Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Devil Beside You |4.1

Disini Naeun berada, di hadapan Jaehwan yang menatap lurus kearahnya. Wajah pria Kim itu terlihat begitu tenang, namun hal itu justru menambah kadar gugup di hati Naeun.

"Kau...mengajakku kemari hanya untuk diam?" Tanya Jaehwan yang langsung disambut gelengan cepat oleh Naeun.

"Aku..mengajakmu kemari, karena ingin membahas hubungan kita" Tukas Naeun kemudian.

Jaehwan menyilangkan tangannya dibelakang punggung, guna menyembunyikan jemarinya yang mengepal keras.

"Jaehwan, mungkin ini terdengar jahat untukmu. Tapi..." Naeun mengigit bibirnya pelan. "Aku ingin mengakhiri hubungan kita"

Sakit, itu hal yang pertama Jaehwan rasakan saat itu. Padahal sudah semalaman pria itu coba mempersiapkan dirinya mendengar kalimat barusan dari Naeun. Tapi...bahkan sampai saat ini hatinya tetap tak siap mendengar hal tersebut.

"Maafkan aku Jaehwan, kau bisa membenciku atau mar...."

Jaehwan segera berlalu meninggalkan Naeun, bahkan tanpa menunggu gadis  Son itu menyelesaikan kata2nya.

Dengan langkah tergesa, Jaehwan mengarahkan tungkainya menuju halaman belakang kampus yang terbilang sepi. Air matanya pun lolos dari kedua netranya, tepat disaat langkahnya terhenti.

"Ingin berbagi kesedihan denganku? Atau kau hanya akan menangis seperti itu seorang diri?" Sebuah suara memaksa Jaehwan menoleh.

Sosok Eunji sudah berada disana, memandang datar pada Jaehwan sambil mengacungkan tissu padanya.

"Pergilah, aku tak perlu seseorang untuk menghiburku" Jawab Jaehwan sambil membuang pandangannya dari Eunji.

"Siapa bilang aku ingin menghiburmu?" Eunji mengayunkan langkahnya mendekati Jaehwan.

"Aku kemari ingin mengajakmu berkencan" Tambah gadis Jung itu kemudian.

Jaehwan terkejut lantas kembali melayangkan pandanganya pada Eunji.

"Kau gila? Hubunganku dan sahabatmu baru saja berakhir" Ujar Jaehwan.

"Lalu?" Dengan acuhnya Eunji membalas ucapan Jaehwan.

"Perasaanku pada Naeun, tidak bisa hilang hanya dengan satu kata putus Jung Eunji"

"Aku tak memintamu menghilangkan perasaanmu pada Naeun. Aku...hanya memintamu untuk pergi berkencan denganku. Hanya itu, tidak lebih"

Sebuah tawa sarkas Jaehwan lontarkan pada Eunji.

"Kalian benar2"

Hanya satu kalimat itu, kemudian Jaehwan berlalu begitu saja meninggalkan Eunji disana.

*

Naeun berjalan lesu kearah halte bus dekat kampusnya. Wajah kecewa Jaehwan juga cara pria itu meninggalkannya menghadirkan rasa bersalah di hati Naeun.

CKIIIIT

Naeun tersentak, manakala motor Daniel berhenti tepat di sisinya.

"Apa2an kau ini? Membuat kaget saja" Sungut Naeun saat Daniel membuka helm yang ia kenakan.

"Siapa suruh noona melamun" Balas Daniel sambil memperlihatkan senyum lebar andalannya.

"Aku tidak melamun" Sanggah Naeun cepat yang justru dibalas tatapan tak percaya oleh Daniel.

"Aku benar2 tidak melamun"

Kali ini Daniel tertawa keras lalu mengangguk2 pelan.

"Ok, anggap aku percaya pada ucapan noona" Tukasnya membuat Naeun berdecak kesal.

"Sekarang kau harus ikut aku" Ajak Daniel kemudian.

"Kemana?"

"Nanti kau juga tahu, ayo" Dengan senyum misteriusnya, Daniel menyerahkan sebuah helm kepada Naeun.

Meski sempat ragu, tangan Naeun pada akhirnya meraih helm pemberian Daniel dan menggunakanya.

"Cepat naik" Perintah Daniel yang langsung dilakukan Naeun.

Dengan memegang bahu kekar Daniel, Naeun pun menaiki motor besar pria Kang itu.

"Pegangan yang erat" Lagi Daniel berujar sebelum motor miliknya menderu membawa tubuh mereka berlalu dari tempat itu.

*

"Restaurant Jepang?" Naeun berujar bingung manakala dirinya dan Daniel tiba di sebuah rumah makan Jepang yang cukup mewah.

"Kenapa kau mengajakku kemari?" Tanya Naeun sambil menatap kearah Daniel yang sudah berdiri disisinya.

Tak ada lagi senyum yang sempat Naeun lihat beberapa saat yang lalu. Wajah Daniel kini terlihat begitu datar dengan tatapan kosong yang mengarah lurus ke depan.

"Dan..."

"Daniel, Naeun....kalian sudah sampai" suara yang begitu familiar terdengar dari belakang tubuh mereka, membuat Naeun segera memutar tubuhnya.

"Om..omma, samchon?" Dengan wajah kaget Naeun menatap pasangan kekasih tersebut.

Daniel pun ikut berbalik, sembari menarik seulas senyum hambar di wajahnya.

"Maaf kami terlambat, tadi samchon harus mengurus beberapa hal dulu" Sooro berujar kepada Naeun.

"Hanya merasa bersalah pada noona? Tidak padaku?" Daniel berujar ketus.

Sooro pun langsung memandang Daniel, kemudian merentangkan tangannya berniat memeluk sang anak "Aigoo....putra appa cemburu ya"

Tak mau mendapat pelukan dari ayahnya dengan cepat Daniel justru mengelak, membuat Sooro nyaris tersungkur karena ulahnya.

"Ya! Apa yang kau lakukan?" Bentak Naeun sambil memukul keras pundak Daniel.

Bukan kesal atau marah, Daniel justru tersenyum lebar seolah dia menyukai cara Naeun menegurnya.

"Dasar masokis" gerutu Naeun dalam hati.

"Aku sudah lapar, bisa kita langsung masuk ke dalam saja" Tukas Daniel sambil memasang wajah memelas yang dibuat2.

"Baiklah...ayo kita masuk saja" Balas Sooro setuju.

*

Suasana makan siang hari itu terlihat begitu janggal bagi Naeun. Melihat bagaimana ibunya melayani ayah Daniel, membuat hatinya sedikit tak rela.

Naeun menunduk dalam guna menghindari pemandangan itu, sampai ia merasakan sebuah tangan hangat menggenggam jemarinya di bawah meja.

"Daniel" Lirih Naeun dalam hati sambil menatap pada pemuda yang lebih muda darinya itu.

Daniel tak balas memandangnya, namun dari senyum yang pria itu ukir, Naeun tahu kalau sang kekasih memahami perasaannya.

"Naeun...kau tidak malan sushinya?" Tanya Sooro membuat Naeun sedikit tersentak.

Matanya pun segera mengarah pada shusi yang Sooro maksud, lantas buru2 melahap hidangan itu.

"Pelan2 kau bisa terse..."

"Uhuk....uhuk" Belum lagi Seah menyelesaikan ucapannya, Naeun justru sudah tersedak.

Cepat tangan Daniel yang bebas memberikan segelas air pada Naeun.

"Gomawo" ujar Naeun setelah rasa tersedaknya hilang.

"Sama2 noona" Balas Daniel dengan suara yang terdengar sok imut.

"Wuah....mereka itu benar2 lucu saat bersama" Seah berujar heboh sambil menunjuk kearah Naeun juga Daniel.

Keduanya pun langsung mengarahkan tatapan mereka pada Seah, sebelum kembali saling memandang.

"Benar, mereka bahkan terlihat begitu serasi. Seperti sepasang kekasih" Timpal Sooro yang seketika membuat jantung Naeun berdetak tak karuan.

Gadis Son itu pun buru2 menarik tangannya dari genggaman tangan Daniel, membuat wajah pria itu berubah kecewa.

*

"Kau marah padaku?" Naeun bertanya pada Daniel yang mengantarnya pulang.

Sang ibu tak ikut pulang bersamanya, karena harus menemani Sooro membeli beberapa hal untuk pernikahan mereka.

"Marah untuk apa?" Bukan menjawab, Daniel justru balas bertanya pada Naeun.

"Karena...." Naeun mengantung kata2nya sendiri sambil mengigit pelan bibir bawahnya.

"...karena tadi aku menarik tanganku dari genggaman tanganmu" lanjutnya kemudian.

"Kekanak2an sekali marah hanya karena hal itu" Elak Daniel sambil merampas helmnya dari tangan Naeun.

Naeun sedikit berjengit, lalu menatap Daniel yang sudah menyalakan motornya.

"Jangan marah" Pinta Naeun sambil meraih jemari Daniel.

"Hatiku sakit kalau kau marah padaku" Tambahnya lagi yang akhirnya berhasil meluluhkan Daniel.

Pria Kang itu pun menghela nafas pelan, kemudian mengusap lembut puncak kepala Naeun.

"Aku tak marah" tukas Daniel kemudian.

"Benarkah?" Neun memastikan

"Hmmm"

"Kalau begitu tersenyumlah untukku" pinta Naeun dengan gaya aegyonya.

Daniel tak bisa untuk tak tersenyum saat melihat tingkah lucu kekasihnya itu.

"Wuah...kekasihku tampan sekali" Puji Naeun membuat Daniel tersipu.

"Sudah...aku harus pulang" tak ingin Naeun terus menggodanya, Daniel pun pamit.

"Nanti kalau kau sampai di rumah kabari aku" Pesan Naeun.

Daniel mengangguk kemudian menyalakan motornya. Tangannya pun melambai pada Naeun yang langsung dibalas oleh gadis bersurai panjang itu.

Naeum tersenyum,memandan kepergian Daniel dari tempatnya berdiri. Gadis Son itu terlalu bahagia, hingga tak menyadari ada seseorang yang sejak tadi memperhatikannya.

"Senyumlah selagi kau bisa Son Naeun, karena...akan kupastikan kau akan menangis setelah hari ini" tukas sosok itu kemudian berlalu.

TBC_

Langsa, 22 Februari 2019
11:41

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro