12. RASA YANG NYATA
1 Bulan berlalu...
Sarah benar-benar sibuk belakangan ini dia pergi pagi sekali dari rumah baru yang kini dia serta ibu dan anaknya tempati dan pulang larut malam. Dia tahu sudah melewatkan banyak waktu dengan anak-anaknya, namun didalam hatinya Sarah selalu berjanji jika semua sudah stabil dan baik-baik saja dia akan merubahnya.
Salsa dan Raga belakangan ini lebih banyak mengahbiskan Waktu bersama dengan Fatma dan setiap tiga kali dalam satu minggu Rangga menemui mereka di rumah baru itu. Jika tidak memiliki anak mungkin Sarah tidak akan membiarkan Rangga tahu dimana dia tinggal saat ini namun kembali lagi, karena mereka memiliki dua anak yang masih sangat membutuhkan kasih sayang dan perhatian dari ayahnya maka dari itu Sarah memberitahukan kepada Rangga alamat rumah baru mereka, namun dia tidak pernah lagi bertemu dengan Rangga satu bulan terakhir ini.
Rangga sebenarnya bertanya-tanya di dalam hatinya tentang Sarah tapi tidak berani bertanya kepada Fatma, nyali yang ia miliki memang sangat payah. Tapi sepertinya Rangga harus berbicara perihal rumah lama mereka yang kini kosong dengan Sarah maka dia kali ini berniat untuk menunggu Sarah pulang ke rumah. Dia tidak bisa menghubungi ponsel Sarah karena Sarah mengganti nomornya, bahkan semua sosial media yang dimiliki Sarah juga sudah dia hapus.
Jelas sekali Sarah ingin menghapus semua kenangan antara mereka, Sarah seolah ingin menjadi wanita yang baru. Pennatian Rangga pun berbuah hasil yang manis karena saat ini dia melihat Sarah mantan istrinya yang masih saja cantik masuk ke dalam ruamh menggunakan blouse dan jaket denim yang baru kali ini Rangga lihat.
"Sarah," panggil Rangga membuat Sarah yang baru saja membuka sepatunya terkejut begitu melihat sosok Rangga ada diruang tengah rumah.
"Lo mau apa disini ? kenapa tidak pulang !" Sarah tidak menutupi rasa tidak Sukanya menatap Rangga ada disana. Bahkan sebutan untuk Rangga sudah berganti menjadi 'lo'.
"Aku perlu berbicara sama kamu," ujar Rangga namun Sarah tidak membalas dia terus melakukan kegiatannya dan Rangga mengikuti sampai ke dapur karena Sarah mengambil air minum untuknya.
"Please lo gak bisa kaya gini, lo balik deh. Kalau ada yang mau di omongin lo bisa bilang ke ibu gue atau ke pengacara gue." Sarah benar-benar kesal melihat Rangga ada di rumahnya hingga tengah malam begini.
"Sarah aku hanya ingin menanyakan perihal rumah lama kita," kata Rangga sambil menarik lengan Sarah agar tidak menghindarinya.
"Itu rumah kamu, atas nama kamu. Lagi pula aku bakal bawa anak-anak ke luar negri jadi erserah kamu mau di apakan rumah itu. Kalau kamu mau jual juga aku gak perduli !" ucapan Sarah itu membuat Rangga kesal dan terpancing emosi.
"Kamu gak bisa bawa anak-anak ke luar negri tanpa persetujuan aku. Aku juga orangtua mereka Sarah," kata Rangga tidak mau kalah dan alhasil pertengkaran diantara mereka pun terjadi. Fatma mendengar dari dalam kamar Salsa dan juga Raga dan untungnya kedua cucunya itu sudah tertidur pulas.
Rangga kemudian melihat Sarah meneteskan air mata dia ingin kembali bebricara ketika tangan Sarah mendorongnya untuk pergi dari rumah itu. Namun genangan air mata di pelupuk mata Sarah membuatnyahanya pasrah malam itu, namun Rangga berjanji dia akan kembali untuk melarang Sarah membawa anak-anaknya ke luar negri seperti yang di inginkan wanita itu. Jika Sarah masih tetap pada pendiriannya maka dia terpaksa menggugat hak asuh anaknya.
****
Selepas kepergian mantan suaminya itu Sarah langsung berlari menuju kamarnya dan mengunci pintu itu. Tanpa mengganti pakaiannya Sarah berbaring sambil memeluk dirinya sendiri,airmatanya jatuh begitu saja. Melihat Rangga masih sangat jelas mengoyak hatinya, membuat dia kembali mengingta kenangan manis sebelum hal mengerikan terjadi di rumah tangga mereka.
Satu bulan Sarah berhasil menghindarinya dengan kesibukan di café yang dia rintis tapi malam ini pria itu muncul lagi dan Sarah tidak bisa memendam airmata ini lagi. Dia memang sudah dua minggu ini mendapatkan tawaran pekerjaan di Los Angeles namun dia masih ragu untuk menerima atau tidak, karena jika dia pergi dia juga pasti ingin kedua anak dan orang tuanya ikut, hal itu membuat Sarah menjadi bingung. Tapi kini Sarah mendapatkan jawaban pasti, dia tidak bisa bertahan lama-lama di Indonesia terlebih di Jakarta satu kota dengan Rangga, dia tidak bisa.
Sarah harus menjauh dan membuat Rangga lenyap dari hidupnya, dia harus bangkit tanpa bayang-bayang pria itu lagi. Cinta yang dulu dia bangun kini membuatnya hancur hingga dia ingin gila jika mengingat kegagalan yang dia dan Rangga alami. Dia tidak menyangka cinta yang dulu sangat murni kini menjadi bom yang dapat menghancurkan segalanya.
Rangga masih bertahta disana dihati yang Sarah tahu kebenarannya, namun sakit yang di torehkan pria itu sungguuh membuatnya tidak lagi bisa bertahan dengan cinta itu. Dia mencintai namun juga tersakiti, katakana bagaimana caranya dia bisa lepas dari semua belenggu ini ?
Begitu manisnya hingga airmata Sarah tidak pernah habis menangisi kisahnyadan Rangga. Ketukan pintu kamar membuat Sarah segera menghapus air matanya dan segera membuka pintu karena dia tahu itu pasti ibunya.
"Ibu," ucap Sarah dengan suara pelan menahan tangis yang kini kembali ingin dia luapkan.
Fatma menarik tangan Sarah untuk duduk di pinggiran tempat tidur, dia mengusap kepala Sarah dengan sayang. Sarah tidak tahan, dia menumpahkan semua rasa sedih kecewa marah yang emnajdi satu saat ini. "Sarah Lelah buk, Sarah benar-benar Lelah." Fatma hanya diam sambil menetesakn airmata. Ini memang masa-masa sulit Sarah dan dia juga tidak bisa berbuat banyak.
Fatma membiarkan Sarah yang perlahan lelah menangis dan kini tertidur dengan masih berbekas airmata di seluruh wajahnya. Fatma tahu hanya waktulah yang bisa membuat Sarah sembuh dari lukanya.
Sebelum Fatma keluar dari dalam kamar dia kembali melihat tubuh Sarah yang kini tertidur pulas dia tersenyum dan menarik napas dalam, dia mendengar semuanya dan jika memang Sarah ingin pergi dari kota ini Fatma akan ikut kemanapun Sarah mau dan tentunya bersama anak-anak mereka.
Bersambung...
Ayo dong, mana nih komentarnya... ❤
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro