Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Chapter 25 : Thawa (terimakasih! aku tak akan melupakan mu)

Setelah pulang dari pemakaman, Dewa hanya terdiam di kamarnya meratapi semua kanangan yang diberikan Lia kepadanya. Bundanya menyuruhnya untuk turun tapi pintu kamar Dewa tertutup rapat rapat.

"Mbak Devina, dimana Dewa? Kenapa gak turun" ucap tante Chacha selaku adik kandung dari ayahnya Dewa.

"Dewa masih dalam keadaan terpuruk nya, dia sangat sayang dengan Eyangnya!" Jawab Devina dengan sedih.

"Tante, kakak Dewa tampan ya, mau Sinta kenalkan sama teman Sinta, dia suka sama kakak Dewa!" Canda sepupu Dewa yang membuat sebagian orang  diruangan itu tertawa.

"Kak Dewa tu sudah punya pacar! Ada tu fotonya di kamarnya!" Sahut salah satu sepupunya lagi.

Dewi yang mendengar itu tersenyum kecil dengan kesedihan yang mendalam saat melihat Rasyid berada di ruangan itu juga menunggu kehadirannya.

"Bagaimana keadaan Dewa?" Gumam Rasyid yang berada disamping Dewi.

"Anak itu mengunci diri didalam kamarnya" jawab Dewi sambil menegarkan hati.

"Kemarin Jeno memberitahu dia tentang Lia" ujar Rasyid

"Aku sudah dengar itu, bahkan sahabat Dewa dan Lia sudah mengetahui apa yang terjadi berkat Jeno"

"Jeno tidak bisa memendam nya sendiri! Aku senang dengan ini Jeno sudah bisa bernafas lega" ucap Rasyid.

"Aku mau ketemu Dewa sebentar" ucap Rasyid melangkah kekamar Dewa.

Diikuti oleh Dewi dari belakang Rasyid perlahan mengeto k pintu kamar Dewa yang tertutup rapat. Entah apa yang di buat cowok itu didalam, tapi cowok itu tidak mungkin melukai dirinya sendiri karena merasa kehilangan.

"Dewa, ini Rasyid. Ada yang ingin aku bicarakan kepadamu!" Ucap Rasyid dijawab hening.

Cowok itu menatap pintu kamarnya yang tertutup rapat, perlahan dia membuka pintu itu dan menjumpai Kak Rasyid dan Dewi di baliknya.

"Masuk lah!" Ujar Dewa berat

Rasyid masuk kedalam kamar Dewa bersama Dewi disampingnya. Keadaan Dewa benar benar kacau, banyak foto kebersamaan nya dengan Lia berceceran di lantai, boneka yang ia beli, pernak pernik dari noton konser dulu dia biarkan berhambur di lantai. Cowok itu hanya tersenyum pahit melihat Rasyid dan Dewi terkejut dengan semua yang terjadi dikamar itu.

"Aku tidak papa!" Ucap Dewa mengambil tempat di ranjangnya yang kosong.

"Kamu sudah tau yang terjadi, maaf kan aku, Lia memintaku agar tidak menceritakan ini--" ucapan Rasyid dipotong.

"Tidak papa, ini salah ku, seharusnya aku lebih mengerti tentang keadaannya dan tidak semena mena dengan nya!" Ucap Dewa sambil tersenyum getir.

"Kak Dewi, aku tau ini gak mudah buat lo, tapi tuhan berkata hanya kau dan kak Rasyid yang bisa bersatu! Maafkan Dewa membuat kakak susah" cowok itu menggenggam tangan Dewi dan Rasyid lalu menyatukannya.

"Semoga kalian bahagia, Dewa harap kalian bisa bersatu menjadi keluarga! Lia disana pasti senang mendengarnya!" Cowok itu tersenyum menatap foto Lia yang ada di sampingnya.

Setelah saling meminta maaf dan terima kasih, Rasyid memberikan ponsel Lia yang selalu ramai dengan pesan dari Dewa. Rasyid bercerita bahwa Lia selalu menangis jika mendengar suara notifikasi pesan dari Dewa. Cewek itu sangat lemah tapi berusaha tegar. Apa lagi saat dia mengirim pesan dia tidak bisa  memenuhi janjinya. Selama 2 hari dia menangis dikamarnya tidak mau makan.

Rasyid meminta izin untuk pulang dan membiarkan Dewa mengenang adik tersayang nya tersebut. Setelah melihat Rasyid dan Dewi keluar dari kamarnya. Cowok itu melihat dua buah CD yang ia temukan di dalam kotak tersebut. Cowok itu mengambil laptopnya dan memutar salah satu CD tersebut.

"Untuk Dewa 1" batin Dewa lalu memutar CD tersebut.

CD pertama berisi potongan potongan video dan foto kebersamaan mereka, bahkan cover lagu yang iya nyanyikan untuk Lia ada disana. Kali ini dia mengetahui apa yang cewek itu minta adalah sebuah kenangan yang dia bisa kenang untuk selamanya tapi tidak bisa dia ulang kembali. Senyum bahagia sekilas melukis di wajahnya sembari perlahan berubah menjadi kesedihan. Air matanya terjatuh melihat semua kenangan yang Lia buat untuknya. Cowok itu tidak menyangka bisa melihat kembali masa lalunya yang begitu bahagia bersama seorang gadis bernama Thalia. Bermain di halaman rumah Lia bersama Zera, Laras, Barga dan Leo membuat kenangan yang sangat indah di pohon tua tempat tinggal Miss-K membuatnya tertawa bahagia meski diselimuti kepedihan mendalam

"Sejak kapan kau mengumpulkan semua ini?!" Tawa kecil Dewa keluar setelah video itu habis.

"Khusus Untuk Lucas NCT KW yang ku sayang" membaca judul di CD itu yang membuat cowok itu mengerutkan dahinya penasaran.

"Aku juga sayang dengan mu Jeon Somi" gumamnya.

Saat membuka isi video itu, Dewa dihadapkan dengan sesosok yang sangat ia sayang. Ya isi video itu adalah Video Lia yang merekam dirinya sendiri, dalam kondisi lemah dibalut pakaian rumah sakit serta infusan di tanyannya membuat air mata Dewa menetes.

"Assalamualaukum, apa kabar Lucas NCT, sudah lama tidak bertemu. Maaf Lia gak bisa memenuhi semua janji Lia. Tapi Lia yakin Lucas bisa bahagia tanpa Lia. Oh iya jangan lupa jaga kesehatan, Lia baik baik aja kok. Jangan sedih ya, kalau Lucas rindu Lia tonton aja tu stage nya Somi atau lihat lah keluar saat malam yang ada banyak bintang, Lia ada di salah satu bintang tersebut. Selamat ya atas pelantikan Komandan ku, maaf gak bisa hadir. Lia ada di Rumah sakit di Singapura jadi gak bisa datang. Oh iya Lia juga sudah mengikuti ujian akhir di sini, sisa nunggu hasilnya aja!" Video Lia terus terputar.

Cowok itu hanya bisa mengelus layar laptop miliknya yang memutar video Lia. Dia senang melihat Lia bisa bahagia seperti itu. Ntah mengapa jantungnya terasa sakit melihat video itu lebih sakit dari pada beberapa saat lalu setelah mendengar Jeno berkata jujur kepadanya. Hanya tangisan yang terdengar dari kamar Dewa.

Seluruh keluarga yang ada di bawah mendengar suara tangisan Dewa yang begitu kencang tidak terima bahwa kedua orang tercintanya meninggalkan dia begitu cepat. Tanpa bertemu sebelum kepergian mereka membuat penyesalan di dalam benak cowok tersebut. Para sepupunya hanya bisa terdiam tidak tau menahu apa yang telah dirasakan cowok itu.

Kak Dewi yang sedang membantu menyusun makanan untuk para tamu yasinan memanggil Dewa turun ke lantai bawah membantu ayah dan omnya menyambut tamu.

Dengan berat dia melangkah menuruni tangga, dengan tatapan kosong dia turun melewati semua orang yang ada menuju ruang tamu menyambut para tamu.

"Kak Dewa sangat sedih ya Kak Dewi?" Tanya salah satu sepupunya.

"Dia masih dalam keadaan terpuruk" ujar Dewi

Salah satu sepupu Dewa yang bernama Sinta masuk kedalam Kamar Dewa, cewek tersebut berteriak melihat kekacauan di dalam kamar Dewa. Seluruh sepupu Dewa dan om tante nya masuk ke dalam kamar itu melihat apa yang tengah terjadi.

"Kamu kenapa Sin?" Tanya Dewi.

"Ada seorang gadis berbaju putih sedang tersenyum tadi disana" ujar cewek tersebut menunjuk kearah ranjang Dewa.

Semua orang bingung setelah melihat apa yang di tunjuk oleh Sinta. Dewa yang mendengarnya menyuruh keluarganya keluar dari kamarnya dan cowok itu mengunci kamarnya rapat rapat.

"Kak Dewa? Siapa gadis itu? Dia tersenyum kepadaku! Dia sempat memberikan namanya kepadaku, siapa Tha---"

"Thalia!" Ucap Dewa sepontan membuat seluruh keluarga terkejut.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro