Pelan - pelan!!
.
Waktu itu... author sedang umroh.
Kebetulan, waktu itu author udah sampai Mekah. Sambil menunggu waktu sholat--alhamdulillahnya--author selalu dapet saf depan di barisan muslimah--author mengaji. Sementara ibu author muroja'ah di samping author.
Kebetulan, ada seorang ibu yang memperhatikan ibu author. Mereka pun bercakap - cakap. Ibu itu tidak tampak seperti orang Arab ataupun Pakistan. Beliau tampak seperti author dan ibu author.
Tiba - tiba author diminta membacakan sebuah surah. Rupanya--ibu tadi memperhatikan ibu author, lalu bertanya - tanya. Ibu author pun menjelaskan bahwa author sudah hafal banyak surah. Jadi ibu tadi ingin mengetes kemampuan author.
Author pun diminta membaca surah Al-Fajr. Kebetulan--surah itu tidak sering author ulang. Author dengan agak ragu membacanya. Alhamdulillah--lancar.
Sampai di ayat 15, bacaan author terpotong. Bukan--bukan karena salah ataupun diminta berhenti. Melainkan karena author lupa. Maka, author terdiam beberapa saat, sampai akhirnya ibu itu berkata.
"Bacaanmu terlalu cepat, lain kali, cobalah dengan pelan - pelan." Kata ibu itu sambil tersenyum. Author patah - patah mengangguk. Akhirnya, ibu author dan ibu itu kembali bercakap - cakap.
Dalam hati, author penasaran. Author pun mencoba mengulang membaca surah Al-Fajr dalam hati. Author terkesiap--lancar!! Semuanya lancar!!
Tak lama kemudian--adzan berkumandang.
Setelah sholat, ibu itu menghampiri author dan ibu author. Lalu menyelipkan selembar uang di tangan author. Kata beliau--itu hadiah. Author patah - patah menerimanya.
Ibu itu ternyata seorang wanita berkebangsaan Malaysia yang
kebetulan bekerja dia Masjidil Haram. Pantas saja--wajahnya mirip orang Indonesia.
Beliau berkata sambil menyelipkan uang itu, "Uangnya buat beli es krim ya. Oh iya--setiap jam 4 sore, ada pengajian ibu - ibu Arab di sini. Ibu--datanglah!! Agar mereka tahu, bahwa ada orang Indonesia juga yang bisa membaca Al-Qur'an dengan bagus. Agar kita bisa saling belajar." Jelas ibu itu sambil tersenyum. Ibu author balas tersenyum.
Pulang dari Masjidil Haram-- author minta mampir ke kedai es krim di dekat hotel. Author benar - benar membeli es krim dengan uang pemberian ibu itu.
Sepulangnya ke Indonesia, author kembali sibuk dengan rutinitas sekolah yang makin padat. Tentu saja-- diantaranya ada belajar Al-Qur'an.
Ketika belajar Al-Qur'an inilah, author sering teringat akan nasehat ibu itu. Author pun berusaha membaca Al-Qur'an dengan nada teratur. Tidak terlalu cepat--tapi tidak terlalu lambat juga. Karena nafas author lumayan pendek.
Semoga kisah ini bisa menginspirasi Reader-san~~☆☆!! Jika Reader-san lagi galau gara - gara hafalan Qur'annya gak nempel - nempel--cobalah baca dengan pelan. Tapi... jangan pelan - pelan banget juga :v
Jaa na~~☆☆!! Sampai ketemu lagi~~☆☆!!
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro