Seminggu yang lalu, kami mengalami kecelakaan hebat di jalan raya. Setelah kami berdebat dalam perjalanan. Seingatku, aku dan Mas Rangga berdebat tentang perceraian. Dan dengan sangat amat menyesal aku merelakan Mas Rangga menceraikanku.

Seingatku juga sebelumnya, beberapa hari yang lalu Mas Rangga pergi meninggalkan aku dan Nadya. Aku yang kebingungan mencari cara agar Mas Rangga bisa ketemu. Hingga pada saat yang sama temannya Mas Rangga datang ke Apartemen. Dia baik hati mau memberikan alamat pacar Mas Rangga.

Yakin tidak yakin aku segera datang ke alamat yang tertara di seracik kertas. Di dalam Apartemen itu hanya ada Karina. Aku bertanya padanya tapi tidak dijawab olehnya. Karina justru mendorongku keluar namun karena hak sepatunya patah ia terpelanting dan kepalanya membentur ujung meja. Pada saat itu, Mas Rangga datang. Dia lalu menarikku keluar dan membawa Karina ke rumah sakit.

Setelah kami berdebat saat dalam perjalanan entah kemana. Mas Rangga menuduhku yang mencelakakan Karina dan mengancamku dengan perceraian jika terjadi apa-apa dengan wanita itu. Aku mengatakan jika aku ikhlas diceraikan. Dan Mas Rangga sepertinya senang tapi pada saat itu ada truk yang menghantam mobil kami.

Kini, aku sudah siuman. Kata dokter aku hanya mengalami luka ringan di kepala dan kedua tangan. Dan akibat dari kecelakaan ini, rahasiaku terbongkar. Iya, aku merahasiakan penyakit Kanker rahim yang diderita beberapa bulan ini. Kanker itu ketahuan setelah aku melahirkan Nadya. Sekarang kata dokter sudah stadium 4.

Dan aku mendengar kalau Mas Rangga masih koma karena mengalami luka parah. Mas Rangga kehilangan kedua matanya dan harapan hidupnya tipis karena ada masalah dengan jantungnya. Kata dokter Mas Rangga butuh pendonor mata dan jantung.

Terbesit dalam pikiranku untuk mendonorkan jantung dan kedua mataku saat orangtuaku ingin membawaku ke luar negri untuk pengobatan. Jelas Ibuku marah dengan keputusanku.

Aku dan Mas Rangga sama-sama diujung tanduk. Dan kami juga memiliki Nadya, aku ingin Nadya memiliki orang tua yang lengkap dan sehat.

Dan aku merasa keputusan ini adalah keputusan yang tepat.

***

Jika aku boleh memilih, lebih baik aku saja yang mati daripada aku harus kehilangan salah satu diantara kalian.