Chapter 9 : Tasya memintaku untuk putus denganmu
Tasya mengetahui segalanya tentang Dewa. Dia sering datang kerumah Dewa dan menjadi dekat dengan semua anggota keluarga Dewa. Aku sangat sakit saat melihat itu semua. Perasaan ku saat ini benar benar kacau, kesehatanku menurun drastis dan harus dirawat di rumah sakit selama seminggu. Saat dirumah sakit Dewa salalu mengunjungiku setelah pulang sekolah. Dia terus menyemangatiku, tapi dia tidak tau penyakit apa yang aku derita. Tapi dia cowok yang sangat menyayangi pacarnya. Ntah kenapa aku benar benar berasakan sesuatu yang berbeda darinya.
"Cepatlah sembuh, disekolah gak ada yang membuat ku senang kecuali lo"
Seminggu dirumah sakit telah berlalu. Aku pulang kerumah dengan sambutan hangat dari ibu dan Dewa. Keluarga ku dan Dewa sudah dangat dekat terutama dengan ibuku. Aku senang melihat keluarga ku bahagia.
"Lia! Aku pulang dulu, bunda sudah menelpon ku dan menyuruhku untuk pulang. Besok pagi aku gak bisa jemput kamu. Aku akan ada diasrama besok. Biasa ada pertandingan basket yang harus aku lakukan."
Keesokan harinya, aku pergi kesekolah dengan kak Rasyid. Dia mengantarku sampai pintu gerbang sekolah. Dia tersenyum lebar dan menyemangatiku aku benar benar senang.
Setelah selama seminggu tidak hadir ke sekolah aku merasa ada yang aneh dengan sekolahku. Iya itu benar, aku tidak melihat para cogan cogan anak basket di sekolah. Ya mereka kan sedang Pertandingan mana mungkin mereka ada di sekolah. Aku menyusuri lorong sendirian menuju loker ku. Aku mengambil beberapa buku pelajaran yang ku simpan disana dan menuju kelas.
"Hai, gadis cupu!" Teriak Tasya dari arah sebrang loker ku
Gadis itu menghampiriku dan menarik kerah bajuku dengan kencang. "Apa yang kamu lakukan?" Aku mencoba untuk melepas tangannya dari kerah bajuku.
"Apa yang aku lakukan? Hah! Seharusnya aku yang bertanya seperti itu kepadamu?!" Mendorongku sampai aku tersungkur ke lantai
"Lo tu gk punya malu apa? Dewa itu gk cocok sama lo. Dia tu cocoknya sama gue!"
"Tasya! Apa sih masalahnya. Bukannya lo yang mutusi Dewa dulu. Sekarang setelah tau siapa Dewa, kamu mau merebutnya dari ku?"
"Hah? Merebut? Bukannya lo yang merebut Dewa dari ku. Dan iya lo tu cuma sebagai pelampiasannya aja. Dia tu gk cinta sama lo, dia cintanya sama gue!"
"Emangnya kenapa kalau dia gk cinta sama gue? Tapi kan..."
"Tapi apa? Keluarganya dekat sama lo? Eh lo harus tau ini ya... gue dan Dewa itu sejak dulu sudah di jodohkan jadi dia adalah milikku. Dan gue harap lo jauh jauh dengan Dewa sekarang ini"
Setelah lama kami berdebat tiba tiba Bu Murni dan para guru yang lain datang. Mereka berjalan menuju kelas masing masing untuk mengajar. Anak anak yang melihat itu, semuanya langsung lari ke kelas mereka masing masing termasuk aku dan Tasya.
Saat jam pelajaran berlangsung aku hanya duduk terdiam dan tak jarang aku melamu. Pak Jumilan salaku Guru Bahasa Inggris lintas Minat beberapa kali menegurku dan menanyakan apa yang terjadi denganku. Tapi salah satu temanku yaitu ketua kelas Ray bilang kalau aku baru saja keluar dari rumah sakit dan membuat pak Jumilan menyuruhku untuk pulang kalau aku masih sakit.
Pelajaran telah berakhir aku memikirkan apa yang dibilang oleh Tasya tadi. Sumpah itu bener bener nyesek di dadaku. Tapi aku bingung kalau memang Dewa menjadikan ku pelampiasannya aja untuk apa aku tetap bertahan dengannya.
"Hayo... kamu kenapa sih?" Kajut Zera
"Aku tidak apa apa kok"
"Lia! Bagaimana keadaan mu?" Tanya Laras yang ada dihadapanku
"Sekarang sudah membaik"
"Ish... kenapa kamu jawabnya kayak gitu sih. Gak kayak biasanya?"tanya Laras kembali.
"Hmm... sepinya gk ada para cogan cogan ganteng yang biasanya datang kekelas" celetuk Laraz
"Siapa?" Tanya ku
"Ish... ya sapa lagi kalau bukan Kak Dewa, Kak Barga, Kak Leo, Jeno dan anggota tim basket lainnya" jawab Laras
"Hah?! Emang Jeno ikut dalam tim basket Dewa?" Tanya Zera heran
"Astaga teman temanku ini... maksudku tu cogan cogan gak ada yang turun termasuk Jeno dan tim basketnya Dewa. Kan mereka ganteng ganteng tu" jelas Laras
"Hmm... iya iya. Oh iya kemana Jeno? Dia ada acara apa?" Tanya Zera
"Jeno ada perlombaan panahan di Ngawi. Jadi dia gak akan turun selama 3 hari. Mungkin lusa baru ada tu anak" jawab Laras
Aku dan teman teman menghabiskan hari ini bersama tanpa ada para cogan pengganggu yang menghantui kami. Tapi aku selalu mendapat ancaman dari Tasya agar meninggalkan Dewa.
Saat pulang sekolah dan aku ingin mengembalikan beberapa buku dan alat tulis yang ada di dalam loker ku aku melihat ada sebuah sticky note yang menempel di pintu lokerku.
Note : Jauhi dia atau kamu nangung resikonya🙃
Setelah membaca itu aku tau siapa pelakunya tapi aku gak mau buruk sangka dulu dengan Tasya. Sumpah selama Dewa dan Jeno gak ada nemani aku di Sekolah serasa seperti banyak sekali pembunuh bayaran yang siap mengincar nyawa ku.
Hari hari telah ku lewati, aku terus menerus mendapatkan sticky note berisi ancaman di lokerku. Aku tidak membuang sticky note berisi ancaman itu tapi aku menyimpannya di buku catatan ku yang khusus untuk sticky note yang penting.
Hari ini adalah hari dimana para anam basket kembali ke sekolah. Aku tidak sebenarnya kapan mereka pulang dan Dewa pun gak ada telpon atau nge chat aku kapan pulang. Tiba tiba saja beberapa menit sebelum bel masukan Dewa datang ke kelasku. Dia membawa beberapa bingkisan di tangannya. Dia menaruh bingkisan itu di mejaku. Aku bingung kenapa dia lakukan itu, wajahnya yang datar membuatku sedikit takut. Dia terlihat seperti pertama aku melihatnya.
"Ini untuk mu, my Jeon Somi. Aku membelinya khusus untukmu" ucapnya
"Apa ini?"
"Ada beberapa coklat, make up, permen dan ada boneka untuk mu. Aku membelinya untuk Somi ku tersayang, sebagai permintaan maaf ku" wajah Dewa menjadi Cute seketika yang membuat ku tersenyum lebar.
"Hmm... terima kasih Lucas NCT KW. Aku suka dengan hadiahnya tapi apa gk berlebihan?"
"Hmm... ya sudah kalau ditaruh disini akan ketahuan tu sama guru guru nyeselin. Ya udah aku taruh di loker ku dulu atau lokermu aja."
Bunyi bel masukan berbunyi. Dewa bergegas untuk menaruh barang barang yang dia berikan ke lokerku dan saat itu aku lupa bahwa ada orang yang menerorku.
Dewa memegang kunci cadangan lokerku. Dia membuka dan melihat ada sticky note yang berisi ancaman yang sama kepadaku. Dia mulai mencurigai seseorang. Dia memandang sekeliling ruangan itu. Cowok itu mulai membongkar isi lokerku dan dia menemukan buku catatan khusus sticky note yang disitu berisi ancaman yang kudapatkan. Dia benar benar marah. Tapi apa boleh buat saat itu dia dipantau oleh pak Siwa yang berada di pojokan. Cowok itu mendapat hukuman push up sebanyak 100 kali dalam waktu 1 menit dan Dewa berhasil melakukannya karena sudah biasa mendapatkan hukuman itu.
Setelah itu Pak Siwa mengantar Dewa ke kelasnya agar tidak membuat ulah. Saat itu jam pelajaran Bu Jane guru yang cantik dan manis. Bu Jane adalah guru favorit bagi anak murid nya. Pokoknya ada 3 guru yang sangat di senengi para muridnya yaitu Bu Jane sebagai guru Sejarah Indonesia, Bu Enny sebagai guru Matematika Umum dan Bu Riska sebagai Guru Geografi. Mereka ber3 adalah guru andalan semua murid.
"Assalamualaikum" Dewa masuk aja tanpa minta izin dulu ke Ibu Jane.
"Habis dari mana kamu Dewa?" Tanya bu Jane
"Tu habis sama Pak Siwa" sambil menunjuk keluar kelas.
"Dah lah bu. Saya sudah diantar sama tu Pak Siwa untuk masuk kelas dan ibu mau antar saya keluar kelas lagi?"
"Seterahmu dah Dewa"
Dewa ya seperti itu semua guru sampai malas untuk meladenin dia. Tapi gitu gitu Dewa adalah anak terpintar di sekolah.
Saat jam Istirahat Dewa bergegas untuk datang ke Kelas ku. Aku bersama teman teman baru saja merencanakan untuk makan dikantin tiba tiba cowok itu datang dan menarik ku keluar dari kelas. Dia membawaku ketempat biasa yaitu tempat dimana Miss-K tinggal
"Apa ini?" Menunjukan semua sticky note yang menempel dibuku catatanku
"Kau dapat dari mana?" Aku berusaha untuk mengambilnya dari tangan cowok itu
"Lia! Aku kan sudah bilang. Kalau ada yang tidak beres di sekolah bilang jangan diam. Ini kamu tau siapa pelakunya?" Dewa menunjukan raut wajah marah serta khawatir
"Itu..."
Dewa tiba tiba saja pergi dari datapanku menuju lantai atas dimana letak kantin dan disitu aku mengikutinya dari belakang untuk mencegahnya melakukan keributan.
"Dewa!"
"Dewa... hentikan Dewa"
Aku teriak tapi dia tidak menghiraukan semua yang aku katakan kepadanya.
"Tasya? Dimana kau?"
"Tasya! Keluar kau dari persembunyian lo"
Dewa sangat marah dia mengacak acak kelas 12 dan juga kantin. Pada saat dikanti Dewa melihat cewek itu dan dia...
"Ini lo kan yang lakuin!"
"Lo berani saat gue dan yang lainnya gk ada. Pengecut lo"
"Hmm... apa ini? Oh iya emang gue yang lakuin! Emang kenapa"
"... kalau lo bukan cewek lo sudah habis ditangan gue saat ini juga"
"Mmm... gue mau bilang. Kita ini dah dijodohkan dan iya aku hanya bilang ke cewek cupu itu untuk pergi ninggalin lo. Apa salah gua"
"Dewa lebih baik kita pergi dari sini jangan buat kacau"
Dengan hati yang sangat kacau dia pergi agar dia gak melewati batasnya. Dia keluar dari situ dan hilang entah kemana. Aku mencarinya tapi tidak ketemu sampai jam istirahat telah habis.
"Dewa! Lo dimana? Jangan buat gue takut"
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro