Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Pelan - pelan!!

.

Waktu itu... author sedang umroh.

Kebetulan, waktu itu author udah sampai Mekah. Sambil menunggu waktu sholat--alhamdulillahnya--author selalu dapet saf depan di barisan muslimah--author mengaji. Sementara ibu author muroja'ah di samping author.

Kebetulan, ada seorang ibu yang memperhatikan ibu author. Mereka pun bercakap - cakap. Ibu itu tidak tampak seperti orang Arab ataupun Pakistan. Beliau tampak seperti author dan ibu author.

Tiba - tiba author diminta membacakan sebuah surah. Rupanya--ibu tadi memperhatikan ibu author, lalu bertanya - tanya. Ibu author pun menjelaskan bahwa author sudah hafal banyak surah. Jadi ibu tadi ingin mengetes kemampuan author.

Author pun diminta membaca surah Al-Fajr. Kebetulan--surah itu tidak sering author ulang. Author dengan agak ragu membacanya. Alhamdulillah--lancar.

Sampai di ayat 15, bacaan author terpotong. Bukan--bukan karena salah ataupun diminta berhenti. Melainkan karena author lupa. Maka, author terdiam beberapa saat, sampai akhirnya ibu itu berkata.

"Bacaanmu terlalu cepat, lain kali, cobalah dengan pelan - pelan." Kata ibu itu sambil tersenyum. Author patah - patah mengangguk. Akhirnya, ibu author dan ibu itu kembali bercakap - cakap.

Dalam hati, author penasaran. Author pun mencoba mengulang membaca surah Al-Fajr dalam hati. Author terkesiap--lancar!! Semuanya lancar!!

Tak lama kemudian--adzan berkumandang.

Setelah sholat, ibu itu menghampiri author dan ibu author. Lalu menyelipkan selembar uang di tangan author. Kata beliau--itu hadiah. Author patah - patah menerimanya.

Ibu itu ternyata seorang wanita berkebangsaan Malaysia yang
kebetulan bekerja dia Masjidil Haram. Pantas saja--wajahnya mirip orang Indonesia.

Beliau berkata sambil menyelipkan uang itu, "Uangnya buat beli es krim ya. Oh iya--setiap jam 4 sore, ada pengajian ibu - ibu Arab di sini. Ibu--datanglah!! Agar mereka tahu, bahwa ada orang Indonesia juga yang bisa membaca Al-Qur'an dengan bagus. Agar kita bisa saling belajar." Jelas ibu itu sambil tersenyum. Ibu author balas tersenyum.

Pulang dari Masjidil Haram-- author minta mampir ke kedai es krim di dekat hotel. Author benar - benar membeli es krim dengan uang pemberian ibu itu.

Sepulangnya ke Indonesia, author kembali sibuk dengan rutinitas sekolah yang makin padat. Tentu saja-- diantaranya ada belajar Al-Qur'an.

Ketika belajar Al-Qur'an inilah, author sering teringat akan nasehat ibu itu. Author pun berusaha membaca Al-Qur'an dengan nada teratur. Tidak terlalu cepat--tapi tidak terlalu lambat juga. Karena nafas author lumayan pendek.

Semoga kisah ini bisa menginspirasi Reader-san~~☆☆!! Jika Reader-san lagi galau gara - gara hafalan Qur'annya gak nempel - nempel--cobalah baca dengan pelan. Tapi... jangan pelan - pelan banget juga :v

Jaa na~~☆☆!! Sampai ketemu lagi~~☆☆!!

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro