Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Chapter 20 : UAS

Waktu berjalan begitu cepat. Dewa sudah melakukan UNBK dan USBN di susul oleh Lia yang melakukan Ujian kenaikan kelas. Dengan wajah penuh berseri Dewa selalu mengejek adik kelasnya yang sibuk mempersiapkan ujian kenaikan kelas yang akan diadakan sebentar lagi.

"Selamat bertempur di medan perang adik adik ku!" Ucap Dewa saat melihat adik kelasnya sedang sibuk dengan bukunya.

Cowok itu tanpa memikirkan apa yang di katakan orang lain dia langsung masuk ke dalam kelas Lia yang sibuk untuk mempersiapkan Ujian mereka.

"Ada yang bisa yayang Dewa bantu?!" Ujar Dewa mengambik buku paket Fisika Lia di meja nya.

"Sudahlah, gue lagi sibuk, pergi sana lo!" Cewek itu mendorong tubuh Dewa yang ada disampingnya.

"Lah, dibantuin kok gak mau sih yayang!" Ucap gemes Dewa sambil mengacak acak rambut pacarnya.

Dewa menarik kursi dan duduk tepat disamping Lia. Cowok itu menatap pacarnya dengan begitu serius dan beberapa kali melihat apa yang ditulis Lia dibukunya.

"Mau aku bantu!" Dewa mengambil buku catatan Lia tapi dengan sigap di tahan oleh cewek itu.

Lia hanya menatap mata Dewa dengan sadis sebagai penolakan bantuan yang diberikan Dewa.

"Sebentar!" Setelah berdiam cukup lama di samping Lia. Cowok itu langsung pergi ntah kemana.

Lia merasa sedikit tenang karena cowok itu sudah tidak ada disampingnya.

Tak berselang lama cowok itu kembali kekelas Lia membawa setumpuk buku catatan dan juga laptop miliknya dan dia berikan ke Lia.

"Nih, gue tau lo pasti kesulitan dan lo gak mau gue ajari secara langsung. Jadi gue bikin catatan sama beberapa video belajar. Belajar yang rajin ya yayang Dewa, jangan ngecewain dewa dengan nilai yayang yang jelek ingat!" Dewa mengelus pelan rambut Lia dan pergi ke luar membuarkan Lia fokus belajar.

Banyak pasang mata yang melihat semua perlakuan Dewa ke Lia yang membuat mereka iri apa lagi Tasya yang benar benar di tentang oleh orang tuanya untuk dekat dengan Dewa apa lagi membuli Lia hanya bisa berdiam diri di luar kelas Lia.

"Ayo pulang bareng!" Ujar Dewa yang datang tiba tiba.

"Tapi--" Lia mengikuti kemauan Dewa dan pulang bersama.

Saat sampai didepan rumah Lia bukannya berpamitan untuk pulang dia malah nyelonong masuk ke dalam rumah Lia seperti rumahnya sendiri. Kedatangannya disambut oleh Papa dan mama Lia yang ada diruang tamu.

"Assalamualaikum, om, tante" salam Dewa diikuti Lia yang ada di belakang nya.

"Kalian sudah pulang? Bagaimana tadi disekolah? Apa pelajarannya susah?" Tanya mama sambil menyiapkan makanan.

"Hari ini sangat sibuk tadi, tapi Dewa bisa atasi. Dan pelajaran hari ini hanya jam kosong untum kelas 12 tante!" Ucap Dewa sambil membantu mama menyiapkan makanan di meja makan.

"Umm... enak ya kalau sudah selesai semua!" Ujar mama sambil tertawa kecil

"Tapi kasihan Lia tante, dia harus belajar lebih keras agar bisa menyaingi Dewa!" Ucap Dewa spontan.

"Om dengar kamu gak kuliah Dew? Kenapa? Padahal om lihat nilaimu bagus malah sempurna lagi?!" Tanya Papa yang duduk di kursi meja makan.

Cowok itu menggaruk tengkuknya sembari memberikan jawaban yang tepat atas pertanyaan papa nya Lia "Hmm... soal itu! Nanti om tau sendiri lah, doakan Dewa yang terbaik aja!"

"Pasti lah Dewa, kami selalu mendoakan yang terbaik untuk mu?" Ujar mama dengan senyum.

"Ma, Lia ganti baju dulu ya!" Ucap Lia dan pergi kekamarnya.

"Cepetan ya, kita makan sama sama!" Teriak mama dari dapur.

Setelah menunggu lama, akhirnya Lia keluar dan melihat keluarganya sudah berkumpul dimeja makan begitu juga dengan Dewa. Dewa sudah dianggap anak oleh mama dan papa jadi tak heran kalau dia bisa masuk kedalam rumah Lia dengan santai dan makan dimeja makan yang sama dengan keluarga Lia.

"Dewa! Bagaiman kabar Dewi?" Tanya Rasyid yang membuat semua orang menatapnya bingung.

Dewa menatapnya sambil mengerutkan dahinya " Dia baik baik aja! Emangnya kenapa kak? Kakak suka sama Kak Dewi?" Tanya cowok itu spontan yang membuat pipi Rasyid memerah.

"Tenang aja, Kak Dewi menunggu lamaran kakak kok. Dia bahkan menolak banyak cowok untuk kakak aja?" Ucapan Dewa menambah malu Rasyid dan membuat bingung keluarganya.

"Sudah lah, habiskan makanan kalian! Dewa mau nambah" ujar mama sembari mencairkan suasan.

Setelah makan bersama selesai Dewa membawa semua buku dan perlengkapan yang lain ke halaman belakang dan menyeret tangan pacarnya keluar kamar dan menyuruhnya belajar di halaman belakang rumah Lia. Cowok itu mengajari Lia dengan sangat hati hati sampai pacarnya mengerti betul dengan materi itu. Cowok itu menjelaskan dengan cara yang simpel dan mudah di mengerti dan mempersingkat waktu yang dibutuhkan saat mengerjakannya seperti pelajaran Fisika, kimia, dan matematika.

Hari pertama UAS, Dewa mengantar ceweknya tersebut dan memberikan semangat ke Lia agar bisa mengerjakan soalnya dengan percaya diri.

"Kerjakan yang mudah dulu! Jangan banyak membuang waktu untuk soal yang sulit. Percaya diri adalah kuncinya! Lakukan dengan senang hati, jangan terlalu tertekan!" Ucapan Dewa yang diberikan ke Lia. Cowok itu mengelus rambut Ceweknya dengan lembut.

Setiap hari selama ujian berlangsung Dewa selalu mengantar dan menjemput Lia dan setelah mengantarnya pulang kerumah, cowok itu selalu menyempatkan diri masuk ke rumah Lia membantu Lia untuk belajar. Tanpa hari tanpa Dewa masuk dan berbincang dengan keluarga Lia. Keluarga Lia sudah sangat dekan dengan Dewa.

Setelah menyelesaikan UAS nya, waktunya menunggu hasil dari kerja kerasnya tersebut. Lia yang menunggu diluar kelas nya bersama Dewa sangat was was dengan nilai yang diraih nya. Semuanya menjadi tegang saat wali kelas dan para orang tua murid menatap keluar kelas yang membuat Lia tidak bisa bernafas. Wajah Lia akhir akhir ini mulai memucat tapj saat ditanya Dewa apa dia sakit, cewek tersebut hanya terdiam dan sesekali mengatakan aku sehat. Penyakit Leukimia yang dia idap semakin buruk. Lia tidak tau bagaimana nanti nasipnya, apakah dia akan hidup atau meninggal diusianya yang masih muda. Tapi dia tetap positif thinking menghadapi semuanya.

Tiba tiba saja Kak Rasyid yang mengambil Rapot Lia menatap lia dengan tatapan yang tidak bisa dijelaskan.

"Maaf kak! Lia sudah berusaha semampu Lia!" Cewek itu menunduk meminta maaf kepada kakaknya.

Dewa langsung mengambil rapot Lia yang ada ditangan Rasyid dan membukanya. Cowok itu tidak percaya dengan apa yang tertulis di dalam rapot tersebut tapi, tawa bahagia Rasyid pecah melihat adiknya berekpresi sepeti itu. Lia yang melihatnya pun bingung dan melihat isi rapot yang dipegang oleh Dewa.

"Nilai yang sempurna!" Gumam Dewa heran.

Dew menatap pacarnya dengan senyuman bangga dan Lia yang masih melihat dengan teliti nilai nilainya berekspresi dingin seakan tidak percaya dengan apa yang telah dia capai.

Ucapan selamat dari kedua cowok yang dia sayang itu terlontar dan dengan bahagia dia memeluk kakaknya dengan haru. Bahkan tak sadar setetes air mata mengalir dipipi Lia yang bahagia.

"Jadi, hari ini lo traktir gue!" Teriak Dewa senang yang disambut ketawa kecil dari Lia dan Rasyid.

"Traktiran dong Lia! Lo  rengking satu dengan nilai tertinggi hampir mengalahkan Dewa, Barga dan Leo nih" teriak Zera yang melihat nya.

"Traktiran dong!" Ucap Barga senang.

Akhirnya Lia menteraktir makan teman temannya di kafe biasa mereka nongkrong, disana ada Zera, Barga, Laras, Leo, Jeno, Kak Dewi dan Kak Rasyid serta tak lupa Dewa dan Lia.
Hari itu adalah hari yang paling bahagia karena mereka semua tidak akan mendengan ucapan membanding bandingkan anak tetangga.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro