Chapter 10 : Dewa aku gak mau kehilanganmu
"Dewa, aku mau kita putus!"
Kata kata yang aku tulis untuknya di WA pada pukul 00:00. Aku begitu sedih saat aku mengetiknya tapi aku harus bisa bersikap biasa biasa aja saat kami bertemu di sekolah.
"Lia! Dimana kau?"
"Apa lo melihat Thalia?"
"Gak gue gak lihat dia"
"Lia!"
Cowok itu mencariku ke seluruh sekolah. Dia bener benar mencariku di tempat dimana aku biasa berada.
Saat itu aku berada di ruangan ekaskul Mading yang aku ikuti. Aku kumpul dengan teman temanku sesama organisasi. Kami membicarakan tema apa yang akan di publikasikan di Mading minggu depan. Aku bertugas sebagai pembantu sekertaris Kak Hasti dan sebagai penulis Cerpen dan beberapa puisi.
"Lia! Dewa sedang mencarimu! Dia manghambur seluruh sekolah"
"Biarkan saja." Ucapku datar
"Eh... tumben, kamu lagi bertengkar dengan nya?"
"Jangan bahas dia lagi. Malas aku, ya udah kak Lia kembali kekelas dulu"
Aku bersikap dingin dan tidak tau menahu dengan apa yang dilakukan Dewa. Saat aku berada di kelas,Dewa menungguku dengan duduk di banguku ku. Dia menatapku dengan tatapan sangat marah. Tanpa berbicara sesuatu dia menghampiriku dan membawaku pergi ke suatu tempat.
"Apa ini?" Sambil menunjukan pesan yang aku kirim ke padanya
"Itu..."
"Lia, ini kamu bercanda kan? Ini gak benerankan?" Dewa menatapku dengan tatapan tidak percaya
"Ini beneran Dewa!" Cowok itu menundukan kepalanya dan memalingkan pandangannya dari ku.
"Ah... bahkan aku tidak tau alasan kenapa kamu putusi aku!"
"Ya sudah jika itu maumu, aku akan menerimanya"
Setelah mengatakan itu kepadaku dia langsung pergi meninggalkan ku sendirian. Dia berjalan dengan pasrah. Dia benar benar tidak percaya dengan keputusanku tapi apa lah dayaku. Ancaman yang diberikan Tasya dan teman temannya selalu menghantuiku apa lagi saat aku lihat Tasya dan Keluarga Dewa sangat dekat.
2 hari telah berlalu aku datang ke sekolah di antar oleh kakak ku. Aku melihat keadaan sekolah begitu tidak menyenangkan. Rasa takut untuk di bully kembali lagi. Ntah keputusanku itu benar atau tidak tapi aku sudah melakukannya. Aku menyadari, waktu tidak bisa diulang. Aku harus bisa melewati ini sendiri.
Saat aku mengecek mading sekolah apakah sudah ada perubahan disana aku melihat ada beberapa gambar yang sangat indah. Aku bertanya kepada semua orang yang ada, gambaran siapa itu tapi tidak ada yang tau
"Eh... apa kamu tau gambaran milik siapa ini?" Tanyaku
"Maaf aku gk tau" jawabnya
Aku sangat penasan gambaran siapa itu. Karena anggota mading gak pernah membuat gambaran seperti itu. Mereka gak ada yang memiliki aliran gambar seperti itu.
"Kau lihat gambar itu Jeon Somi?" Suara seorang yang pernah aku kenal
"Ah... aku menggambar beberapa dari salah satu kenangan kita dan aku menyuruh Hasti untuk menempelnya di Mading Sekolah"
Aku melihatnya menatap Mading dan beberapa kali menatap ku dengan senyumnya. Saat itu aku langsung pergi dari sana menuju ruang kelas, aku berulang kali menoleh kebelakang dan melihat dia masih menatap Mading dengan senyumannya.
Saat menuju kelas, semua orang yang aku lewati menatapku dan menggosipkan ku. Sama seperti awal saat aku dikabarkan berpacaran dengan Dewa. Tapi saat ini berbeda, mereka melakukan itu saat aku putus dengan Dewa. Ya, aku gak heran waktu mereka bersikap seperti itu kenpa? Karena Dewa adalah pangeran nya SMA Nusa Bangsa.
"Lia! Kabar itu?" Teriak Zera
"Ya itu benar" ucap ku datar
"Kau ini benar benar ya..."
"Sudah lah itu sudah terjadi aku gak mau membahasnya lagi"
"Tapi..."
"Assalamualaikum, Selamat pagi anak anak"
Selama jam pelajaran aku hanya terdiam, aku melihat Jeno berulang kali menatapku. Semua orang yang dulu dekat denganku semuanya sekarang berubah. Ntah karena sikapku yang berubah atau apa aku tidak tau.
"Assalamualaikum, Aku pulang" Salam Dewa
"Hmm... Tumben lo pulang sekolah langsung pulang?" Tanya kak Dewi
"Kenapa sih kak, gue pulang cepat lo marah, gue pulang lambat lo marah"
"Bukannya marah, cuma tanya aja. Kan gk kayak biasanya"
"Iya iya..."
"Dewa! Cepat ganti baju. Kita makan bareng"
"Iya kak"
Dewa pulang ke rumahnya dengan sangat cepat membuat semua orang dirumah bingung. Saat dia turun untuk makan bersama dia melihat seluruh anggota keluarganya sudah duduk menunggunya. Cowok itu duduk disamping Kak Dewi. Saat mereka sedang makan, tiba tiba Eyang menanyakan keberadaan Lia yang sekarang jarang datang main kerumah Dewa.
"Dewa, apa Lia baik baik aja? Kok dia jarang main ke rumah lagi" tanya Eyang membuat seluruh keluarga terkejut termasuk Dewa
"Ah... Lia sedang sibuk akhir akhir ini Eyang. Jadi dia gak bisa datang untuk main" Jelas Dewa secara sepontan.
Kak Dewi memperhatikan gerak gerik Cowok itu yang sangat mencurigakan. Saat setelah selesai makan Dewa langsung pergi meninggalkan tempat makan dan langsung pergi kekamarnya.
Dewa mengambil Gitar dan memainkan lagu sedih dan Kak Dewi yang mengintip dari luar kamar tiba tiba aja masuk dan menanyakan apa yang terjadi padanya dan Lia. Cowok itu tanpa sungkan langsung menceritakan apa yang telah terjadi padanya.
"Jadi kau putus dengan Lia! Dan lo gk tau kenapa dia putusi lo?"
"Iya Kak, tapi Dewa gk mau putus dengannya. Dewa dah terlanjur Cinta"
"Wkwkw... kayak lagu aja terlanjur cinta."
Kak Dewi langsung menyanyikan lagu itu.
"🎶 Aku terlanjur cinta kepadamu
Dan telah 'ku berikan seluruh hatiku
Tapi mengapa baru kini kau pertanyakan cintaku?🎶"
"Sudah kak, jangan nyanyi yang galau"
"Lah kan kamu sekarang lagi galau. Eh lo kan pengen mempertahanin Lia. Gua bisa bantu lo untuk ini. Tenang aja ada Kakak mu ini, apapun masalah adek gua. Gua akan bantu dan itu pasti akan berhasil"
"Emang apa rencana lo?"
"Hmm. Yang pertama..."
Ke esokan harinya saat jam istirahat, aku dan teman teman tidak kekantin karena kami sudah janjian untuk mebawa bekal sendiri dari rumah. Saat kami mengeluarkan kotak makan kami. Tiba tiba Dewa datang membawa tes yang berisi kotak makan. Dia menaruhnya di meja ku. Setelah dia menaruh makanan itu dia langsung pergi tapi dia sempat berkata.
"Makan lah itu, Bunda membuatkan nya untuk mu. Jangan hancurkan perasaan Bunda sama seperti lo menghancurkan perasaan gue"
Saat dia meninggalkan kelasku aku membuka tas itu dan aku melihat ada catatan kecil di tutup bekal itu.
Note : Makan lah yang banyak, jangan sampai sakit aku cinta kamu😘
Setiap hari dia mengantarkan ku makanan selama seminggu atas nama Bundanya. Hatiku luluh setiap dia mengantarkan makanan itu dan memberiku senyuman nya yang manis.
Selama seminggu ini dia melakukan banyak sekali sesuatu yang tidak pernah dia lakukan. Seperti menggambar dan menempelkan gambarannya di Mading, selalu mengantarkan ku makanan, datang kekelasku mengantarkan buku catatan yang dia catat untuku belajar, selalu membantuku mengerjakan tugas, menjadi tutor belajar dan memvideo nya dan banyak lagi. Setiap cowok itu melakukan hal hal itu dia tak pernah lupa memberikan note berisi permintaan maaf nya kepadaku. Dia tau bahwa aku memutuskannya agar orang tuanya bisa melanjutkan perjodohannya dengan Tasya. Tapi hari ini aku benar benar tidak bisa menahan rasa cintaku dan rasa sesalku karena memutuskan secara sepihak. Aku berencana untuk mengajaknya ketemuan di salah satu restoran tempat biasa kami datangi untuk makan malam dan dia menerima ajakan ku.
Aku menunggunya di restoran itu dangan sabar dan rasa deg degan. Cowok itu akhirnya datang walaupun terlambat 10 menit dari janji kami karena perjalanan sangat macet.
"Maaf aku terlambat" cowok itu datang dengan Gaya yang sangat keren seperti Do Kyung Seok di My Id Is Gangnam Beauty
"Tidak papa" aku melihatnya sangat kagum. Visualnya begitu terlancar.
"Mmm... apa kamu sudah pesan makanan?" Tanya Cowok itu
"Ah... Aku sudah memesan makanan, mungkin sebentar lagi datang" jawabku gugup
"Dewa" "Lia" ucap kami bersama sama
"Kamu aja duluan" ucapnya
"Gk... kamu aja" ucapku
"Hmm... kamu lah. Kamu kan Cewek. Cowok harus mengalah"
"Baiklah... Dewa, aku.." tiba tiba makanan yang aku pesan telah tiba.
"Jadi gini... Dewa, aku..."
"Aku minta maaf juga dengan mu. Ini salahku, aku gk mau kita putus" ucapnya yang membuatku luluh. Ekspresinya tidak bisa aku gambarkan
"Ah... kalau tentang itu... aku!"
"Lia ku mohon! Jangan hancurkan hatiku dan keluarga ku. Aku gak mau kita pisah. Kumohon"
"Begini saja. Coba kau lupakan kata pisah di dalam pikiran mu. Anggal saja kita lagi bertengkar dan saat ini mencoba untuk baikan kembali"
"Tapi!?..."
"Ku mohon... ini semua bukan beneran kan. Ini hanya mimpi ku saja kan?"
"Dewa... sebenarnya. Aku gak mau kehilangan mu. Tapi..."
"Tapi apa?"
"Aku... takut. Karena..."
"Tasya? Apa yang dia lakukan kepadamu"
"Bukan gitu... Lebih baik kita jalanin aja dulu lagi"
"Jadi..." Cowok itu tersenyum senang dan dia tau apa yang aku maksud.
"Bukan itu... aku mohon menjauh lah dari ku. Aku gk mau kamu muncul di kehidupanku lagi" aku meninggalkannya begitu aja di sana dan dia tetap terdiam tanpa bergerak sedikitpun
Aku benar benar sangat egois saat itu, dia menyangka bahwa aku akan belikan dengannya tapi sebenarnya tidak.
"Maafkan aku Dewa, aku telah memberimu harapan itu" kata hatiku yang sedang menangis
"Sorry Lia, aku telah memberimu harapan dan aku juga berharap dengan mu" suara hati Dewa.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro