Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

📘 1. Segelas Kehadiran

Jangan lupa untuk segera meminumnya.

|DV:NA|

"Terima kasih, pak!"

"Iya, sama-sama, dek."

Gemuruh roda bergesekan dengan jalan. Kereta kuda itu pun pergi. Meninggalkanku di depan sebuah taman kompleks perumahan.

Rumah-rumah kokoh berjejer. Jalanan kota terbuat dari paving batu. Kedai serta beberapa stan dagang penuh orang-orang sibuk mencari nafkah. Yap, salah tidak lagi! Aku sudah sampai di Kota Ankessor.

Tampak ada seorang anak perempuan berdiri dalam naungan pohon di taman tersebut. Di dekatnya ada meja yang bawahnya ditutupi kain bertuliskan 'jual es jeruk'.

"Permisi, berapa harga untuk satu gelasnya?" tanyaku pada anak perempuan yang tampak lebih muda dariku.

"Tiga Arta, kak," balasnya.

"Owh, aku beli satu, ya."

"Baik," tidak lama setelah ia mencampurkan cairan kental berwarna oranye dengan air dan empat butir es batu ke dalam gelas kaca, ia pun berbalik padaku seraya memberikannya, "ini kak. Jangan lupa untuk segera meminumnya."

Tiga keping koin kuserahkan. Setelah berterima kasih, bangku di bawah pohon itu langsung kulibas! Memposisikan diri sesopan dan senyaman mungkin. Ah, es jeruk di siang hari benar-benar pas. Juga, kehijauan rumput seperti alas yang rapi serta hiasan tanaman bonsai di depanku, taman ini luar biasa.

Sedikit lagi aku meneguk cairan dingin itu, terdengar seseorang memanggilku. Dari suaranya, itu Tante Leis. Segera aku meletakkan minuman ini terlebih dulu dan menyambut kedatangannya.

"Aaaaa, Adrea. Akhirnya tante ketemu lagi sama Adrea~" pekiknya dan langsung memelukku, tidak memedulikan kausku yang basah oleh keringat.

Pelukan ini benar-benar panas dalam siang yang terik. Namun rasanya, kelelahanku terangkat ringan. "Tante~! Iya, aku juga kangen sama tante."

Empat detik, lalu tante melepaskan pelukannya. "Aduh, kamu kucel sekali. Ayo, kita langsung ke rumah. Kamu juga pasti lelah."

Aku mengangguk juga mengiyakan lirih. Tenggorokanku seperti Sahara saja. Aku lalu berbalik, menuju ke gelas kaca berisi es jeruk yang tadi kuletakkan di atas bangku.

Lho? ke mana es jerukku?

"Kakak, ini es jeruknya." Seketika aku menoleh ke samping. Anak perempuan yang menjajakan es tersebut memegangnya. Apa yang dilakukannya?

"Maaf, Kak, jadi gelas kacanya hampir meleleh. Gelas ini terbuat dari Vis Vitreus. Jadi aku memperbarui Visnya karena tadi hampir menguap semua."

Oh, aku mengerti sekarang. "Wah, terima kasih banyak, dek." Rupanya dia memiliki kemampuan untuk menciptakan kaca, seorang pengguna Vis Vitreus.

Anak itu pun kembali ke mejanya setelah membalas senyumku. Empat detik, es ini pun raib tak bersisa. Aku lalu bangkit dari duduk dengan ransel kecil menggantung di tangan sedangkan Tante Leis membawakan tas punggung yang agak berat.

"Sudah minumnya?"

Aku mengangguk dan mengiyakan dengan suara yang kali ini seceria oasis. Hehe. Takaran gula dan jeruknya sempurna!

Aku iri pada anak itu, dia sudah bisa mencari uang sendiri. Huhu, apalah dayaku, dalam menggunakan Vis, menciptakan air sebesar bola sepak saja sulit. Jika lebih besar, fokusku selalu buyar sehingga bola air itu pun pecah.

Aku pengguna Vis Aqua. Vis adalah sebutan bagi Venevisium, energi untuk menciptakan atau mengendalikan. Apa yang diciptakan atau dikendalikan dipengaruhi oleh yang namanya aspek.

Aqua dan Vitreus adalah salah dua bentuk aspek Vis. Aku lupa ada berapa jumlah semua aspek yang ada, ugh, padahal itu pelajaran waktu di sekolah dasar.

Dasar aku!

Aku bisa menciptakan air, tetapi meminum air dari Vis Aqua adalah hal percuma. Karena, setelah kandungan Vis di dalam air tersebut habis, cairan itu pun akan hilang seolah tak pernah ada.

Lagi pula, ayahku bilang meminum air murni tidak semenyehatkan air minum biasa.

"Adrea, kamu mau ke mana? Rumah tante di sini."

"He?!" Astaga, melamunnya kelewatan.

...

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro