Chapter 12 : Dewa vs Ryan
Hari ini cuaca di luar sana sangatlah tidak mendukung, angin yang bertiup kencang dan juga hujan grimis yang menyertainya membuat pelajaran kami dikelas sangatlah mengundang perasaan bagi beberapa siswa. Saat guru keluar dari ruangan kelas saat pergantian jam pelajaran, anak band sekolah yang ada di kelasku mulai memainkan musik dan ada salah satu yang menyanyi. Ya biasa seperti murid dari sekolah lain kami pun juga menggunakan meja, kursi, sapu dan benda benda disekitar kelas untuk menjadi alat musik dan gaya gayaan. Suasana semakin ricuh saat ketua kelas kami bilang jam ini guru hanya menyuruh kami membaca buku karena ibunya ada urusan mendadak.
"Woy!!! Bu Jane gak ada! Dia cuma minta kita baca buku" teriak ketua kelas yang membuat kondisi kelas sangat ribut.
Kami bernyanyi bersama dan melakukan apa pun sepuasnya. Ada yang merekam momen ini dengan HP mereka dan ada juga yang malah tidur menikmati kondisi yang sedang hujan diluar. Kami benar benar membuat keributan sehingga guru kelas sebelah memarahi kami. Saat Pak Yudha datang kami pura pura tidak tau apa apa yang telah terjadi tapi setelah dia pergi kami memulainya kembali.
"Jeno! Ayo menari, jangan diam aja" ucap Raka mengajak Jeno untuk ikutan pesta yang mereka buat
Teman teman satu kelasku sangat menikmati jam kos ini. Mereka ada yang dance KPOP ada yang membuat drama dan lain sebagainya. Aku benar benar senang dan momen ini gak akan pernah aku lupakan bersama teman teman sekelasku. Baru kali ini aku melihat Jeno tertawa dan tersenyum seperti ini, anak itu benar benar bahagia hari ini.
***
Hari ini aku berangkat sedikit terlambat karena aku sibuk untuk menyiapkan karya Mading. Saat aku menyetorkan karya itu ke kak Hasti, setelah menyetorkannya aku kembali ke kelasku untuk memulai pelajaran. Saat aku berjalan menuju kelas ada keributan yang terjadi di dekat loker kelas 12. Aku yang penasaran berusaha untuk bertanya tapi gak ada yang memberitahuku, mereka menganggapku hantu.
"Eh... ada apa disana?" Tanyaku ke setiap murid yang lewat.
Aku yang sangat penasaran akhirnya aku pergi menuju pusat keributan itu. Ya saat aku datang, aku tidak bisa melihatnya karena banyak sekali orang yang berkerumun. Aku memanfaatkan tubuhku yang agk kecil untuk menerobos kerumunan itu dan akhirnya aku berada tepat berada di barisan dapan itu. Aku melihat ada dua orang cowok sedang berkelahi di sana, aku lihat itu adalah Ryan dan Dewa.
"Ups" aku terkejut saat melihat mereka berkelahi
Baku hantam tidak bisa terselesaikan, tiba tiba Jeno masuk ke sana untuk melerai mereka berdua. Jeno awalnya terkena pukulan dari Dewa karena Dewa salah sasaran. Dia ingin memukul Ryan malah kepukul wajah Jeno. Jeno yang berusaha melerai perkelahian mereka akhirnya berhasil dibantu oleh Leo dan Barga yang datang bersama Pak Zain dan Pak Yaqin, dua guru agama yang paling ter pokoknya. Jeno yang berusaha menjauhkan Dewa dari Ryan sangat marah dia berulang kali memerahi Dewa dengan ucapan yang sangat pedas. Dewa hanya bisa terdiam sementara Ryan di jaga oleh Leo dan Barga berusaha untuk kembali menyerang Dewa. Saat itu posisiku dengan dewa hanya beradapan. Dewa menatapku dengan perasaan bersalah. Dia berulang kali mengisyaratkan agar memaafkannya, dia selalu menundukan pandangannya dariku dan sesekali memegang wajahnya. Dewa menghapus darah yang keluar di bibirnya dan pelipisnya.
"Dewa!!! Apa apaan ini?! Lo bener bener buat malu tau lah" bisik Jeno sambil memegang pundak cowok itu.
"Dew!!! Hilangkan semua sifat kekanak kanakanmu itu"
Dewa hanya terdiam, Dewa dan Jeno dibawa oleh Pak Zain dan Pak Yaqin untuk pergi keruang BK. Saat mereka dibawa ke ruang BK mereka hanya bisa terdiam tapi tetap dipegangi oleh Jeno, Barga dan Leo kalau tidak mereka berdua akan baku hantam lagi.
Saat berada di ruang BK, sudah ada para guru killer yang menunggu mereka berdua. Mereka berdua didudukan di tempat terpisah untuk diobati luka mereka termasuk luka yang ada di wajah Jeno akibat pukulan keras yang dilontarkan oleh Dewa. Setelah mereka diobati, Dewa dan Ryan didudukan berdampingan dihadapan para guru BK termasuk Pak Zain. Ya kalau pak Zain yang megang pasti banyak sekali pertanyaan yang terlontar kan oleh beliau.
"Apa sih masalahnya sih anak anaku? Kenapa kalian bisa melakukan atraksi itu?" Tanya pak Zain sambil bercanda agak tidak tegang
Kedua anak itu hanya terdiam, sementara itu pak Siwa membubarkan murid murid yang berdiri di luar ruang BK untuk melihat apa yang di lakukan pak Zain dan guru yang lain kepada kedua cowok sok jagoan itu.
"Kembalilah ke kelas kalian atau bapak beri hukuman" saat pak Siwa mengatakan itu semua murid langsung pergi lari kebirit birit.
Aku kembali ke kelasku bersama Zera dan Laras, kami memikirkan hukuman apa yang akan didapatkan oleh kedua cowok tampan itu. Aku benar benar kahawatir, kami membicarakan mereka berdua.
"Sepertinya biang dari masalah ini adalah Tasya!" Ucap Laras kesal.
"Eh... jangan buruk sangka dulu, sapa tau ada masalah lain" ucap ku kesal
"Bisa jadi lah Lia! Begini ya, kenapa kok bisa tiba tiba Ryan datang ke sekolah ini padahal kan dia masih memiliki waktu satu bulan lagi di Amerika?" Prasangka Zera
"Bener tu! Pasti Tasya yang sok cantik itu biang masalahnya"
Kami berpikir keras agar tidak membawa nama Tasya tapi itu tidak bisa. Kami memiliki pendapat yang berbeda tapi satu inti.
"Oh iya... kemana perginya Tasya?! Biasanya kalau ada baku hantam kek gini tu dia yang paling semangat untuk melihat dan merendahkan bukan" ucap Laras
"Bener juga! Kemana perginya cewek pembawa masalah itu?"
Perasangka buruk kami terus menerus berkembang dan ntah sampai mana kami mengghibahi Tasya dengan kejadian hari ini. Di sisi lain hanya tinggal Dewa dan Ryan dan para guru di dalam ruang BK. Mereka berdua di introgasi layaknya seorang penjahat yang sudah melakukan pembunuhan sadis.
"Dia duluan yang buat masalah denganku!" Ucap dingin Ryan
"Aku!? Bukan nya lo yang datang datang mukul gue? Hah!" Teriak Dewa tidak terima
"Ya! Kalian ini! Duduk lah"
Saat itu Ryan menceritakan semua yang terjadi tapi itu bertentangan dengan menjelasan yang diberikan Dewa yang membuat Pak Zain dan para guru yang ada disana bingung untuk menentukan siapa yang salah.
"Jadi kalian bertengkar hanya karena Cewek?" Tanya Pak Zain sambil mengelengkan kepalanya.
"Dewa gak bertengkar karena Cewek! Siapa juga yang memiliki hubungan dengan Tasya? Pak Dewa ini adalah korban, Dewa tiba tiba diserang tanpa alasan" jelas Dewa
"Sudah lah. Nanti bapak akan pikirkan jalan keluarnya dan sebelum itu bapak minta buku kepribadian kalian dan bapak akan menghubungi orang tua kalian untuk datang kesini. Karena kalau bapak kasih surat, kalian gak akan pernah memberikan surat itu ke orang tua kalian"
"Pak! Jangan gitu ya. Jangan panggi orang tua ku datang" pinta kedua cowok itu.
"Tidak bisa!"
"Pak saya mohon pak, saya minta maaf ya kepada Ryan. Masalah selesai"
"Ryan aku minta maaf, aku gak akan ngulangi itu lagi"
Pinta mereka berdua tidak di gubris oleh pak Zain. Mereka akhirnya di bawa oleh pak Zain untuk pergi ke mushola sekolah. Disana mereka disuruh untuk berwudhu dan mengambil saf untuk sholat duha agar hati mereka tenang. Setelah melakukan sholat duha mereka diminta untuk membaca Al Quran sebanyak mungkin sampai Pak Zain menyuruh mereka berhenti.
Lantunan ayat suci Al Quran yang dibacakan oleh Dewa membuat pak Zain dan Ryan ternga nga. Ya tak heran cowok itu adalah seorang Qori yang telah banyak memenangkan lomba. Pak Zain menjulukinya sebagai "Qori yang ter..." karena biasanya seirang Qori itu bagus ibadahnya, gak nakal apa lagi berkelahi dan pacaran tapi ini berbeda jadi pak Zain sangat menyayangkan hal itu.
Aku beritahu ya, apa sih yang kurang dari Dewa? Cowok yang keren, pintar, kaya, humoris,seorang atlit, dan pintar ngaji lagi. Apa sih yang kurang darinya tapi sih yang sangat disayangkan dia masih sedikit nakal. Tapi itu bisa dimaklumi karena dia anak laki laki, sifat nakalnya pasti ada didalam dirinya walaupun hanya sedikit.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro