Day 7
August berjalan masuk ke toko itu, toko roti milik keluarga Bodhi.
"Jadi?" Tanya August. "Untuk apa aku kesini? Ibuku bisa buat roti sendiri." Kata August.
"Aku tidak memanggilmu untuk menawarkan rotiku." Kata Bodhi. "Kau membuat seseorang nangis hari ini August." Kata Bodhi.
"Ha?" August ketawa, "Memangnya siapa yang nangis?"
"Kalau ini bisa membuatmu berhenti tertawa, jawabannya Torri." Kata Bodhi.
August langsung berubah serius, "No, Torri bukan orang yang gampang nangis, lagi pula apa yang ku lakukan? Dan bagaimana kau bisa mengenal Torri?" Tanya August.
"Aku lihat dia lari dari arah rumahmu." Kata Bodhi.
"Arah rumahku? Aku tidak lihat dia kerumahku." Kata August.
"Ya, itu karna kau sibuk dengan Vicky. Dan, ya Torri melihat semuanya, terutama dibagian Vicky mencium pipimu? Dia cerita padaku." Kata Bodhi. August membeku.
"Torri menangis karna itu? Kenapa? Dan asalk kau tahu saja, aku langsung mendorong Vicky jauh setelah itu." Kata August.
"Kau mahkluk idiot tak berguna. Menurutmu kenapa?" Kata Bodhi kesal.
August hanya menggeleng, bingung. "Entahlah, Torri dan aku kami teman baik." Kata August.
"Dia suka padamu otak udang. Walaupun aku juga tidak mengerti kenapa bisa dia menyukaimu orang sepertimu." Kata Bodhi.
"Tidak, awalnya kami baik-baik saja lalu dia menjauhiku. Bagian mana dari itu yang bisa diartikan suka?" Kata August.
"Torri bercerita tentang malam kau meleponnya, kurasa antara kau memberikan kesan yang salah dan dia salah mengartikan lalu berakhir menyukaimu." Kata Bodhi.
August berpikir sejenak. Malam dia menelpon Torri, sepertinya tidak ada yang salah. Bukannya khawatir pada sahabat sendiri itu wajar? Pikirnya. " Kurasa tidak ada yang salah." Kata August. "Aku Cuma bilang aku lega kalau dia baik-baik saja, dan mimpi indah. Hanya itu." Kata August.
"Hanya itu?" Tanya Bodhi sambil menaikan alis matanya.
"Ya, dan aku bilang 'jangan menghabiskan tenagamu untuk membuatku menjauh, karena itu tidak akan terjadi'" Kata August. Bodhi membuang nafas tak sabar.
"Jelas saja, kau mengatakan hal semacam itu! Tentu saja dia salah mengartikannya!" Kata Bodhi kesal.
"Okay! Aku jelaskan semua padanya nanti. Bisakah kau berhenti berteriak?" Kata August. "Kenapa kau begitu peduli padanya?" Kata August.
Bodhi terdiam, dia juga bingung kenapa dia jadi begitu peduli pada perempuan ini. Dan anehnya kenapa dia memeluknya?! Pasti ada yang salah, dia baru saja bertemu dengan Torri, ini bukan perasaan suka hanya perasaan natural manusia untuk peduli. Ya hanya itu.
"Aku hanya tidak suka lihat dia nangis." Kalimat itu tergelincir dari lidah Bodhi, bukan itu yang ingin dikatakanya. Apa-apaan ini?
August menatap Bodhi curiga, "Kau tidak menyukainya." Kata August. "Kan?" lanjutnya ragu.
Saat itu juga Bodhi bisa merasakan pertanyaan itu membuatnya gelisah. Tentu saja tidak. Itu yang ingin dikatakannya tapi saat ini semuanya menjadi tidak jelas, tiga kata itu tidak mau keluar dari mulutnya. Tentu-Saja-Tidak. August bertanya lagi.
"Kau tidak menyukainya kan?" Dengan nada serius. "Apa kau menyukainya?" Tanya August lagi dingin dengan keseriusan dan sedikit rasa khawatir.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro