Rianti Atika As Nadira Olivia Florenza
Tok.. tok.. tok..
Bu Sinta dan seluruh murid kelas 4 pun menengok ke arah pintu kayu. Menampakkan sebuah sosok pria paruh baya. Bu sinta akhirnya membukakan pintu dan mereka seperti membicarakan sesuatu yang sangat penting. Tapi lirikan aneh yang dipancarkan oleh Bu Sinta tepat ke arahku. Tak berselang lama, Bu Sinta memutarkan badan dan melirikku lagi.
"Rianti, bisa kau keluar sebentar?" tanya pria paruh baya itu terhadapku.
Aku beranjak dari kursi, dan melangkah keluar mengikuti pria paruh baya itu. Diluar, dia menatapku dengan tatapan yang memancarkan kesedihan, dan penyesalan.
"Rianti, ada sesuatu yang Bapak ingin bicarakan padamu." Ujar bapak itu sambil menatapku dengan tatapan sendu-nya.
"Ada apa pak? Silahkan Bapak bicara saja." Pintaku karena penasaran apa yang diinginkan bapak tua ini.
"Bapak harap kamu masih memiliki jiwa ketegaran sehabis mendengar ini."
"Iya, silahkan Bapak ucapkan maksud Bapak."
"Keluargamu.. keluargamu kecelakaan.. "
Aku membulatkan mata, secara tak sadar aku mulai meneteskan air mata.
"Bapak jangan bohong. Kata Mama bohong itu dosa." Teriakku masih tak percaya. Bu Sinta datang menghampiriku sambil memeluk tubuhku yang kecil.
***
"Rianti dengar, di perusahaan Papamu banyak sekali masalah yang harus paman selesaikan." Ucap paman Ronald.
"Ada apa paman? Apa semuanya baik-baik saja?"
"Semua tidak baik-baik saja, Rianti. Perusahaan papamu akan bangkrut. Dan jalan satu-satunya untuk menutup semua kerugian adalah menjual rumah rumah ini."
"Apa? Terus aku tinggal dimana? Apa aku akan tinggal dengan paman?" kataku hampir berteriak.
"Tidak, maaf Rianti. Paman akan ke London selama setahun, dan selama itu kamu akan paman titipkan ke panti asuhan."
"Tempat apa itu paman? Sepertinya aku pernah mendengarnya."
"Itu adalah tempat dimana kamu bisa mempunyai banyak teman. Rianti mau ya? Setelah setahun, paman akan menjemput Rianti."
"Iya paman, Rianti mau."
***
Aku duduk sendirian sambil memainkan gitar, tak peduli akan acara bakti sosial di panti ini. Aku hanya ingin kembali pulang. Sudah 3 tahun berlalu sejak paman menitipkanku ke panti ini. Semua yang kualami membuatku menjadi anak yang introvert dan tidak percaya akan orang lain.
Saat aku sedang sibuk memainkan gitar, ada seseorang yang menyentuh pundakku. Sontak membuatku menoleh kebelakang.
"Hei, permainan gitarmu sangat indah!" kata seorang wanita yang menyentuh pundakku.
"Si.. siapa kau?" tanyaku agak takut.
"Aku Nyonya Florenza. Aku tidak berniat jahat kok." Ucapnya sambil tersenyum.
Aku lalu melihatnya dari atas sampai bawah. Kuakui dia adalah wanita tercantik yang pernah kutemui, "Apa kau bidadari?" ucapku polos.
"Aku bukan bidadari aku manusia sepertimu."
"Kau sangat cantik."
"Lalu, siapa namamu?" tanyanya sambil mensejajarkan tingginya denganku.
"Aku Rianti.. Rianti Atika." Ucapku malu-malu.
"Um.. Rianti, maukah kau tinggal bersamaku?" katanya tiba-tiba.
"Apa kau orang baik? Kau tidak akan meninggalkanku seperti pamanku kan?" ucapku dengan polosnya.
"Tidak, sayang. Aku tidak jahat dan tidak akan meninggalkanmu." Ucapnya sambil tersenyum.
"Um.. baiklah aku mau." Ucapku sambil tersenyum manis.
Nyonya Florenza membawaku ke tempat Ibu Juwita, Kepala panti. Disana juga ada seorang paruh baya yang sangat tampan tersenyum manis kepadaku. Aku menunggu mereka menyelesaikan surat adopsiku. Setelah semua selesai mereka membawaku ke mobilnya dan kami bertiga pergi meninggalkan panti.
***
Setelah perjalanan 45 kami sampai di rumah yang tidak sebesar rumah papa dulu tapi terlihat nyaman. Di ruang keluarga rumah itu tampak seorang anak laki-laki.
"Papa.. Mama.." ucap anak laki-laki itu.
"Sayang, kamu sudah pulang dari sekolah?" tanya Nyonya Florenza.
"Iya ma. Aku tidak sabar ingin melihat adik baruku." Ia lalu menatap wajahku, "Apa dia adikku?" tanyanya antusias.
"Iya, sayang ini adik baru kamu." Sambil duduk di sofa dan diikuti Tuan Florenza. "Rianti, ayo duduk disini." Sambil menepuk sofa disebelahnya.
Aku pun duduk disebelah Nyonya Florenza. Dan anak laki-laki itu duduk disebelahku.
"Hai namaku Jason.. Jason Florenza." Katanya sambil mengulurkan tangannya.
"Ri.. Rianti.." katakusambil bersalaman dengannya.
"Rianti, sekarang kita adalah keluarga. Mulai sekarang kamu panggil kami bunda dan ayah. Dan Jason kakak." Sambil mengelus kepala anak laki-laki itu. "Oh ya, nama kamu mulai saat ini Nadira Olivia Florenza."
"Aku ganti nama?"
"Iya sayang, nama kamu sekarang adalah Nadira. Kamu dari keluarga Florenza. Kamu lupain kamu pernah di panti asuhan. Sekarang kamu anak papa dan mama."
"Ba.. baiklah. Ma.."
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro