Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Chapter 26 : Thawa (ini kenangan kita)

Setelah kejadia itu Dewa sering mendatangi makam Lia dan berdoa disana. Tak jarang cowok itu bercerita tentang apa yang terjadi di hari harinya.

"Lo tau, gue sekarang bertugas di Surabaya, jadi gue bisa ketemu lo setiap hari!"

"Tadi Dewa datang ke makam Eyang, Dewa berdoa agar Eyang bahagia melihat Dewa disini"

Sudah satu tahun sejak kepergian Eyang dan Dewa juga dipindah tugas di Surabaya. Hari hari Dewa sekarang sudah berangsur membaik karena permintaan Lia kepadanya agar terus berbahagia.

"Gue sudah bahagia. Rumah lo gak jadi dijual jadi gue sering nginep di rumah lo. Kak Rasyid dan Kak Dewi sudah bertunangan jadi keluarka kita menjadi satu! Gue seneng melihat kakak gue yang selama ini mengorbankan kebahagiaannya untuk gue."

"Lia, gue dah baca semua isi buku yang lo tulis. Sangat menyedihkan, kenapa lo hanya berfokus pada gue!"

Cowok itu bercerita di pusaran makam Lia dengan bahagia.

Dalam kotak kenangan itu Dewa mendapati sebuah buku Novel yang Lia tulis dengan kaliamat seadanya dengan ejaan yang dibilang gak sempurna tanda baca yang amburadul tapi itu ditulis dengan perasaan yang sangat mendalam. Dewa membaca bagaimana cewek itu menceritakan dia dari dia diputisi Tasya sampai Lia harus dirawat di rumah sakit.

Dewa sangat senang dengan cerita yang Lia buat olehnya. Cowok itu terus membaca berulang kali buku yang ditulis Lia dengan penuh perasaan. Dia melihat banyak lembar yang tintanya memudar karena air mata yang menetes saat penulis buku itu mencurahkan semua isi hatinya, bagaimana menggambarkan sosok Dewa yang penuh perhatiaan dan membuatnya senang selama sisa hidupnya.

Cowok itu pulang meninggalkan Lia disana. Sampainya di Rumah cowok itu disambut oleh kedatangan kedua sahabatnya yang baru pulang dari luar negeri saat mengambil kuliah di luar. Tanpa basa basi mereka mengajak Dewa untuk bermain basket seperti biasa mereka lakuka  dulu.

"Apa kabar Bro, masih hebat kah komandan kita ini memainkan basket" ejek Barga sambil memainkan bola.

"Tentu aja anak kuliahan! Gue gak akan pernah kehilangan kehebatan gue!"

"Ya elah mengambil bola ditangan Barga aja lama!" Ejek Leo yang membuat suasana kembali seperti di Zaman mereka masih sekolah.

Mereka bermain basket sampai matahari terbenam, permainan basket tersebut di menangkan oleh Dewa.

"Lo gak mau cari pengganti Lia!" Ujar Barga yang duduk disampingnya Dewa.

"Lagi cari! Tapi cewek yang gue temuain tidak bisa membuat hati gue nyaman senyaman gue dengan Somi gue" canda Dewa.

"Yaelah, emang,sih, gak bakal ada yang bisa menggantikan Lia di dalam hidup lo. Tapi ya lo harus cari lah"

"Lo bagaimana dengan Laras Ga? Masih berhubungan! Kalian LDR kan. Laras di Makassar dan lo di Amerika?" Tanya Dewa sontak membuat Barga terkejut.

"Ya gitu deh"

"Leo lo bagaimana sudah cari belum? Bilangnya cewek di Jepang cantik cantik" ujar Dewa meledek.

Percakapan mereka benar benar membuat kondisi seperti sedia kala. Ntah apa yang merasuki mereka, mereka mengenang semua yang terjadi beberapa tahun yang lalu dan berencana untuk kembali kesekolah.

"Kapan kapan kita kesekolah yuk, lihat bagaimana peruhanan sekolah tanpa lo Dew?" Ajak Barga

"Ayok. Sapa takut, pasti semua guru disana merindukan gue, apa lagi bu Murni dan R2J itu!" Ujar Dewa.

Keesokan harinya mereka berkunjung ke SMA Nusa Bangsa sembari mengenang semuanya yang telah terjadi. Seluruh pasang mata yang ada di sekolah itu menatao mereka bingung dan ada beberapa menyapa mereka. Mereka bertiga sangat dikenal di SMA karena bakat mereka saat menjadi tim Basket yang legendaris tersebut. Mereka mendatangi kelas Lia yang berada di lantai 2. Cowok itu melihat ada seorang cowok duduk ditempat Lia.

Saat itu juga Dewa melihat tempat duduknya diduduku seorang cewek. Dia datang ketempat biasa nongkrong dan mengenang bagaimana dia konser di Kantin. Menangis di temani Miss-K dan lainnya sampai mereka bertemu dengan Bu Murni dan R2J.

Dewa dan teman temannya menyapa Beliau dengan sopan. Tapi tidak menghilangkan sedikitpun kenakalan mereka di hadapan guru tersayang merekan itu.

"Hallo ibu cantik, sudah lama gak ketemu! Ada yang kangen Dewa gak ya?" Ujar Dewa mengundang tawa murid murid yang melihatnya.

"Hmm... ngapain alumni datang kesini? Mau sekolah lagi" ujar Bu Murni sambil tertawa membuat mereka senang.

Guru dan mantan murid itu berkumpul dikanti biasa Dewa nongkrong mereka bercerita banyak tentang apa yang terjadi setelah mereka lulus. Bu Murni, Bu Jane, Bu Rosse, Bu Riska tetawa bersama saat mengenang bagaimana nakalnya anak muridnya dulu yang membuat darah tinggi kumat. Apa lagi saat mereka membuat ulah di koridor dekat loker yang membuat pak Saiful dan pak Siwa kewalahan menghadapi mereka apa lagi Pak Zain dan Pak Yaqin yang menghukum mereka.

"Sekarang anak nakal ini sudah jadi kapten ya!" Ujar bu Murni.

"Barga kamu kuliah di Amareka kan! Jurusan apa?" Tanya Bu Jane.

"Jurusan kedokteran Bu!"

"Wah bagus itu. Kamu Leo kuliah dimana?"

"Dewa gak ditanya bu?" Ujar Dewa sebal

"Kamu kan gak kuliah Dew, kamu tu adalah abdi negara sekarang!"

"Saya kuliah di Jepang. Dapat beasiswa disana! Jurusan matematika"

"Wah kalian ini keren ya, kami bangga sama kalian walau semasa kalian disini membuat kami naik darah"

Setelah lama berbincang bincang mereka bertiga pamit pulang. Ada beberapa bingkisan yang diberikan oleh Dewa dan teman teman kepada seluruh guru yang pernah dibuat Dewa naik darah dan juga bangga karena prestasinya.

Pernikahan Dewi dan Rasyid akan diadakan hari ini. Persiapan sudah selesai disiapkan. Dewa yang berada dikamarnya menatap cermin dengan PD nya sama seperti dulu.

"Wah... begitu tampannya pangeran keraton ini!"

Dewa menatap cermin, membuat bundanya yang ada di depan pintu kamarnya tertawa geli.

"Sudahlah... pengantin pria akan segera datang"

"Tunggu dulu Bun, pangeran kraton lagi ngaca dulu"

"Iya deh... bunda tunggu dibawah ya"

"Siap bun"

Cowok itu terkekeh geli saat melihatnya menggunakan pakaian adat Jawa untuk mendampingi pernikahan kakaknya tersebut.

"Bagaimana Somi? Lucas dah tampan kan" ucap cowok itu menatap foto pacarnya tersebut.

Dewa turun kebawah dan melihat kakaknya dibalut pakaian adat jawa yang kental terlihat sangat cantik.

Setelah acara pernikahan dan resepsi selesai akhirnya kebahagaiaan menyelimuti kedua keluarga tersebut.

"Om, Tante, bukan Dewa yang jadi menantu om tante tapi apa boleh Dewa panggil Om dan Tante dengan sebutan Mama Papa sama seperti Lia memanggil kalian" tanya Dewa di hadapan seluruh keluarga.

"Tentu saja boleh. Kamu adalah putra mama dan papa. Lia sangat sanyang dengan mu dan kamu juga sayang sama Lia"

Keluarga itu sangat bahagia. Terlepas dari kesedihan mereka. Setelah menunggu sekitar 1 tahun lamanya setelah pernikahan kakak nya Dewa mendapatkan kabar bahwa dia mendapat seorang keponakan perempuan yang baru dilahirkan oleh kakak nya. Dewa datang membawa seluruh hadiah untuk keponakan kecilnya. Cowok itu menggendong keponakannya itu dengan penuh kasih sayang dan haru.

"Dia begitu mirip dengan Lia waktu bayi" ujar Rasyid membuat terkejut cowok tersebut.

Akhirnya Dewa bisa melihat kebahagiaan yang selama ini sirna dari hidupnya. Aku senang lihat keluarga itu senang dan Dewa dia mendapat seorang yang bisa membuatnya nyaman di dalam hidupnya dan membangun kehidulan yang sangat indah bersama keluarga.

-The And-

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro