08. Menyatakan Cinta
Hari ini, aku mengatakan isi hatiku padanya. Ya semacam menyatakan cinta. Tapi ... kamu pasti tau kan, diary? Mas Rangga menolakku. Dia masih tetap pada pendiriannya.
Ya Allah, sampai kapan kami begini? Aku mencintainya karenaMu setelah dia mengucapkan kalimat ijab kabul untukku. Namun mengapa Engkau belum menghadirkan rasa cinta di hatinya?
Aku yakin pasti ada sesuatu dibalik semua ini. Aku yakin rencanaMu lebih indah dari rencanaku. Aku akan menunggu hari itu. Hari dimana Mas Rangga mau menerimaku dan anaknya, mau belajar mencintaiku ... aku yakin Kau tidak tidur.
Harapanku hanya itu, tidak lebih. Dan membiarkan waktu yang menjawab.
***
Harapanmu sudah terwujud, Bu. Ayah sangat mencintai Ibu. Dan aku percaya saja dengan perkataannya. Bahkan sekalipun Ayah tidak menceritakan masa lalunya saat bersama Ibu.
Apa karena Ayah tidak mau aku mengetahui kelakuan buruknya di masa lalu? Atau, karena Ayah tidak sudi mengingat Ibu lagi? Tapi, aku sering memergokinya melamun dan tanpa sadar air mata keluar dari mata Ayah. Ibu, kenapa Ibu pergi saat Ayah sudah mencintai Ibu?
Ibu, bolehkah aku menangis sekarang?
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro