Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Chapter 15 : UAS (Ganjil)

Hari belajar biasa sisa satu minggu tersisa sebelum hari H menghadapi ulangan semester ganjil. Semua siswa sibuk mempersiapkan ujian dengan mengejar materi yang mereka tinggal agar tidak mendapatkan nilai rendah dan dimarah mama. Kalau dimarah mama, itu hal biasa. Tapi kalau dibandingkan dengan anak tetangga?! Itu sangat meremas hati yang sedang terpuruk. Tapi itu tidak berlaku dengan cowok bernama Dewantara, saat yang lainnya tengah mempersiapkan ujian yang akan dilaksanakan satu minggu lagi. Cowok itu malah asyik bermain PS4 bersama kedua temannya Barga dan Leo di rumahnya yang membuat kak Dewi heran melihat kelakuan adiknya dan temannya yang sangat sengklek itu.

Kak Dewi hanya melihat mereka bermain PS4 di balik pintu kamar Dewa sambil makan kacang kulit.

"Hai... bukannya belajar, malah main game ya kalian" dengan wajah kelas kak Dewi melempat beberapa kulit kacang ke arah Dewa dibalas lirikan tajam adiknya tersebut.

"Nanti saja belajarnya kak, ini lagi seru nih" Barga yang sudah seperti adiknya sendiri oleh Dewi membuatnya geram sampai menghampiri Barga dan menarik telinga nya dengan perasaan geram.

"Bilang apa?! Sini yang belajarnya nanti... ah"  Kak Dewi tak segan segan memukul pundak adiknya yang mengajak adik kesayangannya Barga main PS yang belum pernah dia coba seumur hidupnya.

Kak Dewi gak habis habisnya memarahi Barga dan Leo karena main game yang gak bermanfaat sama sekali.

"Bagaimana mau masuk Fakultas kedokteran kalau kalian main game kek gini saat ujian sudah dekat?" Omel Dewi membuat Barga terdiam sejenak yang membuatnya kalah di permainan.

"Ish... sapa juga yang mau masuk FK kak?! Dewa lebih milih main game dari pada belajar" ujar Dewa cetus.

"Apa masuk FK sesulit itu kak?" Tanya Barga datar membuat Dewa dan Leo membeku seketika dan menatap sahabatnya itu berbicara tentang masuk FK.

"Lo mau masuk FK, Ga?" Ujar Dewa bingung.

Leo mengerutkan dahinya dan memasang mata sipit miliknya terkejut "Lo gak lagi sakit kan? Ga?" Leo memastikam Barga gak demam dengan menempelkan tangannya ke dahi Barga was was.

Barga segera menepis tangan Leo dan mentap kak Dewi dengan dalam "Apa yang harus dilakukan untuk masuk FK kak?" Tanya Barga lagi membuat sahabatnya tak berbuat apa apa lagi, bahkan kak Dewi pun sampai kaku dibuatnya.

"Ah... kau harus lulus tes dulu di Universitas" Jawaban sembrono yang pernah Dewi katakan oleh seseorang.

Kondisi canggung menyelimuti kamar Dewa dan membuat Dewa melakukan hal tidak masuk akal untuk mencairkan suasana. Kak Dewi yang tadi hanya menatap Adiknya dan teman temannya dengan tatapan terkejut kini pergi begitu saja meninggalkan kacang kulit yang dia makan di atas ranjang Dewa dan memikirkan apa yang tadi Barga katakan padanya.

Tak hanya dirumah, cowok itu tetap aja main game yang ada diponselnya di jam istirahat atau pun saat pelajaran sedang berlangsung dan ponselnya kembali di sita oleh Bu Jane yang sedang mengajar. Ini sudah yang ke 10 kali Dewa lakukan selama dia sekolah di SMA Nusa Bangsa, dan sudah 10 ponsel pintar miliknya yang disita oleh guru tersayangnya tersebut.

"Kau melakukannya lagi Dewa? Sini ponsel mu!" Dewa yang berhadapan dengan guru cantik itu langsung nurut tanpa berkutik sedikitpun.

Jam istirahatnya kali ini sangat membosankan. Tidak ada teman, tidak ada pacar dan tidak ada ponsel pintanya tersebut. Cowok itu hanya menyenderkan tubuhnya di depan pintu kelas sambil menatap kosong.
Matanya menangkap sesosok yang dia kenal, seketika dia langsung membangkitkan kembali rohnya yang tadi sedang keluar jalan jalan agar masuk ke dalam tubuhnya kembali dan mengejar sosok yang iya lihat tadi.

Berjalan perlahan menelurusi koridor dan memastikan sosok incarannya tersebut tidak melihatnya. Cowok itu mengikuti sosok itu sampai tempat tujuan.

"Perpustakaan?!" Cowok itu berhenti di depan pintu perpus dan menatap sekeliling dengan senyum penuh teka tekinya.

Cowok itu masuk dan mencari sosok yang sedari tadi dia ikuti. Siswa disana sangat sibuk dengan buku masing masing dan tidak menyadari keberadaan pengacau disana. Kondisi tenang sebelum Dewa mulai mengageti Barga yang duduk di salah satu kursi untuk belajar di perpus.

"Gue cariin kemana mana, ternyata lo disini" ujar cowok itu membuat seisi perpus menatapnya termasuk Lia yang berada tak jauh dari Barga dan Leo.

"Dewa!" Ucap Bu Nurul sambil memukul mukulkan kayu rotan ditangannya yang membuat Dewa seketika menarik kursi dan duduk dengan diam

Kondisi kembali hening, tapi Dewa tetap membuat ulah. Dia mengacak acak buku yang sudah diambil Barga dengan membaca judul buku itu sekilas membuat Dewa teringat apa yang dikatakan Barga kemarin.

"Lo beneran mau jadi dokter, ga?" Tanya cowok itu membuat Leo, Barga, Lia, Zera dan Laraz  yang duduk satu meja dengannya menoleh tak percaya.

"Bukan urusan lo" pekik Barga sembari merapikan buku yang diacak acak Dewa.

"Dari pada gangguin gue, mending lo ajarin tu Pacar lo" ujar Barga yang membuat Dewa diam seketika dan menatap Barga dengan tatapan tidak percaya

"Pacar lo Dew? Siapa?" Tanya Leo bingung dan bertanya tanya

"Lo masih pacaran kan dengan Lia? Lo bahkan masih jadiin foto kalian berdua wallpaper hp lo" ucap Barga tenang yang membuat semua terkejut.

Zera dan Laras yang mendengarnya langsung bertanya kepada Lia tapi dia tidak akan mendapatkan jawaban itu dari Lia.

"Okey... akan gue ajari cewek gue!" Dewa menarik kursinya dan duduk telat di samping Lia dan membantu gadis itu memecahkan masalahnya

Semua hanya melihat mereka dengan diam. Banyak rumor yang menyebar kalau Dewa dan Lia masih berpacaran tapi saat Dewa mengajarinya Lia menyempatkan membuka Room Chat dan mengetik sesuatu yang membuat grub itu seketika hening.

Lia : "Dewa bukan siapa siapa gue! Kalian mengerti?!"

Kalimat pertama yang dia ketik selama ini di Room Chat yang membuat cewek itu di tatap oleh semua siswa saat pergi meninggalkan perpus. Lia memasang wajah datar dan tatapan sinis bagi orang yang membicarakannya saat di koridor. Tapi di balik itu ada Dewa yang membuntuti Lia dari belakang, cowok itu menebar senyum sangat lebar yang membuat siswa perempua yang melihatnya mati berdiri.

Hari demi hari sudah dilewati, setelah kejadian di perpus Dewa lebih giat lagi belajar dan membuat beberapa catatan serta video belajar dan ia kirimkan ke Lia. Setiap hari Dewa menemani Lia belajar dimana pun Lia berada walau keberadaannya sama sekali gak dianggap oleh Cewek itu tapi Dewa tetap setia menemani dan belajar bersama Cewek tersebut.

Bahkan saat hari pertama Ujian Dewa yang pertama kali menyemangati Lia dan berdoa agar Lia dapat mengerjakan soal ujiannya dengan mudah. Dengan senyum yang terbentang diwajahnya yang tampan tanpa kekurangan cowok itu melambaikan tangannya ke arah Lia dari ambang pintu ruang ujian. Setelah itu doa langsung bergegas lari menuju kelasnya untuk mengikuti ujian.

Ujian berakhir dengan lancar, kerja kerasnya selama ini membuahkan hasil. Saat pengumuman hasil ujian keluar Dewa  berada di peringkat satu untuk seluruh siswa di sekolah SMA Nusa Bangsa diikuti oleh Barga yang berada di peringkat 2 dan Leo di peringkat 3. Serta Dewa tersenyum puas saat melihat kenaikan nilai yang sangat pesat Lia yang berada di pringkat 6 untuk seluruh Siswa Nusbang diikuti Zera dan Laraz yang ada di pringkat 8 dan 9. Sungguh pencapaian yang sangat mengagumkan untuk Lia dan teman temannya.

Dewa melihat betapa bahagianya Lia berinisiatif membuat pesta kecil kecilan di kantin kelas 12 untuk merayakan pencapaian nilai yang sangat memukau. Cowok itu turut mengundang Lia, Zera dan Laras, awalnya Lia tidak mau ikut. Dia ingin menunggu mamanya di depan gerbang sekolah untuk menerima rapot. Tapi dia dipaksa oleh Zera dan Laras untuk ikut dan mengiyakan keinginan temannya itu dengan pertimbangan yang sangat matang.

Tak disangka Dewa menyiapkan segalanya. Berbagai macam makanan, eskrim, dan cemilan lainnya tersedia di meja. Lia duduk disamping Dewa dan Laras duduk di samping Barga tentunya serta Leo dan Zera duduk berdua sambil menatap begitu romantisnya teman mereka dengan pacarnya yang berhasil meraih peringkat terbaik tersebut.

Sementara kak Rasyid dan kak Dewi datang bersama sama untuk mengambil rapot adik mereka. Dikelas Lia, kak Rasyid mendapat pujian dengan apa yang telah di capai adiknya tersebut sementara di kelas Dewa, kak Dewi mendapat ocehan Bu Murni yang membuatnya malu hingga ingin cepat cepat menyuntik mati adiknya tersebut. Bu Murni pertama membicarakan nilai yang nyaris sempurna milik Dewa tapi setelah itu dia mendapat celotehan tentang adiknya yang selalu membuat ulah selama berada di semester ganjil ini. Untung aja bukan bunda atau ayah yang mengambil rapotnya kalau tidak bisa mati berdiri ayah sama bunda mendengar kelakuan adiknya tersebut. Tapi sebagai kakak, dia bangga adiknya bisa mendapat nilai nyaris sempurna bahkan bisa dikatakan sempurna dalam sejarah pendidikan.

Setelah menyelesaikan pesta itu, Dewa dan teman temannya yang lain melewati koridor dan tak sengaja berpas pasan dengan kak Rasyid dan kak Dewi yang membuat situasi hening dan tak percaya diantara Dewa dan Lia.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro