02. Menikah
Hari ini aku dan Mas Rangga menikah. Tadi pagi, Mas Rangga sudah mengucapkan kalimat ijab kabul dihadapan Ayahku. Dan aku sudah berjanji pada diri sendiri bahwa nanti saat ada laki-laki yang mengucapkan kalimat itu, aku akan mencintainya sepenuh hati. Terdengar konyol memang. Tapi inilah aku, seorang gadis lugu yang tak tahu apa itu cinta. Hidupku hanya kuisi di pesantren.
Kami menerima tamu undangan yang entah berapa jumlahnya. Aku menampilkan senyum terbaik di depan mereka. Ada yang mengatakan bahwa kami jodoh yang serasi. Aku hanya mengamini ucapan mereka.
Selesai resepsi aku mengikuti Mas Rangga masuk ke kamarnya. Lalu setelah itu aku melepas pernak-pernik yang menempel di tubuhku dan masuk ke kamar mandi. Setelah dari kamar mandi aku melihat Mas Rangga tiduran dengan posisi tengkurap. Aku menyuruhnya sholat isya tapi justru dia membentakku. Aku terkejut dengan sikapnya yang berubah 180 derajat dari sebelumnya.
Aku membiarkannya tidur dan aku melaksanakan sholat sendirian. Sepertinya Mas Rangga kelelahan, aku tak mau mengganggunya.
***
Yang aku tahu, Ayah akan menghukumku jika melalaikan sholat walau hanya terlambat satu menit. Tapi kenapa saat Ibu menyuruh Ayah sholat, Ayah membentak Ibu?
Aku segera membuka halaman selanjutnya.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro