ia harus remidial sendirian. Semua ini karena teman-temannya yang akhlakless pelit dan tidak mau berbagi. Sudah begitu, soalnya sama sekali berbeda dengan apa yang ia pelajari.
Ditambah Kesya bertanya seperti tadi membuatnya yang tengah bete menjadi bertambah bete. Pokoknya lagi mode semi senggol bacok.
"Tumben, gak ada Marhsa," gumam Kesya menatap sekelilingnya. Tak ada tanda-tanda kehadiran Marsha di tengah keramaian kantin. Biasanya cwek itu akan langsung muncul dan membuat Julio kesal.
"Ngapain nyariin nenek lampir kek dia coba?" tanya Julio yang merasa hari ini sudah mulai tenang tiba-tiba terganggu dengan Kesya yang mencari orang yang paling ia hindari.
"Cuman heran aja, Iyo."
"Gak usah. Gak penting kamu cari dia."
Kesya mengangguk-angguk saja, tidak mau berdebat. Ia melanjutkan memakan makanannya sampai tersisa sedikit.
Lalu dari jauh, Kesya melihat Marsha datang ke kantin mulai membuatnya waspada. Tatapan keduanya sempat bertemu, dan Marsha seperti biasa menatap sengit ke arahnya. Namun, hal tak biasa terjadi. Marsha hanya lewat lalu pergi begitu saja tanpa mau mendekati Julio. Seperti bukan Marsha saja.
"Lah? Aneh banget dia. Tapi bagus deh, mending jauh-jauh aja dia dari kita. Kayaknya habis dapet karma," celetuk Kevin.
"Bener. Keknya dia baru dapet karma. Bagus banget dia ngehindar. Capek sih gue mulu yang harus ngehindarin dia terus," timpal Julio.
"Gak boleh gitu, Vin," tegur Kesya.
"Ah, udah lah. Kita lagi musuhan. Gue marah sama lo, Sya."
Aduh, Kesya jadi salah fokus. Kevin lucu kalau sedang marah. Tetapi, dia masih berpikir apa yang membuat Marsha hari ini tiba-tiba seolah sedang menjauhi Julio dan tidak ingin dekat-dekat dengan cowok itu. Apa yang sedang terjadi dengan Marsha?
***
To be continue
Matcha-Shin
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro