Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Inilah "Harapan Kita"

Jadi??

Author mau nulis apa disini??

Hmm??

Kepo deh~~//slap

Karena authot males ngomong panjang lebar--plus entah kenapa kunjungan yang terakhir bikin author kesel bin greget--jadi kita skip bagian ke rumah sakitnya.

Setelah pemeriksaan TEE yang kemarin, author baru membaca hasilnya beberapa minggu kemudian--kalau nggak salah. Kenapa?? Karena ada acara sekolah dan sebagainya.

Di rumah sakitnya pun juga cuma sebentar. Hasilnya bener - bener bagus. Cuma penjelasan dokternya itu kelewat misterius. Sampe - sampe author baru punya pertanyaan pas udah di jalan pulang.

Hasilnya menunjukkan, bahwa jantung author tidak bocor. Catat. TIDAK BOCOR. Itu berarti tidak ada lubang. Sip. Oke. Tapi sekat jantung author masih tipis. Ini sih kata orangtua author pas di mobilnya.

Meski Dokter Raditya bilang tak ada yang perlu dikhawatirkan, tapi Mama sama Ayah setuju, untuk tetap memeriksakan jantung setiap 6 bulan sekali. Menuruti perintah dokter sebelumnya. Kita kan gak pernah tahu apa yang akan terjadi ke depannya.//ceilah//Apalagi ntar makin besar, bisa jadi lemak makin menumpuk. Kerja jantungnya bisa makin susah. Nah, itu harus diperiksakan. Setidaknya itulah kata orangtua author.

Sesuai kesepakatan(?)sebelumnya, itu berarti pola hidup author harus diubah. Jeng jeng~~☆☆

Tiap minggu diusahakan berenang seminggu sekali. Tiap hari Ahad. Untungnya author gak salah pilih kolam renang, jadinya bisa ketemu Ifa yang sekarang udah di pesantren. Pas pertama kali ketemu aja Ifanya nangis. Serius. Authornya malah cengo.

Trus kita berenang yah... berenang aja. Author palingan berenang 10 kali bolak - balik. Dari ujung sana ke ujung sini. Bukan kolam renang olimpik sih. Tapi tetap melelahkan. Kadang author suka jeda dulu sambil ngos - ngosan. Padahal dulu author berenang baik - baik aja. Kagak ada ngos - ngosannya kayak habis lari. Sejak saat itu, akhirnya author tahu kalau berenang pun bisa membuat nafas tersengal.

Kadang sebagai penghibur, di jeda - jedanya kita malah ngobrol. Entah sekolah, asrama, ujian, sampe Ritsu dari ensemble stars sama sederet bias - biasnya Ifa pun diambil. Yah, kita pernah ngomongin soal berharap yang indah. Jadilah kita berharap husbando jadi nyata. Trus sekalian, husbando sama bias - biasnya masuk islam. Berharap tuh jangan tanggung - tanggung. Ya gak??

Seperti yang diceritakan di chapter "Nenek??", author juga sekalian terapi--alias berjalan di air. Diliatin pula sama orang sekolam. Tapi yah--bodo amatlah. Kali - kali sok cool gituh//plak

Selain masalah yang diceritakan di sini, author emang punya masalah sama sendi - sendi author. Dinasihatin jangan lari - lari. Tapi kadang author bandel, malah lari - lari di koridor sekolah. Bukan di lapangan. Iya. Author itu kadang suka gajenya ningkat kalo lagi ngumpul bareng temen - temen. Kalau kata Ayah, jaim itu gak guna.

Author pun pernah gak kuat berdiri pas upacara, akhirnya duduk di belakang tiang basket sama gawang. Bahkan sampe disamperin guru yang mungkin bingung kali ngeliat author jomblo sendiri.

Yang bikin sedih--author gak boleh menari yang sampe loncat - loncat. Bukannya author mau nari sambil salto sih. Cuma kan, author suka banget menari. Dari MMD, Love Live!!, sampe Aikatsu, banyak tariannya yang udah author hafal. Ingat kan, sama beberapa Dare Game??

Jadinya sekarang, kalau dipaksakan menari, sampe besok itu lutut nyeri aja terus. Kalau kata sepupu author--Nenek - nenek. Iya, jahat emang//dilindes//

Makanya kalau ngumpul, kalau mau menari, Ifa langsung menatap tajam. Dengan tegas langsung melarang. Meski akhirnya ditawar - tawar bisa sih//plak.

Selain dukungan dari orangtua dan sahabat, sekolah pun juga memberikan dukungan. Atau mungkin bisa disebut--keringanan.

Setelah Mama meminta keringanan pada sekolah, maka author bener - bener ringan banget. Kelas author dipindah ke lantai 1--padahal emang aslinya di lantai 1 sih :v. Cuma waktu itu pernah pindah ke lantai 3 berkat beberapa hal.

Selain itu, author juga boleh gak ikut olahraga.

Pernah waktu itu author dihukum nyabutin rumput karena telat. Untungnya guru piketnya udah kenal author. Soalnya anaknya guru tersebut sahabatnya author. Pas ditanyain tentang kesehatan, gurunya jadi merasa gimana gitu--takut authornya sakit. Kan author jadi ikutan salting. Emangnya semengkhawatirkan itu ya??

Guru - guru pun jadi maklumin keadaan author. Jadilah author sedikit terkenal di kalangan guru. Hehee.

Selain dari mereka, keluarga besar author pun juga banyak memberikan nasihat.

Seperti misalnya eyang author.

Banyak dinasihatin, jangan terlalu memaksakan diri. Kalau udah capek bilang. Tapi diusahakan jangan sampe capek. Dan seabrek nasihat lainnya. Author sih iya - iya aja. Toh eyang author melakukan itu karena mereka sayang author juga.

Didukung dari berbagai orang, membuat author lebih semangat. Eyang juga sering nasihatin supaya tetap positive thingking. Dan tahukah kalian?? Nasihat ini benar - benar ampuh.

Kalau author mulai berpikir yang enggak - enggak, nasihat eyang selalu terngiang. Dan itu membuat author jadi lebih tenang dan percaya diri. Author jadi mampu melangkah lagi setelah terhenti sejenak.

Selain itu, ternyata diam - diam orangtua author mengumpulkan informasi kawan - kawan.
#DiHororinDikit

Waktu itu pagi - pagi, author habis ambil sesuatu di gudang. Tiba - tiba Mama ngambil file sejarah berobat author.

Author dengernya Mama bilang "Bintangnesia". Author melongo sebentar. Seketika teringat novelnya Tere Liye.

"Bintangnesia??" Tanya author. "Kok Bintangnesia sih. Malaysia dek. Mama mau nelpon dokter di Malaysia." Kata Mama.

Deg.

Jantung author masih berdetak//plak.

Karena khawatir kalo - kalo author akan dibawa keluar negeri, akhirnya author curhat di sekolahnya. Sama temen - temen kok. Bukan sama satu sekolah//garing thor.

Tapi ya... author gak mau tinggi prasangka dulu.

Akhirnya author tutup rapat - rapat pertanyaan author tentang itu. Mungkin itu hanya sebagian dari rencana Mama. RENCANA. Sip.

Tapi, ketika liburan ke Singapura, secara tidak langsung Mama dan Ayah "mengaku" soal itu.

Ketika bertemu teman Mama di Singapura, Mama juga bertanya seputar tentang rumah sakit Singapura. Temen Mama juga kebetulan habis berobat disana. Masalahnya hampir sama dengan author.

Besoknya pula, saat ketemu Mas Adi--saudara di Singapura. Mama dan Ayah pun juga menanyakan tentang rumah sakit Singapura. Mereka menceritakan tentang keadaan author, dan meminta tolong untuk mencarikan informasi. Author langsung dag dig dig gak karuan.

Apa itu artinya...??

Tapi pada akhirnya--author tutup lagi prasangka author. Ingat Fadya, itu masih rencana. RENCANA. Jadi tenanglah. Bukan berarti kau akan langsung diseret ke rumah sakit. Tenanglah.

Diskusi itu sempat membuat pikiran author melayang - layang. Author membayangkan apa jadinya kalau author berobat ke luar negeri. Dan lagi - lagi, author kembali memikirkan biaya. Duuh... coba aja kalau berobat gak usah make uang. Tapi ntar dokternya makan dari apa yah--

Tapi sepertinya author tak perlu memikirkan itu. Author sebaiknya fokus pada perintah yang sudah ada. Author sebaiknya fokus pada sekolah saja. Dan sebaiknya author fokus pada hal - hal lain saja. Toh itu belum terjadi ini.

Yosh....

Mau tahu, kenapa judul chapter ini "Inilah 'Harapan Kita'"??

Karena author ingin menuliskan harapan author, harapan orangtua author, dan harapan - harapan lainnya seputar kesehatan author.

Memang sih, author gak nulis secara langsung seperti apa harapannya. Tapi dari apa yang author ketik, sepertinya sudah cukup.

Lantas kenapa ada kata "Harapan Kita"?? Kenapa gak "Harapanku"?? Seperti yang diatas, karena bukan cuma author yang berharap.

Orangtua author juga berharap banyak. Sahabat - sahabat author juga. Keluarga besar author juga. Bahkan guru - guru di sekolah, teman - teman sekolah, dan mungkin orang yang tak author kenal menaruh harapan pada author.

Author sadar, author tak pernah sendiri.

Dan begitu juga dengan kalian.

Author berharap, Reader-san tidak akan pernah kehilangan harapan. Sesulit apapun keadaan yang kalian hadapi. Kalaupun kalian kehilangan harapan, percayalah. Orang - orang disekitar kalian takkan kehilangan harapan. Dan itu membuat kalian menumbuhkan harapan kembali.

So, Jangan pernah berhenti berharap ya~~☆☆

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro